ZULFIKAR

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
SSI (sabar, syukur, dan istiqomah)

SSI (sabar, syukur, dan istiqomah)

Ketika kita bicara tentang Istiqomah.

Direndahkan tidak akan mungkin menjadi sampah.Disanjung juga tidak mungkin setinggi rembulan di langit.

Maka jangan risaukan dengan omongan-omongan orang sebab setiap orang membacanya dengan pemahaman dan pengalaman yang berbeda.

Lanjutkan terus langkah-langkahmu selagi di jalan yang benar.Meskipun terkadang kebaikan tidak selalu dihargai.

Tidak usah repot-repot menjelaskan tentang siapa kamu karena yang menyukai mu tidak butuh itu, dan yang tidak sejalan denganmu tidak mempercayai itu.

Hidup itu tidak selalu bicara tentang siapa yang terbaik, tapi siapa yang mau berbuat baik.

Andai dizalimi, jangan pernah berpikir dan berkeinginan untuk membalas dendam tapi berpikirlah dan berbuatlah tentang cara membalas dengan kebaikan.

Karena Rabb kita maha baik.

Tanamkan agar setiap orang lain juga mendapatkan kebaikan sebagaimana yang kita peroleh dari yang maha baik.

Selalulah bersyukur, berdoa, bersabar dan jangan pernah menyampaikan keluhan-keluhan.

Bersabar dan beristiqomahlah.

Sibukkan diri dengan kebaikan, hingga keburukan itu lelah mengikuti kita sehingga ia mengucapkan selamat tinggal pada kita.

Mungkin orang-orang yang tak beriman saja akan berucap....." Sabar itu ada batasnya" dan sering itu kita dengar.

Dan itu tidak berlaku bagi orang yang beriman.

Sabar itu tidak bertepi dan tak berhingga, bahkan sebagai pelengkap keimanan kita.

Jadi......

Sabar itu rela dahulu menerima kehadiran tamu mulia yang bernama masalah.

Sebelum kita melepaskannya...

Sebab kita toh...

Tak akan mudah melepas sesuatu yang belum kita terima.

Masalah itu akan mudah berpamitan dengan kita bila dijamu dengan bersabar, bersyukur dan beristiqomah.

Syukur itu bukan berapa sedikit yang kita terima...

Istiqomah itu bukan seberapa lama kita siap menghadapi dan menerima penderitaan.

Sabar itu bukan seberapa lama kita menunggu, seberapa besar kita ditekan, seberapa pahit yang diuji...

Tapi.....

Seberapa berat tekanan itu mampu mengasah kita mengait gagasan dan keterampilan diri untuk terlepas dari tekanan tersebut dan saat itu pula kita berhasil menemukan kebahagiaan laksana cahaya yang muncul di ujung terowongan yang gelap pekat yang akhirnya akan menerangi kebahagiaan yang Haq dan yang tidak akan diperoleh kecuali bagi mereka yang mendapat rahmat dari yang maha pengasih.

Kamang Magek.

Menjelang tengah malam, 28 November 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post