BERTEMANLAH DENGAN ORANG YANG SHALIH! (Hari ke-441)
Rasulullah menganjurkan bertemanlah dengan orang-orang shalih dan bertaqwa. Banyak orang yang mendapatkan hidayah dan kebaikan disebabkan bergaul dengan teman-teman yang shalih. Tidak sedikit orang terjerumus ke dalam lubang kemaksiatan dan kesesatan. Jauhi teman duduk yang buruk, sesuai sabda Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam:
مَثَلُ الْجَلِيْسِ الصَّالِحِ وَالسُّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يَحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً
“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628).
Manfaat berteman dengan orang shalih akan mendapatkan dua kemungkinan yaitu kedua-duanya menjadi baik atau kita akan memperoleh kebaikan dari yang dilakukan teman kita, seperti penjual minyak wangi yang akan memberikan manfaat dengan bau harum minyak wangi. Bisa jadi dengan diberi hadiah olehnya, atau membeli darinya, atau minimal dengan duduk bersanding dengannya, kita akan mendapat ketenangan dari bau harum minyak wangi tersebut.
Kebaikan apakah yang akan diperoleh seseorang yang berteman dengan orang yang shalih?
Pertama, dia akan mengajarkan hal-hal yang bermanfaat bagi dunia dan agama. Kedua, dia akan memeberi nasihat. Ketiga, dia akan mengingatkan dari hal-hal yang membuat celaka. Kempat, dia akan memotivasi untuk mentaati Allah, berbakti kepada kedua orangtua, menyambung silaturrahim, dan bersabar dengan kekurangan. Kelima, dia mengajak untuk berakhlak mulia baik dalam perkataan, perbuatan, maupun bersikap. Keenam, kita akan tercegah dari perbuatan-perbuatan buruk dan maksiat. Teman yang shalih akan menjaga dari maksiat, dan mengajak berlomba-lomba dalam kebaikan, serta meninggalkan keburukan.
Sebaliknya, bergaul dengan teman yang berakhlak buruk juga ada dua kemungkinan, yaitu kedua-duanya menjadi buruk atau akan ikut memperoleh kejelekan dari yang dilakukan teman.
Kebaikan seseorang bisa dilihat dari temannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan teman sebagai patokan terhadap baik dan buruknya agama seseorang. Oleh sebab itu kita diperintahkan agar memilih teman dalam bergaul. Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اَلْمَرْءُ عَلَى دِيْنِ خَلِيْلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخْالِلُ
“Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927).
Jangan sampai menyesal di akhirat nanti. Memilih teman yang jelek akan menyebakan rusak agama seseorang. Jangan sampai kita menyesal pada hari kiamat nanti karena pengaruh teman yang jelek sehingga tergelincir dari jalan kebenaran dan terjerumus dalam kemaksiatan. Renungkanlah firman Allah ta’ala berikut ini:
وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلاً يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَاناً خَلِيلاً لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنسَانِ خَذُولاً
“Dan ingatlah ketika orang-orang dzalim menggigit kedua tanganya seraya berkata: “Aduhai kiranya aku dulu mengambil jalan bersama Rasul. Kecelakaan besar bagiku. Kiranya dulu aku tidak mengambil fulan sebagai teman akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Qur’an sesudah Al-Qur’an itu datang kepadaku. Dan setan itu tidak mau menolong manusia.” (QS. Al-Furqan: 27-29).
Lihatlah bagiamana Allah ta’ala menggambarkan seseorang yang teah menjadikan orang-orang yang jelek sebagai teman-temannya di dunia sehingga di akhirat menyebabkan penyesalan yang sudah tidak berguna lagi.
Sifat teman yang baik, Ibnu Qudamah Al Maqdisi rahimahullah berkata:
وَفِىْ جُمْلَةٍ، فَيَنْبَغِيْ أَنْ يَكُوْنَ فِيْمَنْ تُؤثَرُ صُحْبَتُهُ خَمْسُ خِصَالٍ: أَنْ يَكُوْنَ عَاقِلًا, حَسَنَ الخُلُقِ, غَيْرَ فَاسِقٍ, وَلَا مُبْتَدَعٍ, وَلَا حَرِيْصٍ عَلَى الدُّنْيَا
“Secara umum, hendaknya orang yang engkau pilih menjadi sahabat memiliki lima sifat berikut: orang yang berakal, memiliki akhlak yang baik, bukan orang fasik, bukan ahli bid’ah, dan bukan orang yang rakus dengan dunia” (Mukhtasar Minhajul Qashidin 2/36).
Akal merupakan modal utama. Tidak ada kebaikan berteman dengan orang yang bodoh. Karena orang yang bodoh, dia ingin menolongmu tetapi justru dia malah mencelakakanmu. Orang yang berakal adalah orang yang memahami segala sesuatu sesuai dengan hakekatnya, baik dirinya sendiri atau tatkala dia menjelaskan kepada orang lain.
Teman yang baik juga harus memiliki akhlak yang mulia. Karena betapa banyak orang yang berakal dikuasai oleh rasa marah dan tunduk pada hawa nafsunya, sehingga tidak ada kebaikan berteman dengannya. Sedangkan orang yang fasik, dia tidak memiliki rasa takut kepada Allah. Orang yang tidak mempunyai rasa takut kepada Allah, tidak dapat dipercaya dan engkau tidak aman dari tipu dayanya. Sedangkan berteman dengan ahli bid’ah, dikhawatirkan dia akan mempengaruhimu dengan kejelekan bid’ahnya.
Setiap orang tua harus memantau pergaulan anaknya. Kewajiban bagi orang tua adalah mendidik anak-anaknya, termasuk memantau pergaulan anak-anaknya. Betapa banyak anak yang sudah mendapat pendidikan yang bagus dari orang tuanya, namun dirusak oleh pergaulan yang buruk dari teman-temannya. Orangtua memerhatikan lingkungan dan pergaulan anak-anaknya, karena setiap orang tua adalah pemimpin bagi keluarganya, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpinnya. Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُون
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.“ (QS. At-Tahrim: 6).
Wallahu a’lam,
Semoga barakah, manfaat.
Bulungkulon, 17 Maret 2023 (Hari ke-441)

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Alhamdulillaah, segala puji hanya bagi Allah ta'ala
Barakallaah untuk semuanya
Mantap ulasannya. Barokallah bunda.
Alhamdulillaah, Barakallaahu lakuma Dik Nanik, sehat sekeluarga dan sukses selalu ya