Ada penyakit hati yang perlu diwaspadai. Penyakit ini akan merusak nilai dari amal itu sendiri. Penyakit hati itu adalah sum'ah. Sum’ah artinya memperdengarkan ucapan ibadah kepada orang lain. Sum’ah merupakan perbuatan yang tercela dan akan mendatangkan mudharat di akhirat.

Apakah perbedaan riya’ dan sum’ah?

Riya’ itu berkaitan dengan ibadah yang ingin dilihat orang. Kalau sum’ah berkaitan dengan ibadah yang ingin didengarkan orang.

Sum’ah merupakan perbuatan memperdengarkan perkataannya yang secara dhahir untuk Allah Shubhanahu wa Ta’ala akan tetapi mempunyai tujuan untuk selain Allah. Misalnya orang yang sedang membaca Al-Qur’an atau berdzikir, berceramah, serta lainnya dari amalan lisan namun dalam hatinya memiliki tujuan supaya dipuji manusia bahwa dia mempunyai suara yang indah.

Allah Ta’ala berfirman dalam AlQur’an surah Ali 'Imran ayat 188:

لَا تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ يَفْرَحُوْنَ بِمَآ اَتَوْا وَّيُحِبُّوْنَ اَنْ يُّحْمَدُوْا بِمَا لَمْ يَفْعَلُوْا فَلَا تَحْسَبَنَّهُمْ بِمَفَازَةٍ مِّنَ الْعَذَابِۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ

“Jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka dipuji atas perbuatan yang tidak mereka lakukan, jangan sekali-kali kamu mengira bahwa mereka akan lolos dari azab. Mereka akan mendapat azab yang pedih”. (QS. Ali 'Imran : 188).

Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ سَمَّعَ سَمَّعَ اللَّهُ بِهِ، وَمَنْ يُرَائِي يُرَائِي اللَّهُ بِهِ

“Barangsiapa yang memperdengarkan amalanya (kepada orang lain), Allah akan memperdengarkan (bahwa amal tersebut bukan untuk Allah). Dan siapa saja yang ingin mempertontonkan amalnya, maka Allah akan mempertontonkan aibnya (bahwa amalan tersebut bukan untuk Allah)”. (HR. Bukhari).

Selain itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

“Siapa yang berlaku sum’ah maka akan diperlakukan dengan sum’ah oleh Allah dan siapa yang berlaku riya’ maka akan dibalas dengan riya’.” (HR Bukhari).

Sebuah amal harus bersih dari riya’ atau sum’ah. Beramal dengan ikhlas merupakan suatu hal yang selalu dituntut oleh Allah Ta’ala. Sum’ah merupakan perbuatan menonjolkan ibadah agar didengar oleh orang atau menyebutkan amal yang dikerjakan agar orang-orang memujinya. Seperti seseorang yang melakukan suatu amalan di malam hari, lalu di pagi atau siang harinya, dia ceritakan kepada teman-temannya.

Wallahu a’lam,

Semoga barakah, manfaat.

Baiti Jannati, 7 April 2022 (Hari ke-97)