Seseorang yang berperan membuat Umar bin Khattab masuk Islam adalah Sa’id bin Zaid beserta Fatimah binti Khattab, istrinya. Sa’id merupakan adik ipar Umar bin Khattab.

Sa’id bin Zaid lahir dan dibesarkan dalam rumah tangga yang mencela dan mengingkari kepercayaan dan adat istiadat orang-orang Quraisy yang sesat. Sejak kecil Sa’id diajak ayahnya untuk mencari agama yang hak, agama yang benar, sebab tradisi menyembah berhala dinilai tidak benar.

Ketika mendengar Islam yang disyi’arkan Rasulullah, Sa’id bin Zaid segera memenuhi panggilan beliau, menjadi pelopor orang-orang yang beriman kepada Allah, yaitu orang-orang yang pertama kali masuk Islam. Istrinya pun ikut serta menyatakan diri memeluk agama Islam, dan membenarkan kerasulan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tidak mengherankan kalau Sa’id secepat itu menerima seruan Rasulullah.

Sa’id dididik dalam kamar seorang ayah yang sepanjang hidupnya giat mencari agama yang hak. Namun, sebelum menemukan Islam, ayahnya telah meninggal dunia. Bahkan dia mati ketika sedang berlari kepayahan mengejar agama yang hak. Sebelum menghembuskan nafasnya, ayah Sa'id yaitu Zaid bin Amr bin Nufail, menengadah ke langit seraya berdoa, "Ya Allah, jika Engkau mengharamkanku dari agama lurus ini, maka janganlah anakku, Sa'id, diharamkan pula darinya."

Sa’id bin Zaid masuk Islam, bersyahadat bersama istrinya, Fatimah binti Khattab, adik perempuan Umar bin Khattab. Karena pemuda Quraisy ini masuk Islam, dia disakiti dan dianiaya, dipaksa oleh kaumnya supaya kembali kepada agama mereka.

Kenyataannya Sa’id dan istrinya justru sanggup menarik seorang laki-laki Quraisy yang paling berbobot baik fisik maupun intelektualnya masuk Islam, yaitu Umar bin Khathab. Mereka berdualah yang menjadi sebab Umar bin Khathab masuk Islam. Sa’id bin Zaid bin Amr bin Nufail membaktikan segenap daya dan tenaganya yang muda untuk berkhidmat kepada Islam.

Pada waktu Sa’id bin Zaid masuk Islam, umurnya belum lebih dari 20 tahun. Dia turut berperang bersama-sama Rasulullah dalam Perang Badar, dan setiap peperangan dia selalu memperlihatkan penampilan dengan reputasi terpuji. Dia turut mengambil bagian bersama-sama kaum Muslimin mencabut singgasana Kisra Persia dan menggulingkan Kekaisaran Romawi.

Prestasinya yang paling menakjubkan tercatat dalam Perang Yarmuk. Sa'id mengisahkan pengalamannya bahwa, “Ketika terjadi Perang Yarmuk, pasukan kami semuanya berjumlah 24.000 orang tentara. Sedangkan tentara Romawi yang kami hadapi berjumlah 120.000 tentara. Musuh bergerak ke arah kami dengan langkah-langkah mantap bagaikan sebuah bukit yang digerakkan tangan-tangan tersembunyi."

“Siapkan lembing dan perisai! Tetaplah tenang dan diam! Kecuali dzikrullah (mengingat Allah) dalam hati kalian masing-masing. Tunggu perintah saya selanjutnya, Insya Allah!” teriak Sa’id bin Zaid.

Tiba-tiba seorang prajurit Muslim keluar dari barisan dan berkata kepada Sa’id bin Zaid, “Saya ingin syahid sekarang. Adakah pesan-pesan Anda kepada Rasulullah?”

Sa’id bin Zaid menjawab, “Ya, ada! Sampaikan salam saya dan salam kaum Muslimin kepada beliau. Katakan kepada beliau, sesungguhnya kami telah mendapatkan apa yang dijanjikan Tuhan kami benar-benar terbukti!”

Sang prajurit menghunus pedang dan terus maju menyerang musuh-musuh Allah. Sa'id pun demikian, membidikkan lembingnya ke arah musuh. "Tanpa terasa, perasaan takut lenyap dengan sendirinya di hati saya. Tentara Muslimin bangkit menyerbu tentara Romawi. Akhirnya, Allah memenangkan kaum Muslimin," tutur Said.

Perjuangan Sa’id dalam membela agama Islam tidak perlu diragukan lagi. Sa’id selalu ikut berperang bersama Rasulullah, juga menjalankan perintah Rasulullah dengan sungguh-sungguh. Nama Sa’id disebut Rasulullah sebagai salah seorang sahabat nabi yang dijamin masuk surga.

Wallahu a’lam,

Semoga barakah, manfaat.

Baiti Jannati, 13 Mei 2022 (Hari ke-133)