ZUYYINAH

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya, itulah mottonya. Lahir di Kudus 9 Januari 1964. Sebagai anak pertama dari delapan bers...

Selengkapnya
Navigasi Web
MASJID ISTIQLAL NAN MEGAH

MASJID ISTIQLAL NAN MEGAH

Destinasi wisata di kota metropolitan Jakarta amat banyak. Salah satunya yang saya datangi pertama kali saat tiba di Jakarta adalah masjid Istiqlal. Di masjid inilah kami dapat melaksanakan shalat sunnah dan membaca AlQur’an menunggu shalat Subuh berjamaah.

Perjalanan kami dari Kudus sekitar jam lima sore. Selang satu jam lagi, kami harus melaksanakan shalat Maghrib dan Isya’ dengan niat shalat jamak takdim di masjid Agung Demak. Perjalanan kami lanjutkan dengan memohon perlindungan kepada Allah Ta’ala agar diberikan kesehatan, kelancaran, dan keselamatan sampai tujuan.

Sampai di Jakarta sekitar jam dua malam. Maka kami rombongan keluarga memutuskan untuk i’tikaf dulu di masjid Istiqlal sebelum menuju ke tempat wisata lainnya. Sesaat sebelum waktu Subuh tiba, kami harus bersih-bersih diri di toilet masjid yang tak terkira banyaknya, indah sekali dan bersih lagi.

Seorang guide wisata religi siap membantu kami mengelilingi masjid, sambil menerangkan sejarah singkat berdirinya masjid Istiqlal. Masjid Istiqlal adalah masjid terbesar di Asia Tenggara. Masjid ini merupakan kebanggaan bangsa Indonesia, sebagai ungkapan dan wujud dari rasa syukur bangsa dan rakyat Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Atas berkat dan rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah menganugerahkan nikmat kemerdekaan dari cengkraman penjajah selama kurang lebih 350 tahun.

Karena itulah masjid ini dinamakan “Istiqlal” yang artinya Merdeka. Sebagai negara mayoritas muslim, salah satu ide spektakuler yang menguat saat itu adalah mendirikan masjid.

Ide pembangunan masjid muncul setelah empat tahun proklamasi kemerdekaan. Pada tahun 1950, KH. Wahid Hasyim yang waktu itu menjabat sebagai Menteri Agama Republik Indonesia dan H. Anwar Tjokroaminoto mengadakan pertemuan dengan sejumlah tokoh Islam di Deca Park, sebuah gedung pertemuan di jalan Merdeka Utara, tidak jauh dari Istana Merdeka, yang tergusur saat proyek pembangunan Monumen Nasional (Monas).

Pertemuan dipimpin oleh KH. Taufiqurrahman, yang membahas rencana pembangunan masjid. Secara mufakat disepakati H. Anwar Tjokroaminoto sebagai ketua Yayasan Masjid Istiqlal, sekaligus sebagai ketua panitia pembangunan Masjid Istiqlal.

Pada tahun 1953, Panita Pembangunan Masjid Istiqlal, melaporkan rencana pembangunan masjid itu kepada kepala negara. Presiden Soekarno menyambut baik rencana tersebut, bahkan akan membantu sepenuhnya pembangunan Masjid Istiqlal.

Presiden Soekarno aktif dalam proyek pembangunan Masjid Istiqlal. Pemancangan tiang pertama dilakukan oleh Presiden Ir. Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1961 bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, disaksikan oleh ribuan ummat Islam.

Selanjutnya pelaksanaan pembangunan masjid ini tidak berjalan lancar. Sejak direncanakan pada tahun 1950 sampai dengan 1965 tidak mengalami banyak kemajuan. Proyek ini tersendat, karena situasi politik yang kurang kondusif.

Setelah situasi politik mereda, pada tahun 1966, Menteri Agama KH. M. Dahlan mempelopori kembali pembangunan masjid ini. Kepengurusan dipegang oleh KH. Idham Chalid yang bertindak sebagai Koordinator Panitia Nasional Pembangunan Masjid Istiqlal.

Tujuh belas tahun kemudian, Masjid Istiqlal selesai dibangun. Dimulai pada tanggal 24 Agustus 1961, dan diresmikan penggunaannya oleh Presiden Soeharto pada tanggal 22 Februari 1978, ditandai dengan prasasti yang dipasang di area tangga pintu As-Salam.

Nah, ayolah sobat, tetap semangat untuk menulis artikel dengan tema "Maen ke Jakarta, Nyok!" dari Ceo Mediaguru Indonesia Bapak Muhammad Ihsan, semoga bermanfaat untuk kesemuanya dan untuk diri kita terutama yang menjadikan kita semakin bersemangat dalam berkiprah mengikuti Lomba Menulis Buku IPP Jakarta Oktober 2022, dengan harapan menjadikan inspirasi bagi guru-guru di negeri Indonesia tercinta ini.

"Maen ke Jakarta, Nyok!" pokoknya benar-benar menyenangkan, dapat menumbuhkan semangat menulis para Guru Penulis Indonesia yang sangat mengagumkan. Ayolah para guru Indonesia tetap “Semangat”, jangan lupa “Hati Senang, Nyaman, Aman, dan Tentunya Bahagia!”

Keren hebat Guru Penulis Indonesiaaa...! Alhamdulillaah, Barakallaah.

Semoga bermanfaat!

Kudus, 10 Oktober 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi

11 Oct
Balas

Alhamdulillaah Pak Dede Saroni, salam sukses ya Pak

11 Oct

Mantap ulasannya

12 Oct
Balas

Alhamdulillaah, terimakasih Bu Rismalasari, salam sukses

16 Oct

Alhamdulillaah, segala puji hanya bagi Engkau Yaa Allah

11 Oct
Balas

Barakallaah semuanya

11 Oct

keren bu

11 Oct
Balas

Alhamdulillaah Barakallaaah Bu Fifit, salam sukses

11 Oct



search

New Post