ZUYYINAH

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya, itulah mottonya. Lahir di Kudus 9 Januari 1964. Sebagai anak pertama dari delapan bers...

Selengkapnya
Navigasi Web
MONUMEN NASIONAL JAKARTA (Hari ke-325)

MONUMEN NASIONAL JAKARTA (Hari ke-325)

Jelajah literasi yang tidak terlewatkan juga adalah berjalan dari Perpusnas RI menuju Monumen Nasional Jakarta pada Sabtu 12 November 2022. Menomen ini terletak di pusat Kota Jakarta. Tugu Monas salah satu tempat wisata dan pusat pendidikan yang menarik bagi warga Indonesa baik yang di Jakarta maupun di luar Jakarta.

Tugu Monas merupakan kebanggaan bangsa Indonesia. Tujuan pembangunan tugu monas adalah untuk mengenang dan mengabadikan kebesaran perjuangan Bangsa Indonesia yang dikenal dengan Revolusi 17 Agustus 1945, dan juga sebagai wahana untuk membangkitkan semangat patriotisme generasi sekarang dan akan datang.

Melansir repositori.kemdikbud.go.id. Dari total 38 kg emas yang dipajang di ujung tugu, 28 kilogram di antaranya merupakan sumbangan dari filantropi bernama Teuku Markam. Teuku Markam adalah seorang pengusaha asal Aceh yang pernah dinobatkan sebagai orang terkaya di Indonesia era pemerintahan Orde Lama.

Monas dibangun pada bulan Agustus 1959. dirancang oleh para arsitek Indonesia yaitu Soedarsono, Frederich Silaban dan Ir. Rooseno, sebagai perancang keseluruhan bangunan Monas. Pada 17 Agustus 1961, Monas diresmikan oleh Presiden Soekarno, dan mulai dibuka untuk umum sejak 12 Juli 1975.

Arsitektur dan dimensinya melambangkan kekhususan Indonesia. Tugu Monas memiliki ciri khas tersendiri, yaitu tugu yang menjulang tinggi dan pelataran cawan yang luas mendatar. Di atas tugu terdapat api menyala seakan tak pernah padam, melambangkan keteladanan, semangat bangsa Indonesia yang tidak pernah surut berjuang sepanjang masa.

Tata letak Monas yang menarik memberikan peluang pengunjung dapat menikmati pemandangan yang sejuk, dan indah memesona. Terdapat taman dengan pohon dari berbagai provinsi di Indonesia. Kolam air mancur berada di lorong pintu masuk membuat taman menjadi lebih sejuk, juga pesona air mancur bergoyang.

Patung Pangeran Diponegoro yang sedang menunggang kuda, berada di dekat pintu masuk menuju pelataran Monas nampak megah. Patung seberat 8 ton yang terbuat dari perunggu itu dikerjakan oleh pemahat Italia, Prof Coberlato sebagai sumbangan oleh Konsulat Jendral Honores, Dr Mario di Indonesia.

Beberapa hari setelah peringatan HUT ke-9 Kemerdekaan RI, muncullah gagasan awal pembangunan Monas. Dibentuklah panitia pembengunan Tugu Nasional yang dipimpin Sarwoko Martokusumo, S. Suhud selaku penulis, Sumali Prawirosudirdjo selaku bendahara dan dibantu oleh empat orang anggota masing-masing Supeno, KK Wiloto, EF Wenas, dan Sudiro.

Tugas panitia adalah mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pembangunan Monas yang akan didirikan di tengah lapangan Medan Merdeka, Jakarta. Termasuk mengumpulkan biaya pembangunan dari swadaya masyarakat sendiri.

Juga dibentuk ”Tim Yuri” diketuai langsung Presiden RI Ir. Soekarno. Melalui tim ini, diselenggarakan dua kali sayembara. Pertama digelar pada 17 Februari 1955, dan kedua digelar 10 Mei 1960. Dengan harapan dapat menghasilkan karya budaya yang setinggi-tingginya, yang menggambarkan kalbu dan melambangkan keluhuran budaya Indonesia, bertiga dimensi, tugu yang menjulang tinggi ke langit, dibuat dari beton dan besi serta batu pualam yang tahan gempa, tahan kritikan jaman sedikitnya seribu tahun, dibangun dari benda-benda yang tidak cepat berubah dan tahan berabad-abad, serta dapat menghasilkan karya budaya yang menimbulkan semangat kepahlawanan.

Dua kali sayembara digelar, tidak ada rancangan yang memenuhi seluruh kriteria, akhirnya ketua Tim Yuri menunjuk arsitek ternama yaitu Soedarsono dan Ir F Silaban untuk menggambar rencana tugu Monas. Kedua arsitek itu sepakat membuat gambarnya sendiri-sendiri yang selanjutnya diajukan ke ketua Tim Yuri (Presiden Soekarno), dan ketua memilih gambar yang dibuat Soedarsono.

Soedarsono dalam rancangannya mengemukakan landasan pemikiran keinginan panitia. Kriteria Nasional oleh Soedarsono mengambil unsur saat Proklamasi Kemerdekaan RI yaitu angka 17, 8, dan 45 sebagai angka keramat Hari Proklamasi.

Badan tugu menjulang tinggi dengan lidah api di puncaknya melambangkan dan menggambarkan semangat yang berkobar dan tak kunjung padam di dalam dada bangsa Indonesia.

Pembangunan tugu Monas dilaksanakan melalui tiga tahapan yaitu tahap pertama (1961-1965), kedua (1966-1968), dan ketiga (1969-1976). Tahap pertama di bawah pengawasan Panitia Monumen Nasional dan biaya yang digunakan bersumber dari sumbangan masyarakat.

Tahap kedua masih di bawah pengawasan panitia Monas. Hanya saja, biaya pembangunannya bersumber dari Anggaran Pemerintah Pusat. Pembangunan pada tahap kedua mengalami kelesuan, karena keterbatasan biaya.

Tahap ketiga di bawah pengawasan Panitia Pembina Tugu Nasional, dan biaya yang digunakan bersumber dari Pemerintah Pusat melalui Repelita dengan menggunakan Daftar Isian Proyek (DIP).

Ruang museum sejarah memiliki ukuran 80X80 meter, terletak tiga meter di bawah permukaan halaman tugu. Dinding dan lantainya dilapisi batu marmer. Pengunjung disajikan dengan 51 jendela peragaan (diorama) yang mengabadikan sejarah sejak jaman kehidupan nenek moyang bangsa Indonesia, perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa Indonesia hingga masa pembangunan di jaman orde baru. Pengunjung juga dapat mendengar rekaman suara Bung Karno saat membacakan Proklamasi.

Di ruang kemerdekaan yang berbentuk amphitheater terletak di dalam cawan tugu, terdapat empat atribut kemerdekaan meliputi peta kepulauan Negara RI, Lambang Negara Bhinneka Tunggal Ika, dan pintu Gapura yang berisi naskah Proklamasi Kemerdekaan.

Di pelataran puncak tugu yang terletak pada ketinggian 115 meter dari halaman tugu memiliki ukuran 11X11 meter, pengunjung dapat mencapai pelataran itu dengan menggunakan elevator (lift) tunggal yang berkapasitas sekitar 11 orang.

Di pelataran menampung sekitar 50 orang juga disediakan empat teropong di setiap sudut, dimana pengunjung bisa melihat pemandangan Kota Jakarta dari ketinggian 132 meter dari halaman tugu Monas.

Lidah api yang terbuat dari perunggu seberat 14,5 ton dengan tinggi 14 meter dan berdiameter 6 meter, terdiri dari 77 bagian yang disatukan. Seluruh lidah api dilapisi lempengan emas seberat 35 kilogram, dan pada HUT ke-50 RI, emas yang melapisi lidah api itu ditambah menjadi 50 kilogram.

Semangat Guru Penulis Indonesia, siap memajukan literasi di sekolah, selalu aktif setiap hari membuat artikel di Mediaguru Indonesia! Kalimat penyemangat untuk diri sendiri: “Jika orang lain bisa berbagi kebaikan setiap harinya, kenapa kita tidak bisa? Ayolah sobat... tetap siap semangat ya! Wassalam.

Wallahu a’lam,

Semoga barakah, manfaat.

Kudus, 21 November 2022 (Hari ke-325)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillaah, segala puji hanya bagi Allah

21 Nov
Balas

Barakah untuk semuanya

21 Nov

Luar biasa mantap bunda.Informatif dan mencerahkan.Salam sehat dan sukses selalu. Terima kasih telah setia mengunjungi sriyonospd.gurusiana.id untuk SKSS dan berbagi kebaikan.

21 Nov
Balas

Aamiin Yaa Allah, terimakasih Pakdhe, sukses selalu

21 Nov

Mantap banget ulasannya, sukses selalu untuk Ibu

21 Nov
Balas

Aamiin Yaa Allah, Terimakasih Pak Sunindio, sukses ya Pak

21 Nov

Maa syaa Allah... informatif sekali bund. Terima y...sehat selalu

21 Nov
Balas

Aamiin Yaa Allah, Barakallah Bu Siti, salam sehat dan sukses ya Bu

22 Nov

Mantap sekali ulasannya, Bu. Salam sukses selalu!

21 Nov
Balas

Alhamdulillaah Bu Sakdiyah, salam sehat dan sukses ya Bu

21 Nov

mantap ceritanya, bisa berkunjung ke ibukota, insha Allah tahun depan dan semoga tak ada tabrakan kegiatan lagi...

21 Nov
Balas

Alhamdulillah Pak Nawawi, Aamiin, salam sukses ya Pak

21 Nov

Keren ulasannya. Lengkap dan informatif. Semoga sehat selalu Bunda.

21 Nov
Balas

Aamiin Yaa Allah, Terimakasih Bu Nanik, sukses ya Bu

21 Nov



search

New Post