Zuriyati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Me”nuris" di Kampung Sendiri

Pernah menjadi turis dikampung sendiri? Saya rasa setiap kita pernah merasakannya. Begitu pun saya. Kali ini untuk kesekian kalinya saya harus menjadi turis di kota saya sendiri.

Jam gadang merupakan Ikon kota Bukittinggi. Sejak zaman penjajahan sudah berdiri tegak di atas bukit di kota ini. Rumah saya hanya berjarak 20 menit dari posisi Jam gadang. Tentu saja dengan kendaraan. Kalo mau jalan kaki, boleh saja. Siapkan tenaga dan persiapan nutrisi untuk 2 sampai 4 jam.

Bekerja di rantau dekat menjadi anugrah sendiri. Saya bisa pulang kampung lebih sering tentunya. Alhamdulillah transportasinya pun lancar. Sejak kecil hingga saat ini, jika ada keperluan, saya masih berkunjung ke Jam Gadang. Setidaknya janjian bertemu dengan kawan lama.

Setiap akhir tahun ajaran, kami mengadakan homestay. Nginap dong yah. Pilihan si Bos adalah hotel-hotel bagus di kota tujuan wisata. Kata Si Bos sih biar belajar dari pelayanan di sana. Yah kalo nyuri istilah materi latsar kemaren sebutlah pelayanan prima. Kalo masalah pilihan hotel, jangan takut. Promo liburan sudah jauh-jauh hari di booking oleh si Bos. Jadi kami bisa menikmati hotel atau penginapan kelas atas. Meskipun sekamar numpuk 3 atau 4 orang. Nikmati saja.

Lima tahun lalu, saya dan rekan kerja mendapat agenda wisata ke Bukittinggi. Kunjungan kami ke Ngarai Sianok, lalu jalan ke Novotel. Ada beberapa perlombaan yang kami adakan. Menariknya bukan wisatanya. Tapi menjadi wisatawan di negeri sendiri. Turun dari Bus pariwisata dengan sebuah ransel. Menginap di hotel. Padahal saya sadar saya bisa pulang.

Rasanya taka da yang istimewa. Hanya saja momennya berbeda. Rekan yang ikut wisata bisa saja pernah berkunjung ke sini. Tetap saja kami berlagak seakan pertama berkunjung. Karena kami di pandu panitia.

Beberapa hari yang lalu, saya mengikuti pelatihan. Pesertanya dari empat provinsi. Sumbar, Riau, Jambi dan Kepri. Pelatihan diadakan di kota Padang. Rantau dekat, negeri tempat saya menghabiskan waktu beberapa tahun belakangan. Saya lebih sering menghabiskan waktu dengan Ibuk-Ibuk dari Kepri, Riau dan Jambi. Bagi mereka waktu luang adalah kesempatan.Kesempatan luar biasa untuk mengunjungi tempat istimewa.

Berawal dari pembicaraan mengenai pencarian Presto. Kami malah terdampar di tepi pantai Padang. Menikmati angin laut sambil menyesap kelapa muda. Tak kurang karupuak kuah menjadi hidangan utama. Tak lama. Saya kembali menjadi turis di negeri sendiri.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post