Ridha Rokhani

Ridha Rokhani SPd adalah perempuan berasal dari Ngawi yang mengajar matematika di MTsN 7 Madiun setelah sebelumnya mengajar di MAN 2 Jember 20192024 Dia

Selengkapnya
Navigasi Web
Pembelajaran Mendalam (Kurikulum atau Strategi Pembelajaran???)
Pembelajaran Mendalam (PM)

Pembelajaran Mendalam (Kurikulum atau Strategi Pembelajaran???)

RINGKASAN PPG

MODUL 1.1 PEMBELAJARAN MENDALAM

Menuju Pendidikan Bermutu untuk Semua

Halo semua… Masih bersama Bu Ridha… untuk membahas hal-hal random yang menyenangkan tapi tetap bermakna. Kali ini saya ingin membahas tentang Pembelajaran Mendalam (PM). Modul 1.1 yang harus saya pelajari di awal PPG. Tahun 2025 sudah saatnya ganti kurikulum nih, hee… hee… (maksudnya sebagai penyempurnaan kurikulum sebelumnya). Yukz… langsung saja kita bahas.

Tahukah kalian Pembelajaran Mendalam (PM) atau mungkin sering kita dengar dengan istilah deep learning ternyata bukanlah sebuah kurikulum pengganti Kurikulum Merdeka (Kurmer). Pembelajaran Mendalam (PM) dirancang sebagai pendekatan yang mampu menjawab tantangan krisis pembelajaran dan kebutuhan pembelajaran abad ke-21. Pendekatan ini bertujuan untuk mendorong pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi, penerapan pengetahuan dalam konteks dunia nyata, serta pembelajaran yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan. Jadi, bukan kurikulum ya! 😉

Momentum Bonus Demografi 2035 dan visi Indonesia Emas 2045 menjadi tantangan sekaligus peluang besar bagi sistem pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu, pendidikan memiliki peran penting dalam menciptakan generasi menuju visi Indonesia Emas 2045. Pendidikan dasar dan menengah di Indonesia berupaya dengan cepat dan tepat untuk mengakselerasi dampak pendidikan melalui berbagai pendekatan pembelajaran, salah satunya Pembelajaran Mendalam (PM).

Pembelajaran Mendalam juga bukan pendekatan baru dalam sistem pendidikan Indonesia. Sejak tahun 1970-an telah dikenalkan pendekatan pembelajaran Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM), Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM), Contextual Teaching and Learning (CTL). Akan tetapi, semua pendekatan tersebut masih banyak menghadapi kendala baik dalam tataran konsep maupun implementasi. Oleh karena itu, PM berfungsi sebagai fondasi utama dalam peningkatan proses dan mutu pembelajaran.

Kerangka kerja PM terdiri atas empat komponen, yaitu (1) dimensi profil lulusan, (2) prinsip pembelajaran, (3) pengalaman belajar, dan (4) kerangka pembelajaran. Profil lulusan terdiri atas delapan dimensi, yaitu (1) keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, (2) kewargaan, (3) penalaran kritis, (4) kreativitas, (5) kolaborasi, (6) kemandirian, (7) kesehatan, dan (8) komunikasi. Dimensi profil lulusan merupakan kompetensi utuh yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik setelah menyelesaikan proses pembelajaran dan pendidikan.

Prinsip PM terdiri atas berkesadaran (mindful), bermakna (meaningful), dan menggembirakan (joyful). Prinsip-prinsip PM akan mampu memuliakan guru, siswa, dan pemangku kepentingan pendidikan lain serta memberikan pengalaman belajar memahami, mengaplikasi, dan merefleksi. Guru memberikan kesempatan peserta didik mendapatkan pengalaman belajar untuk proses perolehan pemahaman, mengaplikasi dalam berbagai konteks, serta merefleksikan PM. Komponen kerangka pembelajaran terdiri atas praktik pedagogis, lingkungan pembelajaran, kemitraan pembelajaran, dan pemanfaatan teknologi digital.

Nah,,, sekarang sudah punya gambaran kan tentang Pembelajaran Mendalam (PM) atau deep learning? Untuk lebih jelas, kalian bisa membaca naskah akademik pembelajaran mendalam (bisa unduh di google ya!)

Lanjut, berkaitan dengan landasan teoretis. Penerapan PM berimplikasi pada kurikulum, pembelajaran, dan asesmen. Salah satu negara yang mengimplementasikan kerangka kerja PM dalam kurikulum adalah Norwegia. Norwegia mulai mengimplementasikan PM pada kurikulum nasional untuk pendidikan dasar dan menengah pada tahun 2017. Mereka melakukan reformasi yang konstan di mana konsep PM memainkan peran utama (Kovač, et al. 2023). Prinsip dasar kurikulum ini diintegrasikan pada kurikulum inti nasional dengan tema kemanusiaan, identitas, perbedaan kebudayaan, berpikir kritis, kepedulian lingkungan, demokrasi, dan partisipasi dalam masyarakat (Norwegian Directorate for Education and Training, 2021). Hubungan antara capaian pembelajaran dengan PM dipengaruhi oleh karakteristik interaksi peserta didik dengan struktur mata pelajaran, konten kurikulum, metode pembelajaran, dan asesmen (Laird et al., 2008). Kaitannya dengan asesmen dapat dilihat pada penerapan PM pada kurikulum di Norwegia. Kurikulum di Norwegia mengutamakan asesmen formatif yang menstimulasi pembelajaran peserta didik, namun tetap menggunakan penilaian sumatif. Penilaian merupakan sarana untuk mengetahui bagaimana pencapaian kompetensi peserta didik dalam proses dan akhir pembelajaran (penilaian formatif dan sumatif).

Dari hasil kajian PM, ada beberapa rekomendasi yang saya sorot dari sisi guru sebagai pelaku utama yang akan menerapkan kepada siswa.

Perlu pengurangan beban mengajar dan penetapan alokasi waktu untuk materi interdisipliner agar implementasi PM dapat berjalan secara efektif. Sehubungan dengan hal tersebut, kewajiban mengajar 24 jam bagi guru tidak hanya mencakup kegiatan tatap muka dalam kelas akan tetapi juga kegiatan-kegiatan lain di luar kelas yang mendukung penerapan PM. Hal ini membutuhkan penataan ulang materi esensial dalam Capaian Pembelajaran. Dengan demikian, guru mampu mengimplementasikan PM dengan baik.

Penataan ulang materi esensial dalam Capaian Pembelajaran untuk mendukung optimalisasi implementasi PM.

Peningkatan kompetensi guru melalui program pelatihan terintegrasi, pendampingan, atau pembimbingan tentang pendekatan PM agar mampu menerapkan pendekatan PM dalam proses pembelajaran aktual, kontekstual, monodisiplin dan/atau interdisipliner.

Penyelenggaraan PPG dan pelatihan guru lainnya dilakukan dengan menggunakan pendekatan PM.

Pengembangan program guru mentor di setiap klaster satuan pendidikan yang memiliki tanggung jawab untuk pengembangan profesionalisme guru di wilayah yang menjadi tugasnya. Selanjutnya juga diperlukan pengembangan dan pemberdayaan komunitas belajar intrasekolah, antarsekolah, dan berbagai bentuk komunitas belajar seperti MGMP dan KKG sebagai wadah bagi para guru untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang penerapan PM. Aktivitas ini bisa dilakukan melalui forum daring, luring, atau kelompok diskusi di tingkat sekolah atau wilayah yang memungkinkan guru berbagi kiat, pengalaman, dan solusi masalah belajar. Keberadaan komunitas belajar yang sudah ada perlu dibina agar makin berkembang dan berkontribusi.

Bagaimana sekarang??? Rangkuman modul 1.1 Pembelajaran Mendalam (PM) versi Bu Ridha bisa dipahami dengan mudah ya! Mari berproses menjadi pribadi yang lebih baik setiap saat. Kalau ada yang belum tertulis, bisa ditambahkan di kolom komentar ya. Manusia adalah tempatnya salah dan khilaf, maka dari itu saya mohon maaf jika masih banyak kekurangan dari tulisan ini. Jika dirasa tulisan ini bermanfaat, bisa berbagi ke yang lain. Terimakasih sudah berliterasi… 😊

Talok City, 3 Juli 2025

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

**(censored)**

03 Jul
Balas



search

New Post