Siti Sriyatun

Lahir dan menetap di Rembang 14 September 1973 Alumni S1 IKIP Negeri Semarang Jurusan Pendidikan Matematika tahun 1997dan S2 Universitas Negeri Semarang UNNE

Selengkapnya
Navigasi Web
Kegiatan Keluarga yang Memicu sikap Egois
Dokumen Google

Kegiatan Keluarga yang Memicu sikap Egois

#TantanganGurusiana (Hari ke 219)

Keluarga adalah tempat pertama pengenalan pendidikan karakter. Setiap anggota keluarga akan lebih mengenal keluarganya. Waktu banyak dihabiskan untuk bercengkerama dengan keluarga. Ayah dan ibu selalu mendidik dari kecil dengan mengenalkan berbagai karakter. Sebelum anak mengenal karakter dari luar misalnya sekolah, pasti anak sudah mengenal terlebih dahulu dari orang tuanya.

Kebersamaan, itulah yang selalu diinginkan dalam keluarga. Makan, nonton televisi, bersantai , berolahraga, memasak, berkebun, membersihkan rumah dan kegiatan lain dilakukan bersama-sama dengan anggota keluarga. Dengan kebersamaan tersebut akan menumbuhkan sikap saling membantu dan kerjasama pada anggota keluarga. Itu semua merupakan pembiasaan yang dilakukan di rumah. Dengan pembiasaan tersebut diharapkan anak-anak memilki sikap yang sama di kala terjun di masyarakat sebagai makhluk sosial.

Sebagai contoh nonton televisi bersama, semua anggota keluarga berkumpul di ruang keluarga. Satu tayangan televisi dilihat bersama-sama. Meskipun setiap anggota keluarga mempunyai keinginan yang berbeda-beda pada jenis tayangan, mereka tetap melihat sesuai yang ada saat itu. Mereka saling menyingkirkan kepentingan pribadinya. Mereka mengutamakan kebersamaan bersama keluarga. Akhirnya sikap saling mengalah dan saling menghargai selera akan terbentuk pada situasi tersebut. Selain itu juga akan terjadi sendau gurau antar anggota keluarga. Semua anggota keluarga akan menyampaikan pendapat terhadap tayangan yang ada di televisi. Terjadilah perbncangan antar anggota keluarga. Inilah kebersamaan yang dirindukan oleh orang tua di kala anaknya sudah dewasa nanti.

Gaya hidup sekarang ada yang berbeda, yaitu agak berkurang rasa kebersamaan di dalam keluarga. Hal itu terjadi karena adanya sikap-sikap kebersamaan yang tergerus. Misalnya sekarang televisi tidak ada di ruang keluarga, namun televisi sudah berada di setiap kamar anggota keluarga. Hal ini akan memicu tumbuhnya sikap egois. Satu televisi untuk bersama akan menumbuhkan sikap saling menghargai, namun dengan satu kamar satu televisi tidak ada lagi menumbuhkan rasa saling menghargai. Semua keinginan anggota keluarga sudah terpenuhi masing-masing. Ingin tayangan yang disukai tidak menjadi masalah. Semua bisa diatur sesuai keinginannya. Tidak ada rasa harus memerhatikan orang lain, karena tidak ada orang lain yang mengganggu yang ingin nonton bersama. Akhirnya yang timbul bukan sikap saling menghargai namun sikap egoisnya. Keadaan seperti ini adalah keadaan yang memicu tumbuhnya rasa egois dan menghilangkan rasa saling menghargai. Semua tindakan yang dilakukan sesuai kesukaannya, tidak harus memikirkan orang lain. Kebiasaaan yang demikian akan terbawa dalam kehidupan bermasyarakat.

Egois atau yang biasa dikenal dengan istilah egosentris merupakan pemusatan terhadap diri sendiri. Egois merupakan sifat manusia yang merasa bahwa diri sendiri adalah yang paling penting dan utama. Dalam kehidupannya, orang egois selalu berharap dan berpikir orang lain di sekitarnya akan selalu bisa memahami semua kemauan dan pemikirannya. Sifat egois yang berlebihan akan membuat individu menjadi sibuk dengan dirinya sendiri dan menganggap bahwa dirinya adalah yang paling penting dan paling benar sehingga menjadi kurang peduli dengan kondisi orang lain di sekitarnya.

Manusia adalah makhluk sosial yaitu makhluk yang selalu membutuhkan orang lain. Makhluk yang tidak bisa hidup sendiri.Berdasarkan kedudukan manusia seperti itu maka tidak selayaknya manusia memelihara rasa egois. Seyogyanya dalam keluarga jangan ada kegiatan yang memicu tumbuhnya sikap tersebut. Keluarga harus meumbuhkan sikap-sikap yang dibutuhkan anak dalam kehidupan bermasyarakat. Berawal dari kehidupan keluarga akan berpengaruh besar terhadap kehidupan di masyarakat.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren ulasannya

14 Feb
Balas

Terima kasih bu fitri

14 Feb



search

New Post