Di sebuah desa yang damai, hiduplah sekelompok anak kucing yang suka bermain bersama di taman. Mereka semua memiliki nama yang indah dan merasa bangga dengan nama mereka masing-masing. Ada Si Cantik yang selalu dipuji karena kecantikannya, dan Si Putih yang selalu dianggap bersih dan lucu.

Namun, ada satu anak kucing yang merasa berbeda. Namanya Bunbun. Bunbun sering merasa sedih karena Si Cantik dan Si Putih sering mengejeknya. Mereka memanggilnya "buntung" atau "buncit," dan ini membuat Bunbun merasa sangat sedih.

Suatu hari, setelah diejek oleh Si Cantik dan Si Putih, Bunbun duduk sendirian di bawah pohon, menangis. Tiba-tiba, seorang nenek baik hati datang membawa keranjang penuh makanan enak. Nenek itu melihat Bunbun yang sedang menangis dan mendekatinya.

"Kenapa kamu menangis, kucing kecil?" tanya nenek dengan lembut.

Bunbun menceritakan semuanya kepada nenek. Nenek mendengarkan dengan penuh perhatian, lalu tersenyum dan berkata, "Bunbun, kamu adalah kucing yang sangat lucu dan beruntung. Nama kamu sangat istimewa, dan kamu harus bangga dengan itu."

Nenek kemudian memberikan semua makanan enak itu kepada Bunbun. Bunbun merasa sangat senang dan berterima kasih kepada nenek. Sejak saat itu, Bunbun tidak peduli lagi dengan ejekan Si Cantik dan Si Putih. Ia merasa bahagia dengan nama yang diberikan oleh ibunya dan mulai menikmati setiap hari dengan penuh kegembiraan.

Dan akhirnya, Si Cantik dan Si Putih pun menyadari bahwa mengejek teman tidaklah baik. Mereka meminta maaf kepada Bunbun dan mereka semua bermain bersama dengan gembira.