POKOKNYA BERUSAHA MENULIS #TantanganGurusiana (hari ke-1) Oleh Abu Husen
Saya itu tidak bisa menulis. Apalagi menulis suatu esai dan cerita dengan baik. Jangankan menulis esai, cerpen, cerbung atau bahkan novel. Menulis surat yang begitu-begitu saja redaksinya saya butuh waktu lama untuk menyelesaikannya. Begitu tidak menariknya tulisan saya, pernah saya mencoba menulis di FB saya, saya merasa sudah berpikir begitu mendalam, sudah mencari ide hingga berhari-hari, eh begitu di upload ke FB saya, seminggu kemudian saya lihat, yang menyukai tulisan saya tidak lebih dari jumlah jari saya. Namun saya punya keinginan untuk bisa menulis, karena konon katanya kalau kita bukan milyuner, bukan anak sultan, atau orang tajir melintir, maka menulislah. Agar kita diingat orang. Agar kita punya jejak di dunia ini.
Saya sudah bergabung dengan gurusiana agak lama, mungkin 1 tahunan lah. Saya juga sudah mengenal Media Guru dari seorang teman karena dia pernah mengikuti pelatihan menulis oleh Media Guru di Bojonegoro, kalau tidak salah tahun 2017. Tapi saya tidak mengikuti pelatihan tersebut, karena merasa belum punya amunisi untuk menulis. Sedangkan teman saya yang mengikuti pelatihan tersebut sudah saya kenal sebagai seseorang yang pandai menulis dan jago membuat esai. Andai saja Media Guru mau mengadakan pelatihan menulis di Bojonegoro lagi atau di kota-kota sekitarnya, ingin sekali saya ikut. Biar bisa menulis dengan baik. Biar tidak sekedar menulis. Biar banyak yang membaca dan suka tulisan saya. Saat gurusiana mengadakan tantangan menulis 90 hari. Saya juga berusaha ikut berpartisipasi meskipun terlambat mengetahui informasinya. Tapi baru dua hari menulis, saya sudah putus lagi, tidak punya inspirasi, buntu ide. Tulisan yang saya uploadpun juga sepertinya masih kurang menarik bagi para pembaca. Terbukti dari pembaca yang tidak begitu banyak. Ingin rasanya beralasan bahwa saya sibuk sekali, tapi alasan tersebut sudah termentahkan oleh statemen pengelola gurusiana bahwa “apakah para penulis itu tidak punya kesibukan? Kau kira para penulis itu punya waktu lebih dari 24 jam sehari semalam?” Akhirnya saya tidak berani beralasan. Tapi sungguh bukan karena malas, tapi memang saya merasa belum bisa menulis. Ingin rasanya seperti para penulis di gurusiana ini. Yang punya banyak ide. Punya segudang pemikiran brilian. Yang mereka dituangkan melalui tulisan-tulisan yang indah. Tapi biarlah. Saya mau coba lagi. Hari kesatu lagi. Tidak mengapa. Pokoknya berusaha. Pokoknya menulis. Mohon dimaafkan jika tulisannya tidak berarti. Susunan kalimatnya tidak karuan. Saya hanya ingin menulis. Untuk apa? Bukan untuk terkenal. Bukan untuk menjadi pemenang. Tapi saya ingin mensyukuri nikmat Tuhan berupa akal, mata, dan jari yang masih normal. Terima kasih Tuhan. Terima kasih gurusiana.Pinggiran Bojonegoro, 31 Januari 2020.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Terima kasih Ibu.. Mohon bimbingannya agar bisa istiqomah menulis..
Semangat pak. Tulisan bapak memotivasi