Ibu dan Anakkoe
Setelah kesunyian menghampiri dan temani harikoe. Membawa secawan kopi yang entah darimana. Terik matahari hangatkan kopi sajiannya yang hampir dingin koe rasa, pada bibir cangkir retak di sudut pegangannya.
Benakkoe tersentak ingat pesan ibukoe seakan petir siang panas waktu lalu, begitu kerasnya hampir saja pecahkan gendang telingakoe, yang enggan dengarkan nasehat ibu guru. Akalkoe terhenti, sukmakoe melayang yang tiada tempat singgah walau pada ranting kering.
Pesanmu ibu....
Begitu jelas koe dengar, seakan kau masih berupa jasad keriput di ujung usia. Jelas...jelas...dan jelas sangat seakan matanya masih menatapkoe dalam sayu pelupuknya. Dan koe yakin doamu selalu untukkoe.
Terima kasih kesunyian yang membawa secawan kopi lalu. Yang selalu ku pendam dalam qalbu pada tiap butir ampas kopinya. (CBU: Kamis, 19 Nopember 2020)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren tulisannya ...