Malam hening, hanya suara margasatwa malam saja yang sesekali terdengar, teringat koe pada perjalanan pada tiap pekannya. Antara Jakarta - Bogor. Dan pada tiap tiap persinggahan yang selalu ku mampiri. Hampir genap sudah 8 tahun perjalanan ini. Berpanas Matahari, Berbasah hujan disepanjangnya. Kemacetan yang belum terselesaikan. Mengabaikan keletihan pada tiap tiap kembalinya.

Benak koe teringat akan sampah, pada suatu tempat yang enggan koe sebut nama dan lokasinya. Sebagian manusia peduli akan kebersihan, meletakkan pada tempatnya. Memisahkan organik dan an-organik, sebagian manusia lagi membuang begitu saja tanpa peduli apa yang kelak akan terjadi. Sebagain lagi memanfaatkan sisa sisa pembuangan tersebut sebagai mata pencahariannya, dan hempaskan yang tidak berharga baginya.

Di kota bukan lagi sampah nyata yang menjadi persoalan utama. Namun sampah pemikiranpun ikut menghambat lancarnya sungai ilmu mengalir. Banyak yang salah meletakkan organik and anorganik sebuah pengetahuan. Padahal menurut koe semua ada tempatnya. Mereka begitu asyik membuang wacana dan statment seenaknya. Hingga pada saatnya banjir kritikpun terjadi, sejuta hujat-menghujat, silih berganti alirannya. Tak terbendung masuk dalam gang gang kecil penuhi kotoran sampah pemikiran.

Akh....sudahlah...Nikmatin saja aroma sampah itu, dengan segelas kopi yang baru saja di hidangkan

(Cibinong: 29 Nopember 2020)