Sejak 2018 ikut seleksi CPNS dan Allhamdullilah Lulus. Disaat itu mulai mengabdikan sebagian besar waktu ke dunia sekolah dasar dan menengah tanpa meninggalkan dunia pendidikan Tinggi yang 5 tahun ini membentuk watak dan kepribadian penulis.

Sebulan bekerja sejak Juli 2019 di Madrasah di Kota Tanjungbalai penulis melihat tampak wajah, prilaku dan watak yang berbeda dan penuh harap untuk diperhatikan. Anak-anak tidak ada yang bandel atau nakal. Mereka butuh perhatian secara intensif oleh Orang Tua melalui keluarga, mendidik dari guru dan perhatian dari lingkungan. Tetapi saya akan menyinggung mendidik dari Guru, guru memiliki pengaruh dalam membentuk watak dan kepribadian siswa tetapi guru tidak bisa mengubah watak dan kepribadain anak. Sebab waktu di sekolah lebih sedikit dari pada di rumah, guru juga bukan mendidik satu orang saja tetapi 32 orang setiap kelas. Oleh karena itu jangan tuntut Guru untuk mengubah watak dan kepribadian Siswa, perlu kerjasama dari Orang Tua, Guru dan Lingkungan Masyarakat. Salah satu yang dapat penagruh siswa dalam watak dan kepribadianya adalah dengan menegakkan Disiplin yakni menjalankan aturan bagi siswa

Salah satu aturan di Madasah ini adalah “Tidak Boleh Rambut panjang, celana ketat, dan sepatu belang”. Banyak siswa sekarang pandai untuk menjawab, “Tidak ada hubungan rambut panjang, celana ketat dan sepatu belang dengan Prosen Belajar dan kecerdasan!”pernyataan itu pernah penulis dengar dari salah satu siswa. Pernyataan itu benar, rambut yang panjang tidah ada hubungan dengan kepintaran tetapi pelanggaranya yang menganggu kecerdasan, kecerdasan itu dapat meningkat dengan taat dengan Guru. Di sekolah yang bernuansa Islam tentu matode pendidikan harus berafiliasi dengan Alquran dan Hadis. Dalam Islam, ilmu itu hanya 2 Fungsi yakni agar kita semakin taat (Adz Dzariyat 56) dan dan Kita semakin bermanfaat (al-Baqarah 30). Allah SWT berfirman dalam surat Fathir ayat 28 yang artinya “Hanya orang-orang yang berilmu lah yang takut kepada Allah”.

Siswa dapat belajar dari Buku, lihat Google semua ada pelajaran disana dan jawaban soal pun bisa dilihat di Google sehingga kecerdasan bukan dilihat dari jumlah hafalan materinya, hafalan rumus-rumus tetapi dilihat dari kepatuhan terhadap Guru. Sehingga siswa yang berusaha meningkatkan kecerdasan dengan patokan nilai rapot, dengan rambut panjang, celana ketat dan sepatu belang tidak ada pengaruh ke Nilai raport. Sekolah untuk mendidik anak yang membutuhkan ilmu bukan anak yang sudah pinter, kalau sudah pinter jangan sekolah agar tidak ribet dengan aturan sekolah. Sehingga sekolah bukan membentuk anak pinter, jauh dari itu membentuk anak semakin taat dan bermanfaat.

Siswa yang sudah masuk di dunia pendidikan, harus ikut dengan aturan yang ada. Jangan mengeluhkan aturan dan membenturkanya dengan logika. Sebab setan juga punya 1001 cara membenturkan logika. Sekolah bukan sekedar nyari ilmu tetapi adab sama guru, adab sama teman, adab sama sekolah bahkan adab sama ilmu perlu dihargai.

Kesimpulanya adalah tujuan dari pendidikan bukan hanya cerdas, jauh dari itu agar beriman, berakhlah mulia dan bermanfaat bagi orang lain. Undang-undang N0 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional , Pasal 3 tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar : menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tanjungbalai, 25 Maret 2020,

#StayatHome

#WaspadaCorona

#kangensekolah