TRISNOKU ABANG TIRIKU
Seminggu jelang hari H pernikahanku. Tetiba Trisno tidak bisa lagi kuhubungi, puluhan chatku hanya ceklis satu, pun juga teleponku tidak tersambung. Kutelusuri akun medsosnya, sepi, tiada info apapun sebagai petunjuk. Segera ku hubungi Mas Yasin, abang kandungnya yang bermukim di Lampung. Jawaban Mas Yasin membuatku terperangah, ternyata Trisno, calon imamku sedang berada di Lampung, sementara aku, calon istrinya gelagapan kehilangan jejak. Ucapan Mas Yasin membuatku ambruk, 'Trisno baru saja selesai akad'.
Kubuka netraku perlahan, kupandangi selang infus di lengan kiri, entah sudah berapa lama aku berada di ruangan serba putih ini. Wajah-wajah sedih berurai air mata memandangku dengan iba, aku paham betul, mereka sangat menguatirkan kondisiku. 'Ica, kamu sudah siuman nak, alhamdulillah', bisik ibuku perlahan sembari mengelus rambutku. Kuteguk saliva dalam-dalam, serasa meneguk habis luka hatiku, betapa malunya aku, keluargaku, tanpa alasan Trisno memutus kontak, tidak hanya itu, dia bahkan memutuskan menikah dengan wanita lain. Tak kuasa aku memandang wajah ibu, perempuan tegar yang memilih bercerai ketika ayahku mendua hati.
Setelah mufakat dengan ibu, paman, serta si mbah, kuputuskan untuk membatalkan seluruh persiapan pernikahan dan resepsi terbatas. Aku harus bisa setegar ibu, aku yakin Trisno bukan jodohku, Allah tidak pernah salah memberikan yang terbaik buat hambaNya. Usai beres-beres mulai dari catering, wedding organizer, mua, aku segera mandi, membasuh sekujur tubuh, semoga hilang penatku. Namun, baru saja berbaring di sofa, ketukan dan ucapan salam terdengar berulang-ulang, ku sibak gordyn jendela, seorang lelaki separuh baya dan Mas Yasin. Ayah, iya lelaki itu ayahku, masih terpatri wajahnya di benakku, segera saja rumah dipenuhi keluarga besarku. Aku bergegas masuk kamar, kudengar lamat-lamat, bahwa Mas Yasin adalah anak ibu tiriku, dari pernikahan sebelumnya. Perpisahan kedua orang tuaku serta jarak yang teramat jauh, Medan-Lampung membuat kami putus komunikasi. Aku, Ica, dijodohkan dengan Trisno, staf baru di kantor pamanku, ternyata anak tiri ayahku. Maka, nikmat Tuhanmu yang mana yang kau dustakan?
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ceritanya menarik Bu Chrisma, tapi untuk sebuah Pentigraf ini kepanjangan. Berarti Ica dan Trsno anak kandung dan anak tiri si Ayah, dalam Islam boleh dong mereka nikah.
Iya mbak, muter-muter tadi idenya, jadi kepanjangan deh utk paragraf. Boleh menikah sih, tapi demi kebaikan bersama, dan luka masa lalu, endingnya gitu deh mbak,matur nuwun mbak sdh mampir
Berarti mas yasin dan trisno adalah anak istri muda ayah dengan suami pertamanya ya... Wah... Mujur juga nggak jadi ya bund..
Iya mbak, tuh nama mas Yasin punggawa MGI saya culik
Berarti, sama Trisno satu ayah? Begitukah? Masih agak bingung, maaf.
Beda mbak,Trisno anak bawaan ibu tiri Ica