Berawal dari Kopi Khop Berakhir di Papeda (17) Kuliner Medan
#Tantangan Gurusiana 50
Hujan masih turun dengan derasnya. Bu Nila menjemput aku dan Bu Evy di Istana Maimun. Bu Nila mengajak kami ke tempat yang pastinya tidak akan dilewatkan kalau ke Medan. Siapa yang tidak kenal Ucok Durian? Waktu yang dibutuhkan tidak sampai 15 menit, walaupun jalanan agak macet karena hujan.
Tempatnya bersih dan cukup luas. Sambil menunggu antri memilih durian, kami coba menikmati Sate Medan dan makanan lainnya. Kami memilih dua durian yang ukuran sedang. Rasanya enak dan manis. Mungkin karena kami bertiga penyuka durian. Sampai ketagihan, kami pun pesan lagi.
Tergoda juga untuk membawa durian sebagai oleh-oleh, karena di sini sudah disiapkan kemasan khusus. Katanya aroma durian tidak tercium ke luar kemasan. Tapi kami khawatir, karena pihak hotel belum tentu mengijinkan kami menyimpan di kamar. Apalagi kami masih dua hari lagi di Medan.
Azan Magrib berkumandang, kami siap-siap pesan grab untuk kembali ke hotel. Setiba di hotel kami membersihkan diri, beristirahat sambil melanjutkan menyelesaikan laporan yang harus dikirim malam ini melalui aplikasi online.
Sekitar pukul 20.00 WIB, ada teman bu Evy yang mengajak kami makan dan jalan-jalan berkeliling Kota Medan. Kami diajak makan di sebuah rumah makan khas Jawa Barat. Karena temannya bu Evy ternyata suka makanan Sunda. Nama restorannya Koki Sunda Medan. Makanan yang dihidangkan pastinya khas sunda dengan menggunakan alas daun pisang. Lalapan dan rujak boleh ambil sepuasnya gratis.
Selesai makan, kami menikmati suasana malam Kota Medan. Sempat juga melihat Universitas Negeri Meda dan Universitas Sumatera Utara. Ada yang menarik perhatian ku sepanjang perjalanan yaitu bangunan lama dengan arsitektur zaman kolonial tapi masih berfungsi dan terawat dengan baik seperti gedung London Sumatera (Lonsum), kantor Bank Indonesia, Kantor Pos, gedung Balai Kota Lama dan gedung-gedung lainnya yang tidak sempat saya ingat.
Menurut beberapa sumber gedung Lonsum merupakan kantor perusahaan perkebunan dan perdagangan yang berbasis di London. Karena jaraknya yang tidak terlalu berjauhan dengan bangunan pemerintahan, aku membayangkan Kota Medan tempo dulu sebagai pusat pemerintahan dan perdagangan internasional.
Bersambung ...
Kota Padi, 8 Juni 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Enak dan lezatnya kuliner bunda.Terimakasih telah berkunjung
Terima kasih pa sudah mampir pa
Wah, jadi pengen ke Medan.
semoga pa
Keren
Keren
Keren
Terima kasih salam kenal
Membayangka saja sudah terbit air liur..kapan2 saya diajak ya bunda..salm sayang dari Bondowoso
Salam kenal juga bu
Wah jadi pengen jalan2 kesana ya
ayoo bu
Mantap banget
Terima kasih bu
Tulisannya mantab...juga duriannya...
Duriannya mau
Mantap reportasenya Bun
Terima kasih bu