Dakwati

Seorang ibu yang berprofesi sebagai guru di SDN 107404 Sambirejo Timur Kec Percut Sei Tuan Kab Deli Serdang Sumatera Utara Memiliki motto Selalu bersyuku

Selengkapnya
Navigasi Web
Ayahku Mantan Preman

Ayahku Mantan Preman

Ayahku Mantan Preman

Jika ada sebuah kalimat berbunyi “Si Fulan itu mantan preman”, sesungguhnya kalimat ini masih lebih baik dibanding dengan  kalimat  “Si Fulan itu mantan ustad”. Artinya, jika dahulu dia pernah jadi preman, namun sekarang dia sudah mantan, berarti sudah menjadi orang yang baik. Namun, jika dia seorang mantan ustad, duuuh berarti dahulu dia orang baik, namun sekarang tidak lagi. Ungkapan inilah yang tepat untuk menggambarkan sosok ayahku.

Menurut cerita ayahku, dahulu beliau seorang yang jauh dari sentuhan pendidikan agama. Padahal orangtuanya, yakni kakek nenekku, sudah cukup-cukup untuk memasukkannya ke sekolah ngaji. Namun ayahku tak pernah mau mengindahkan  ajakan orangtuanya. Akibatnya ayah tumbuh menjadi pemuda yang bebas menjalani kehidupannya tanpa aturan agama. Ditambah lagi ayah yang sejak remaja, begitu menamatkan Sekolah Tekhnik Menengah nya, ia langsung pergi merantau. Diajak orang ikut mengerjakan satu proyek ke proyek yang lain.

Pernah suatu ketika ayah bercerita padaku bahwa dahulu seringkali ayah pulang dari bepergian dalam keadaan mabuk. Bahkan ayah juga pernah dicari-cari pemilik rumah makan karena ayah selalu makan di warung itu dan berhutang. Lalu berjanji akan membayarnya manakala ia sudah mendapatkan gaji. Namun begitu gaji diterimanya, ayah malah kabur.

Dalam pandanganku, sebenarnya ayah  seorang lelaki yang bertanggungjawab, Dia sangat sayang pada keluarganya. Sebagai anaknya, aku bisa merasakan bahwa ayah sangat mencintai aku dan adikku. Hanya saja ayah memiliki karakter yang sangat keras. Keinginannya sulit untuk dibantah. Jika ia sudah menginginkan sesuatu, maka tak dapat ditawar lagi.

Namun setelah ayah menikah lagi setelah ibu kandungku meninggal dunia, karakter ayah jauh berbeda. Ibu sambungku dengan sabar membimbing ayahku. Bagi ayah, ibu sambungku merupakan malaikat penolong baginya, yang membimbingnya menjadi seorang kepala rumah tangga yang baik. Ibu sambungku menanamkan pendidikan agama pada ayah. Lambat laun karakter ayah yang keras dan kasar mulai menurun, meskipun sesekali masih kelihatan.

Ayah yang dulu tidak pernah melangkahkan kakinya ke mesjid, bahkan untuk mengerjakan sholatpun ayah tidak mau, kini berkat bimbingan ibu, ayah pun mulai sholat. Ibu tidak segan-segan untuk menuliskan bacaan sholat dalam aksara Indonesia agar ayah lebih mudah memahaminya. Maklum sajalah, karena memang dari kecil ayah tidak pernah mengaji.

Kini rutinitas ayah ke mesjid semakin membaik. Dia aktif mengikuti pengajian-pengajian yang digelar di mesjid. Bahkan ayah tidak segan-segan dan tidak pelit untuk membantu bahkan menyalurkan sebagaian rezekinya untuk kemakmuran mesjid. Menurut ayah, hal ini dilakukannya sebagai ganti terhadap apa yang dahulu dikerjakannya. “Beginilah cara ayah membayar hutang pada orang yang dulu ayah pernah hutang padanya”, begitu kata ayah.

Usaha grosir makanan ringan yang saat ini sudah mengalami kemajuan, hasilnya juga tak lupa ayah salurkan. Ayah memang seorang yang pemurah. Setiap tahun, ayah selalu ingat untuk mengeluarkan zakat dari usaha dagang yang hari ini digelutinya. Aku bangga dan merasa bahagia memiliki seorang ayah seperti beliau.

Terakhir kali kemarin ayah bertemua dengan teman “mabuknya” dulu dan menasihatinya agar meninggalkan kebiasaan buruk itu. Dan akhirnya teman ayah tadi mengikuti saran ayah, dan kini beliau menjadi teman akrab ayah yang selalu bersama-sama menemani ayah pergi ke mesjid. Ayah, aku bangga memiliki ayah sepertimu.

 

Biodata :

Seorang ibu yang berprofesi sebagai guru PAI di SDN 107404 Sambirejo Timur, Sumatera Utara. Dilahirkan di kota Medan, 9 Juli 1970. Email: **(censored)** HP: **(censored)**

 

 

 

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Subhanallah, alhamdulillah. Smoga kita selalu dapat hidayah bunda. Semoga menang bun

11 Feb
Balas

Terima kasih bu.

12 Feb



search

New Post