PEREMPUAN MINANG (CANTIK) TAGUR-H-74
PEREMPUAN MINANG (CANTIK)
“Nan kuriak kundi, nan merah sago, nan baiak budi nan endah baso.” Adagium atau mamangan ini merupakan perpaduan dan acuan mengenai akhlak dan etika menurut menurut tatanan adat dan budaya Minangkabau. Kata etika tidak ditemui dalam kosa kata minangkabau. Orang minang mengenal kata “Baso” (bahasa dan sopan santun) dan kata budi (akhlak). Kalau kita rujuk pengertian kata baso untuk menjelaskan etika perempuan minang dapat kita lihat tiga hal yaitu, kecantikan, kepribadian dan penampilan diri.
Kita bahas kecantikan. Ini menyangkut kepada bentuk atau rupa seseorang yang tanpak luar khususnya ditujukan kepada perempuan muda. Perempuan tua walaupun sangat cantik tidak termasuk dalam kategori cantik. Biarlah bagi kita yang sudah tua ini tetap merasa cantik dalam hati kita sendiri (he he he). Dalam kosa kata minang tidak ada kata cantik. Tidak mempermasahkan benar akan hal kecantikan yang bersifat fisikal atau tampak dari luar, jika dibandingkan dengan masyarakat suku lain yang memiliki pakem tentang kecantikan.
Dalam bahasa minang ada kata contiak atau cantiak, artinya jauh berbeda dengan kata cantik yang dimaksud dalam kaidah bahasa Indonesia. Juga ada kata rancak, yang mirip artinya dengan cantik. Tapi dalam kalimat mati karancak-an, arti kata rancak menjadi lain pula. Kecantikan ditujukan kepada kaum perempuan terutama yang muda. Ukurannya subjektif sekali, tergantung kepada selera, zaman, suku bangsa atau kaum tertentu.
Ketika zaman Leonardo da Vinci hidup, kecantikan perempuan itu dilukiskannya seperti monalisa. Begitu juga kecantikan menurut ukuran masyarakat Indonesia masa dulu dan sekarang, jauh berbeda. Pada suatu masa perempuan yang cantik berwajah ke Indo-indoan, kemudian ke-India-indian, kini ke-Latin-latinan, dan abad 21 ini ke-Korea-korean. Perempuan yang kakinya kecil dikatakan cantik bagi masyarakat China tempo dulu. Leher yang panjang di katakana cantik bagi perempuan negro zaman dulu. Tumit perempuan yang memerah bila menginjakkan kaki dikatakan cantik bagi orang mesir abad pertengahan.
Pada suatu masa di Eropah perempuan yang cantik adalah perempuan yang gemuk. Tahun 70 an perempuan yang berdada rata yang dipuja dan ditiru perempuan di seantero dunia. Maka kita lihat, kecantikan tidak ada ukuran baku, nilai akhir, semuanya bersifat sangat temporal. Maka adat dan budaya minang tidak membuat bakuan tentang sesuatu yang disebut cantik. Kalau kita lihat cantik itu adalah relatif, dari mana seseorang memandangnya. Kecantikan perempuan Minang ada pada bahasa, budinya, menutup aurat , mematuhi ketentuan adat dan menjalankan syariat agama Islam. Bagaimana menurut anda?.
Tantangan gurusiana hari ke 74
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Terimakasih bu Yossa yang telah menyetujui tulisan saya
Padusi minang kalau bajalan samuik tainjak indak mati, alu tataruang patah tigo. Elok, anggun, tapi punya hargaa diri. Tulisan yang menginspirasi. Sukses selalu, sanak.
Sangaik pandai sanak bapituah, tarimokasih sanak
Masya allah keren, bunda
Terimakasih bunda sudah singgah, .Barakallah