EGO
"Yu Kliwon, aku minta tolong digantikan tugasku ya jaga pos Jogo Tonggo besok pagi. Besok aku ada acara penting.", kata Yu Pahing di suatu pagi.
"Ga mau ah, aku juga ada acara Yu. Kan sampeyan tahu to kalau jaga pos sudah diatur jadwalnya oleh Bu RT. Seharusnya sampeyan menyesuaikan acaranya, jangan sampai tumbukan dengan jadwal jaga pos.", kata Yu Kliwon dengan agak ketus.
"Ya kalau ga mau gantiin aku ga usah ketus gitu to Yu.", kata Yu Pahing yang merasa Yu Kliwon kurang suka dengan permintaan tolongnya.
Suasana kian memanas antara Yu Pahing dan Yu Kliwon pagi itu. Mendengar teriakan yang agak keras Bu RT yang saat itu ada di dekat pos jaga segera mendekati keduanya.
"Ada apa to, pagi-pagi kok sudah rame. Sepertinya saya ketinggalan berita nih.", kata Bu RT yang ingin memecah kekakuan di antara Yu Pahing dan Yu Kliwon.
Belum ada yang menjawab tiba-tiba datang Yu Wage mendekat. "Tumben sudah ada orang. Hari ini kan jatah saya yang jaga to? Apa mau pada gantiin saya jaga? Wah bagus tuh kalau ada yang mau gantiin saya. Kan saya bisa melakukan aktivitas lain.", Yu Wage terus saja nyerocos padahal belum ada satu pun pertanyaannya yang dijawab. Sepertinya, dia tak peduli pertanyaannya dijawab atau tidak.
"We lah, ini orang datang-datang langsung nerocos saja. Mbok salam dulu gitu Yu.", Yu Kliwon makin ketus suaranya melebihi keketusannya pada Yu Pahing tadi.
"Assalamualaikum, Ibu-ibu.", jawab Yu Wage dengan wajah tak bersalahnya membuat Yu Kliwon dan Yu Pahing kian geram. "Waduh-waduh kok pada melotot to? Hii, saya takut. Tak nyiapin plastik saja lah, dari pada di sini dipelototin gini." Yu Wage pergi ke ujung pos jaga menyiapkan alat-alat yang diperlukan untuk packing sayuran, lauk dan bumbu dari warga setempat untuk acara jogo tonggo (berbagi dengan warga yang terdampak Covid-19).
"Ada apa sebenarnya?", kembali bu RT bertanya kepada Yu Pahing dan Yu Kliwon setelah Yu Wage beranjak.
"Ini lho Bu RT, Yu Pahing minta saya menggantikan jaga pos. Padahal kan sudah dijadwal sama Bu RT to? Lha Yu Pahing dengan seenaknya minta digantiin.", kata Yu Kliwon dengan keketusan level 3.
"Owalah begitu to, Memangnya yang lain ga ada yang bisa gantiin?"
" Saya kan sudah mengatur scedule sehingga tidak bertumbukan dengan jadwal saya jaga pos. Lagian juga salah sendiri, Yu Pahing kan orangnya paling ogah kalau suruh gantiin orang lain jaga. Rasain sekarang giliran dia butuh bantuan saya ngepasi ga bisa.", Kata Yu Kliwon yang sok bisa pakai Bahasa Inggris.
"Emang ada kepentingan apa to Yu Pahing sampai harus meninggalkan tugas jaga pos?", tanya Bu RT kepada Yu Pahing.
"Saya ada acara penting yang tidak bisa saya tinggalkan, Bu RT.", jawab Yu Pahing. Belum selesai Yu Pahing bicara, tiba-tiba Bu RT berteriak agak keras sambil melambaikan tangan ke arah seberang jalan.
"Yu Legi, kesini!"
Seorang ibu paruh baya di seberang jalan yang mendengar teriakan itu segera bergegas menuju sumber suara.
"Ada apa Bu RT?", tanyanya.
"Yu Legi mau kemana, kok terlihat buru-buru?", tanya Bu RT menunggu jawaban Yu Legi yang kelihatan terengah-engah karena setengah berlari tadi.
"Saya mau ke rumah Yu Pon, ambil pesanan lontong untuk acara keluarga nanti siang, Bu RT.", jawab Yu Legi.
"Begini Yu, ini kan Yu Pahing besok ada acara. Sampeyan bisa menggantikan Yu Pahing jaga pos tidak?", tanya Bu RT kepada Yu Legi.
"Jangan mau Yu. Sampeyan kan ngerti to kalau Yu Pahing tidak perah mau membantu kita kalau pas kita yang berhalangan. Ingat itu Yu.", belum sempat Yu Legi menjawab pertanyaan Bu RT Yu Kliwon sudah menyelanya.
"Biarin Yu Legi yang jawab to Yu!", kata Yu Pahing setengah melotot kepada Yu Kliwon.
"Aku makili Yu Legi. Dia pasti ga mau menggantikan Sampeyan.", kata Yu Kliwon tak kalah sengit.
"Saya mau, Bu RT.", suara lirih terdengar dari mulut Yu Legi mengagetkan semuanya.
"Kenapa mau to Yu. Besok kalau sampeyan yang alangan belum tentu Yu Pahing mau menggantikan lho.", kata Yu Kliwon geram.
"Tidak apa-apa. Saya ikhlas. Saya tidak mengharapkan balasan dari Yu Pahing. Ketika kita berbuat baik belum tentu yang bersangkutan yang akan membalas kita Yu. Tapi kalau kita bisa membantu, kenapa tidak kita lakukan?", kata Yu Legi yang membuat semua terdiam terharu. Suasana sejenak menjadi hening.
"Hebat, sampeyan Yu Legi. Lha ini warga teladan Bu RT. Patut diberi reward.", kata Yu Wage yang sedari tadi ternyata mengikuti percakapan Bu RT dengan lainnya.
.
.
.
Peristiwa ini hanya sekelumit kejadian yang mungkin pernah kita jumpai di sekitar kita. Tanpa sengaja kita dapat menerka kepribadian masing-masing orang dalam peristiwa ini. Seperti siapakah kita?
Seperti Yu Pahing yang lebih mengutamakan kepentingan pribadinya dari pada kesepakatan yang telah menjadi keputusan bersama.
Seperti Yu Wage yang bisa komentar namun tak memberi solusi?
Seperti Yu Kliwon yang menghitung-hitung perbuatan baiknya dengan apa yang bisa diterimanya kembali.
Seperti Bu RT yang berusaha dengan bijak mencari solusi meski bukan dengan tangannya sendiri.
Atau, seperti Yu Legi yang dengan besar hati mau membantu tanpa pamrih, tanpa melihat siapa yang ditolongnya dan tanpa mengharapkan balasan dari orang yang ditolongnya.
Sebagai manusia yang berakal tentu kita ingin seperti Yu Legi. Namun benarkah kita bisa melakukan seperti apa yang dilakukan Yu Legi? Sanggupkah kita melakukannya?
Jika ini bermanfaat silakan dishare ke saudara kita.
Salam refleksi diri.
Keterangan :
Kata "Sampeyan" dalam Bahasa Jawa untuk mengganti kata orang ke-2 : kamu, anda
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar