Endang Yulistina

Guru Kelas di SD Negeri Jalmak 1 Pamekasan

Selengkapnya
Navigasi Web
15 Panggilan Menjelang Dini Hari

15 Panggilan Menjelang Dini Hari

Sengaja aku tidur lebih awal malam ini. Ku stel alarm HP di angka 23.30 wib. Setelah sholat isyak, aku pun merebahkan penat badanku di peraduan. Sudah menjadi kebiasaanku memang, jika banyak deadline yang harus kukerjakan, maka ku memilih terjaga di tengah malam. Bersama gelap dan dinginnya suasana malam membuatku fokus pada sebuah titik.

Bunyi ponselku yang ku atur silent kuletakkan tak jauh dari tempatku berbaring. Aku pun terbang bersama liukan sang malam. Sampai akhirnya, sekitar setengah jam yang lalu sayup-sayup kudengar suara getaran begitu intens pada alat canggih didekatku. Mataku yang masih enggan terbuka, ditambah bunyi Alarm yang belum kunjung terdengar, membuatku mengabaikan bunyi getaran itu.

Sampai menit ke sekian, suara getaran itu begitu mengganggu. Sehingga memaksaku untuk melihatnya. Aku mulai berpikir, tak kan mungkin seseorang melakukan panggilan ditengah malam kalau itu bukan hal yang penting.

Sampai akhirnya, kulihat sebuah nomor baru telah melakukan panggilan sebanyak 10 kali. Tanganku gemetar. ketar ketir antara mengabaikan dan rasa penasaran. Ketakutan akan trauma 10 tahun silam kémbali terhampar. Sebuah kekuatan mistik melalui sambungan jarak jauh, telah menyebabkan kerugian secara finansial hanya dalam hitungan jam. Yang paling menyesakkan itu bukan mimpi tapi nyata kualami

Sementara di sisi lain, orang terdekat sedang berada jauh nun disana di Negeri Sakura.Mungkinkah telah terjadi sesuatu yāng buruk?. Pada panggilan ke 15, sekuat tenaga kubernikan meraih alat pipih itu. Perlahan kudekatkan disebelah kiri alat pendengaranku. Terdengar suara bariton di seberang sana.

Suara sapaan hallo itu tak sedikitpun ku balas. Satu, dua, tiga hingga kesekian kali tetap tak berubah. Tidak ada nada tegang pada ucapannya. Terkesan santai namun arogan. Dia menutup telephonnya. Mungkin kesal karena tak ada suara balasan, sementara persediaan pulsa pastinya kian berkurang.

Sedikit lebih lega, sampai akhirnya tidak sampai hitungan menit, nomor yang sama kembali menghubungi. Kubuat perlakuan yang sama. Ulah pemilik suara bariton itu berulang dan berulang. Seakan tiada jera tanpa sesal kuhentikan aksi isengnya yang hampir 1 jam itu dengan memblokir nomor kontaknya.

Menurut anda sekalian, apakah itu sekedar iseng? Sebuah modus barangkali?, atau mungkin pancingan????? untuk menguji existensiku disaat kesendirianku?

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

cerita yang menarik bunda

06 Mar
Balas

Terimakasih bapak

06 Mar



search

New Post