Kemarin, baru hari ketiga menjalankan ibadah Saum. Sesiang pekerjaan cukup menyita waktu dan tenaga. Ada saja, berlarian dari ruang satu ke ruang lainnya dengan sejumlah tugas yang harus diselesaikan.

Pulang kerja, badan seakan tak berdaya. Lemes dhedhes bahasa Jawanya. Shalat duhur, langsung blegsheg tidur. Rutinitas selaku Mak Mak di sore hari dimulai. Menanak nasi, menjerang air, membuat sayur beserta lauknya.

Tak terasa waktu mendekati Maghrib. Ya Allah, teman teh manis buat berbuka belum ada. Jika saat puasa sunah, aku tak begitu pusing dengan makanan untuk berbuka. Seadanya.

Tapi saat Ramadhan seperti ini, ada perut kosong anak dan suami. Rasanya tak tega jika membiarkan mereka hanya meneguk teh hangat manis pembatal puasa.

Akhirnya aku berkemas diri. Ah, mau jalan jalan sekadar cuci mata dan mencari takjil. Selesai mandi "Assalamu'alaikum, Bu ini ada kolak dari Mama," Alhamdulillah...tetangga depan rumah memberi kolak. Urung lah niat mau cari takjil 😀😀.

Tak berapa lama tetangga sebelah rumah datang membawa piring kecil. "Bu, keras bakwan?". Alhamdulillah untuk yang kedua kalinya 😀😀

Allah Maha Tahu, Allah Maha Pemurah dan Allah Maha Pemberi. Nikmatnya bulan Ramadhan, makanan berdatangan sendiri ke rumah.