ISTRI 'SETRONG'
///
Jumat siang aku menjengguk suami sahabat yang lagi kena musibah kecelakaan, dan dirawat di salah satu rumah sakit di kotaku, sungguh aku salut dengan sahabatku iya begitu sabar dan telanten merawat suaminya. Dan suaminya juga mulai sehat walau aku tau ia masih menahan rasa sakit akibat luka yang belum mengering di tubuhnya, apalagi ada tiga tulang rusuk yang patah maka harus melakukan perawat secara insentif.
Aku bersama sahabatku bu Purnama, iya juga merupahkan istri yang kuat dan tabah. Suami juga sudah hampir 3 tahun menderita gula dan kolesterol yang hampir setiap minggu harus cek up kerumah sakit, belum lagi iya harus merawat ibunya yang sudah mulai pikun, dengan kesabaran dan keikhlasan ia menjalaninya. Bahagia aku memiliki sahabat yang bisa memberikan contoh dan ibroh dalam hidupku, seharusnya aku harus lebih banyak bersyukur.
Sahabat dalam perjalanan menjadi istri mungkin kita pernah mengalami fase-fase,dimana kita selalu merasa dikecewakan, disakiti, dikhianati atau tak dihargai oleh pasangan kita. Fase ingin pergi sejauh mungkin, ingin pergi bukan karena sudah tak cinta, atau tak sayang tapi karena sudah diujung lelah karena luka-luka lama yang menganga dan tak sanggup untuk menjalaninya, atau mungkin lagi di fase berjuang sekuat tenaga mempertahankan rumah tangga, karena ada banyak hati yang harus dijaga terutama anak-anak.
Tak jarang orang tua murid , tetangga yang berkeluh kesah masalah rumah tangganya,aku mendengarkan dan memberikan solusi yang dapat aku berikan sebagai penguat hati serta mengikat ketegaran jiwanya. Tapi keputusasaan hati seorang wanita, sebagai istri mungkin di fase kelelahan teramat sangat, Bahkan diujung lelah karena dia yang tak juga mengerti memperlakukan suaminya terhadapnya. Dan yang lebih menyedihkan jika hati seorang wanita terluka diam-diam suami punya WIL, dan istri membaca semua chat-chat mesranya, hingga dadamu terasa sesak
Belum selesai mendengar curhatan istri tetangga, teman masa kuliah berkeluh kesah suami sudah bahas-bahas poligami dan terasa menyesakkan dan menusuk ditelinga dan suami mungkin diam-diam berharap hadir jodoh kedua, setelah perpisahan atau kematian yang masih menyisakan duka, semua ini nyata walau saat kita hadir bersamanya ia berjanji akan tetap setia sampai mati, tapi saat istri mati tak butuh lama lagi ia sudah mendapat pengganti.
Ada pula seorang sahabat bercerita karena rasa lelah dan jenuhnya , ada yang diam-diam menaruh hati kepadanya, disaat titik jenuh dengan suaminya sendiri. Tapi ia masih sadar bahwa kehornatan diri dan kesetian jauh berharga hanya sekedar melampisan hawa nafsu sesaat yang merugikan diri, dan kebahagiannya yang Selama ini diraih. Sang istri yang kuat ia mampu menahan godaan untuk tetap setia menjadi istri yang sempurna walau jenuh melanda.
Mungkin akan banyak lagi difase, dimana seorang istri sering disalah fahami mertua, dicap matre, dicap tidak kompeten, bahkan dicap istri durhaka. Mungkin di fase jadi istri yang suaminya punya istri lain, dan yang menunggu keadilan yang tak kunjung datang.Mungkin di fase sedang belajar menata hati jungkir balik, remuk redam menjadi istri yang dipoligami. Mungkin lagi difase menunggu buah hati yang tak kunjung datang, setiap ada berita kelahiran diam-diam kamu menyeka air mata.
Mungkin di fase repot dengan banyaknya anak yang butuh didikan, namun suami malah sibuk dengan gadgetnya. Mungkin di fase anak-anak mulai beranjak dewasa dan membuatmu nelangsa karena tingkah polahnya. Mungkin lagi difase "bodo amat" setelah sebelumnya "peduli teramat sangat" Karna tahan dan tak kuat dengan semuanya. Mungkin sedang di fase "MENTERTAWAKAN", semua fase, karna semuanya sudah pernah dilalui dan dilewati...
*******
Ada di fase apapun kita, sebagai istri tentu harus punya tempat untuk kembali.
Dan sebaik-baik tempat adalah kembali lagi kepada Allah.
Istri "setrong" dia tak pernah menyerah,
Dia tau semua fase itu haruslah membuatnya lebih mendekat kepada Allah.
Istri "setrong" akan lebih sibuk mencari-cari hikmah, dalam tiap fase, dan berusaha mengubah semua kepahitan tiap fase sebagai kekuatan.
Istri "setrong" bila tak ada pelukan hangat dia mungkin perlu kopi, waktu
atau menangis seharian...
Tapi dia akan tetap tersenyum dan kembali dengan lebih kuat.
( Terima kasih sahabat sudah berbagi cerita, mempoles cerita dari cuhatan para sahabat tercinta )
///
Tebing Tinggi, 02 Oktober 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ulasan yang memotivasi. Iya, Bun. Kalau lagi cape hati, lelah hehe... Harus selalu kembali pada Allah. Makasih ulasannya, Bunda
Kisah sahabat bisa jadi tulisan... keren. Sehat dan sukses selalu Bu cantik
Wanita itu memang hebat. Istriku juga wanita yang sangat hebat. Mantab ulasannya Bu. Sukses selalu buat ibu
Kisah yg luar biasa, Bu Evi. Puji Tuhan, wanita diberi anugrah hebat. Dalam kelemahannya ada hati yg kuat menhan setiap cobaan. Sejatinya, wanita sumber kehidupan. Tetaplah semangat dan kuat kaumku. Tuhan memberkati Anda semua. Salam sukses dan bahagia selalu, Bu Evi.
Mantap ceritanya Bun. Salam sehat selalu Bunda.
Mantap tulisannya Bunda, rona-rona kehidupan yang kadang tidak berpihak tapi menjadikan kita strong, salam sukses selalu
Mantap ulasannya Bund. Salm sehat dan sukses
ulasan yang keren dan mencerahkan sehat selalu bunda Evi dayanti
mantap keren cadas ...ulasan keren menewen...salam literasi sehat sukses selalu bunda Evi
Begitulah Sang Istri Bun. Bahkan banyak setelah fase-fase menyesakkan itu, mereka tetap memaafkan. Luar biasa. Sehat selalu Bunda.