Kisah Kuburan Dua
Kisah Kuburan Dua
Kabupaten Pasaman dihuni oleh dua suku yaitu suku Minang dan suku Mandailing yang berasal dari daerah Tapanuli.Dua suku bangsa yang unik dan berbeda dalam bahasa dan Budaya.
Alkisah pada suatu hari ada orang Minang yang pergi berburu rusa. Di hutan itu ia bertemu dengan seorang Mandailing yang sedang berburu juga.
Singkat cerita mereka mendapatkan seekor rusa pada waktu bersamaan. Kemudian mereka hendak membagi hasil buruan itu.
Kata orang Mandailing "Sabariba di au, sabariba di ho. Ulunya hita pardua." ( separoh untuk saya, separo lagi untuk anda. Kepalanya kita bagi dua )
Kata orang Minang, " Indak, sakuduang di den, sakuduang di ang, kapalo e wak bagi duo lo." ( sepotong untukku, sepotong juga untukmu. Kepala rusanya kita bagi dua pula )
Kata orang Mandailing, " olo!" ( iya)
Mendengar kata "olo" orang Minang menjadi marah, "Apo kecek ang? Ang kecek ang den gilo?" ( apa katamu? Engkau katakan saya gila? )
Sambil emosi si Minang mengejar si Mandailing dan memukulnya.
"Mancit ... mancit ... ( sakit... sakit ) ." kata si Mandailing kesakitan.
"Apo kecek ang? Ang kecek an den mancik?" ( apa katamu? Engkau katakan saya tikus? ) ujar si Minang bertambah marah.
Terjadilah perkelahian antara mereka hingga berdarah-darah. Saat ditemukan penduduk mereka tak tertolong lagi. Dan penduduk menguburkan mereka di tempat kejadian itu. Sehingga tempat itu dikenal dengan nama Kuburan Duo ( Dua).
Nilai moral dalam kisah legenda ini adalah perlunya kita mempelajari bahasa yang ada di lingkungan kita.
Pasaman dengan dua suku bangsa yang unik dan bahasa yang berbeda merupakan keunikan budaya lokal yang luar biasa. Keunikan yang juga menimbulkan rawan konflik. Karena salah pengertian dan pemahaman.
Kisah ini melegenda di daerah Pasaman. Bukan itu memperjelas perbedaan dua suku ini, tapi itu mengambil ibroh atau hikmah dari kisah ini.
Belajar menuliskan kembali kisah legenda, Pasaman - Pasaman Barat, Feb 15
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Cerita yang sarat pesan, sehat selalu Mbak Fera, barakallah
Terima kasih appresiasi.dan kunjungannya Bunda ... Barakallah
Bisa aja Bunda nih. Sukses selalu dan barakallah
Terima kasih atas kunjungannya Bunda Vivi. Lagi belajar menulis legenda. Barakallah
Duh...bagaimana kalau saya ngomong pake bahasa ngapak...Pasti Bu Fera bingung yaa..hi..hi...Barakallah..
Hehe ... sangat bersyukur dengan bahasa persatuan kita yaa bunda cantik. Terima kasih sudah berkunjung
Kata Olo untuk orang Mandailing artinya apa Bun? Kasihan ya mereka.. salah paham karena beda bahasa. Sukses bunda
Olo untuk orang Mandailing artinya IYA. Terima kasih apresiasi dan kunjungannya Bunda
he cerita yang unik ya..seunik bahasa sama tulisannya...jadi berantem deh...yo..yo..kapab lagi bawa cerita aendiri ya...luar biasa...
Hehe... terima kasih atas appresiasi dan kunjungannya Pak. Barakallah
Belum ada penelitian,harus diteliti dengan arkeologi,dimana letak kuburan nan duo,setahu saya kubu nan duo bukan kuburan nan duo,kubu nan dou tempat pertahanan kaum saman melawan penjajah,yang dikenal dengan perang paderi arti paderi sendiri adalah pendeta,..
Kaum saman adalah orang orang yang mengamalkan tarekat(suluk) aliran samaniah,..
halo ka,saya sangat tertarik dengan cerita rakyat kuburan duo ini untuk penelitian skripsi saya,apakah saya boleh tau sumber-sumber cerita ini dari mana saja ka?apakah ada buku atau jurnal atau adakah orang terkait yang bisa di wawancarai?