#tantangan menulis hari ke-136

Sesampai dirumah kulihat ayah akan berangkat kerja dan ibuku yang menyiapkan perlengkapan kantor ayah. Aku terus melangkah mencoba memberanikan diri untuk bertemu ayah. Perlahan kulangkahkan kaki dan kumulai memanggilnya untuk meminta maaf.

"Yah..." sapaku.

"Berani kamu pulang setelah apa yang kamu lakukan sama ayah semalam..kenapa pulang uangmu habis? Mau minta uang? Minta sama teman-temanmu sana, siapa Roy Rey iya? " kata ayah dengan nada marahnya.

Aku mencoba untuk tetap tenang dengan menunduk dan sesekali kulihat raut muka ibu yang iba padaku.

"Sudahlah yah sana lekas berangkat nanti terlambat" kata ibu.

Sesaat setelah ayah berangkat, ibu mulai menghampiriku. Aku mencoba terus tenang apakah ibu akan memarahiku sama seperti ayah atau justru sebaliknya. Apapun yang akan ibu katakan akan aku dengar.

"Ibu tau kamu bukan anak durhaka seperti yang ayahmu katakan...dan ibu yakin kamu bukan anak bodoh seperti yang ibu pikirkan...mungkin ibu yang tidak bisa mendidikmu sehingga kamu jadi seperti ini...maafkan ibu, nanti ibu akan bicara dengan ayahmu" kata ibu sambil mengelus kepalaku yang tertunduk.

"Bu maafkan aku" tak kuasa kumenahan tangis dan mendekap erat ibu. Rasanya sudah lama sekali dekapan ini tidak kudapatkan dan ini pertama kalinya setelah puluhan tahun.

"Sekarang kamu sarapan dulu dan lanjutkan semua tugas daringmu...hari ini ujian hari ke-2 kan, ayo lekas" perintah ibu langsung ku iya kan.

(Bersambung ke bagian 11)