Racun Cinta dalam Baklava (29) Kumpulan Cerpen Rembulan di Atas Hagia Sophia
Racun Cinta dalam Baklava (29)
Erhan, sang maestro baklava, telah lama mengagumi Elänur, gadis penjual bunga di pasar. Setiap hari, ia menyaksikan kecantikan Elänur yang memukau, bagai kuntum mawar yang baru mekar. Untuk mengungkapkan perasaannya, Erhan memutuskan untuk membuatkan baklava istimewa, sebuah karya seni yang tak hanya memanjakan lidah, tapi juga hati.
Dengan penuh cinta, Erhan memilih bahan-bahan terbaik. Madu murni dari lebah pegunungan, kacang pistachio yang renyah, dan adonan filo yang tipis seperti sutra. Namun, untuk memberikan sentuhan magis, ia menambahkan sedikit rahasia keluarganya – sejenis rempah langka yang konon dapat membangkitkan perasaan cinta.
Ketika baklava itu selesai, Erhan membawanya ke kedai bunga Elänur. Dengan jantung berdebar, ia memberikan hadiah itu. Elänur menerima baklava dengan senyum manis. Saat mencicipi sepotong, matanya membulat. Rasa manis baklava itu seakan meleleh di hatinya, membangkitkan perasaan hangat yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Hari demi hari, perasaan Elänur pada Erhan semakin dalam. Ia merasa seperti melayang di awan, begitu bahagia. Namun, tak lama kemudian, Elänur mulai merasakan hal yang aneh. Tubuhnya terasa lemah, dan seringkali ia mengalami pusing yang hebat. Ia mengira itu hanya kelelahan, namun gejala-gejala itu terus memburuk.
Ternyata, rempah langka yang digunakan Erhan memiliki efek samping yang berbahaya. Dalam dosis yang berlebihan, rempah itu dapat menyebabkan keracunan yang lambat namun mematikan. Erhan yang mengetahui hal ini sangat menyesal. Ia tak pernah bermaksud menyakiti Elänur.
Erhan terjebak dalam dilema yang mengerikan. Setiap malam, ia terbangun dari mimpi buruk di mana Elänur terbaring lemah di tempat tidur. Racun yang ia berikan telah mulai merenggut nyawa wanita yang dicintainya. Rasa bersalah menyiksanya setiap detik.
Ia tahu, satu-satunya cara untuk menyelamatkan Elänur adalah dengan memberitahu tabib tua tentang rempah langka itu. Namun, ia takut kehilangan Elänur. Jika ia mengetahui kebenarannya, apakah Elänur masih bisa mencintainya? Apakah ia akan membencinya karena telah membohonginya?
Di sisi lain, jika ia memilih untuk terus menyembunyikan kebenaran, ia harus menyaksikan Elänur perlahan-lahan pergi. Bayangan kematian Elänur menghantuinya setiap saat.
Suatu malam, Erhan memutuskan untuk mengunjungi Elänur di rumahnya. Dengan hati yang berat, ia duduk di samping tempat tidurnya. Elänur terlihat sangat lemah, namun senyum tipis masih terukir di wajahnya.
"Erhan," lirih Elänur, "aku sangat bahagia bersamamu."
Hati Erhan hancur. Ia ingin sekali membalas kata-kata itu, namun lidahnya kelu. Akhirnya, ia mengumpulkan keberaniannya.
"Elänur," ucapnya dengan suara bergetar, "aku... aku harus memberitahumu sesuatu."
Elänur menatapnya dengan penuh tanya. Erhan menarik napas dalam-dalam.
"Baklava yang kuberikan padamu... ada sesuatu yang ingin kusampaikan."
Elänur mengerutkan kening. "Ada apa, Erhan?"
Dengan jujur, Erhan menceritakan semuanya. Tentang rempah langka itu, tentang efek sampingnya, dan tentang rasa bersalahnya.
Elänur terdiam mendengar pengakuan Erhan. Air matanya mengalir deras. Ia merasa dikhianati, namun di saat yang sama, ia juga merasa kasihan pada Erhan.
"Mengapa kau melakukan ini, Erhan?" tanya Elänur dengan suara lirih.
"Aku sangat mencintaimu," jawab Erhan. "Aku ingin kau selalu bahagia."
Elänur menatap mata Erhan dalam-dalam. Ia melihat ketulusan dalam tatapan itu. Setelah beberapa saat, ia tersenyum pahit.
"Aku juga mencintaimu, Erhan," ucapnya. "Tapi, aku tidak bisa memaafkanmu begitu saja."
Saat Elänur semakin kesakitan, seorang tabib tua datang ke desa. Setelah memeriksa Elänur, tabib itu menyadari bahwa racun dalam tubuhnya berasal dari suatu tanaman langka. Ada satu cara untuk menyembuhkannya. Elänur harus meminum ramuan yang terbuat dari bunga tulip yang sama dengan yang ia jual setiap hari.
Rempah langka itu setelah dinetralisir oleh bunga tulip ternyata memiliki kekuatan penyembuhan yang lebih besar dari yang mereka duga, dan bunga tulip itu mampu menyembuhkan Elänur tanpa efek samping.
Apakah cinta mereka akan cukup kuat untuk mengatasi semua rintangan? Apakah mereka dapat membangun kembali kepercayaan satu sama lain?
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar