Sore Itu (2)

Aku masuk ke kamar. Kuraba kantung baju dinasku yang tadi dipakai. Kulihat ada beberapa 50 ribuan. Aku lihat juga di kantung tasku ada beberapa lembar dua puluh ribuan dan sepuluh ribuan.

"Duh gimana ya. Apa yang harus kulakukan ya? Apakah aku biarkan saja orang itu pergi atau aku kasih uang?"

Jujur aku kepingin sekali bersedekah. Apakah salah ya kalau aku bersedekah? Bukankah aku bersedekah dengan uang sendiri? Aku tahu ada beberapa kebutuhanku yang belum terbayarkan, tapi kalau aku memberikan uang tersebut rasanya aku tetap bisa membayar kebutuhanku. Toh pembayaran itu baru limit sepuluh hari lagi.

Aku jadi teringat kata-kata ustad yang pernah aku dengar saat pengajian di masjid. Yang terbenak di kepalaku kata-kata pak ustaz adalah "Jika kalian bersedekah pada saat tidak punya uang Allah akan mengganti sedekah kalian dengan jalan yang tidak disangka-sangka."

Akhirnya aku mengambil beberapa uang yang ada di kantong tas. Kulihat ada selembar uang berwarna hijau dan dua lembar berwarna ungu. Dan segera ke depan berikan pada orang itu

"Ini pak hanya dengan segini, mudah-mudahan bisa bermanfaat untuk bapak, " kataku sambil berusaha masuk ke dalam.

"Makasih ya Bu. Mudah-mudahan rezeki Ibu bisa semakin bertambah. Juga keluarga ibu bisa semakin bahagia dan sehat. Makasih ya, Bu," katanya berulang kali kepadaku.

Akhirnya aku segera pamit untuk masuk ke dalam.

"Maaf, saya ke dalam ya pak. Ini lagi masak belum selesai," kataku sambil menutup pintu pagar.

Orang itu pun segera pergi masuk ke dalam. Dari dalam pagar kuperhatikan orang itu. Rupanya ada istrinya yang sejak tadi menunggu di pagar sebelah rumahku.

Semoga apa yang dikatakan benar dan yang tidak berbohong. Semoga uang itu bisa bermanfaat untuk keluarganya, bisa menolong hidupnya.

"Ya Allah aku ikhlas memberikan uang itu. Ya Allah mudah-mudahan aku selalu mendapatkan ganti yang berlimpah darimu. Terimalah sedekah hamba ya Allah. Amin ... Amin .. Allahumma Amin," doaku dalam hati.

Jakarta, 13 September 2021