Kun Habibah

Nama Kun Habibah Guru PPKn SMPN I Gumukmas Motifasi sangat penting dalam mel

Selengkapnya
Navigasi Web
CINTA TERLARANG 9
Tantangan hari ke 90

CINTA TERLARANG 9

CINTA TERLARANG 9

#hari ke 90

Oleh:Kun habibah

Malampun terus bergulir ,kutepis segala sesuatu yang terbersit dibenakku, aku sengaja tidak tidur sekamar dengan mas Wahyu ,kali ini aku menemani sikecil dikamar tengah ,aku menyegerakan tidur setelah habis sholat isyak ,karena besuk harus menyiapkan untuk mengajar ,dan setelah itu menghadiri undangan ,Meski undangan dimulai pukul 13.00 wib .

“Jam berapa besuk berangkat ,Satna”Ku baca wa dari Windi menanyakan keberangkatan untuk undangan besuk di kabupaten.kubalas Wa itu kalau berangkat jam 11.00 untuk sholat duhur di sana saja, ngantisipasi jalan macet jadi berangkat lebih awal dan aku sarankan untuk berkumpul dirumahku dan berangkat satu mobil denganku.

Pagipun mulai menyapa,setelah kusiapkan sarapan pagi,aku langsung menuju kesekolah untuk meminta ijin kepada kepala sekolah kalau hari ini ada undangan di pemkab. Aku mengajar hanya sampai jam ke 5 saja ,setelah itu akupun beranjak pulang .

Akupun berangkat dengan temanku untuk menghadiri undangan tentang pembagian Sk yang telah lulus ujian tes ASN.Kami hanya berempat dalam satu mobil.Tepat pukul 12.00 kami sudah sampai di pemkab,kami pun bersholat duhur dulu dimusholah yang berada diarea pemkab.

Kamipun langsung menuju tempat absen , para petugas yang menyambut para undangan untuk mengisi absen disitu sudah tertulis per kecamatan.Akupun mencari tulisan yang dari kecamatanku .Nampaknya yang hadir sudah mulai penuh ,berjubel dengan mengisi daftar absen sesuai dengan kecamatannya masing-masing.

Tengak-tengok kekanan kekiri ,kucari Mas Yudi kok tidak nampak ,dalam hati bertany “dimana dia apa belum hadir ,tidak juga menghubungiku telepon maupun WA”.

“Ada apa satna ,kamu nampak bingung ,siapa yang kamu cari” Tanya Windi, nampaknya Windi memperhatikan gelagatku yang kebingungan, clingat- clingut sepeti ada yang dicari –cari .

“ Mas Yudi,kok gak kelihatan apa belum sampai ya”.jelasku pada Windi,sembari aku memperhatikan sekitar area yang nampak para undangan mulai bertambah banyak.Aku sengaja tidak untuk menghubungi mas Yudi mungkin memang masih dalam perjalanan .

‘Ya, kok gak ada ,mungkin masih dalam perjalanan”Jelas windi .

Entah kenapa aku menjadi perhatian dan memikirkan dia terus ,apa mungkin karena keadaan yang membuat aku memikirkannya.atau hal lain .Aku selalu menepis dengan rasa yang ada ,aku tahu aku ini siapa ,perempuan yang berstatus nikah.

Kita berempat akhirnya menuju ruang aula yang sudah dipersiapkan ,kami mencari tempat urut yang sudah diberikan petugas waktu mengisi absensi. Kami duduk tidak berjauhan dan aku duduk dikursi bagian tengah sebelah kanan baris nomor dua.Kulihati layar ponsel ku kubuka ,kubaca setiap wa yang masuk ,tak terlihat wa dari mas Yudi yang masuk.” Kemana dia” otakku dipenuhi tanda tanya .

Aku masih saja memikirkan ,ingin menelpon tapi rasanya tidak enak ,kubiarkan hal ini sampai akhirnya acara dimulai ,tepat pukul 13.30 acara baru dimulai ,dipertengahan acara kulihat ada wa masuk dan itu dari mas Yudi menanyakan kalau aku duduk disebelah mana ,aku pun menjawab kalau aku duduk ditengah sebelah kanan baris nomor dua tepatnya kursi nomor 748,dan dia pun menjelaskan kalau dirinya duduk di tengah kursi barisan nomor empat dari kanan .Memang aku dan mas Yudi tidak sekecamatan sehingga duduknya pun berbeda.

Semua undangan mengikuti acara dari awal sampai akhir dengan cermat .Dari inti acara adalah tentang pembagian SK yang langsung ditandatangani oleh pejawat berwenang yaitu Bupati, kami semua cukup senang dan lega yang pada akhirnya apa yang kami tunggu terlaksana.

Diujung acara, bagi kami yang sudah mendapatkan SK diharap untung meninggalkan ruangan satu persatu .Kuajak Windi untuk duduk sejenak dikursi yang berada diruang pendopo untuk melihat dan membaca isi SK itu sembari aku menunggu mas Yudi yang masih antrian panggilan kedepan untuk giliran menerima sk itu.

Tak lama kemudian nampak Mas Yudi keluar dari ruangan dan menghampiriku .Mas Yudi hanya sekedar menanyakan dengan siapa berangkat ,dan kujawab kalau aku berangkat berempat ,kebetulan yang nampak duduk bersamaku hanya Windi sedang ke dua temenku masih didalam menunggu giliran panggilan, yang kebetulan juga teman dari kecamatan yang berbeda.

‘Alkhamdulillah, sedikit uda lega ,akhirnya apa yang kita tunggu sudah kesampaian,terus kapan nih rencananya kita bertasyakuran “.tanya mas Yudi disela perbincangan antara aku dan Windi.

“Enaknya kapan mas”. Kubalik bertanya padanya.

“Loo kok balik bertanya ,gimana kalau jumat besuk”.Jelas Mas Yudi dengan logat madura yang masih nampak jika ia berbicara. sedikit keras dan kaku .

“Bagaimana Win kamu bisa kan ?”.Aku melontarkan ajakan pada Winda bisa apa tidak tentang ajakan Mas Yudi.

“Kalau aku manut saja ,Satna “.jawab Windi singkat .

Tak lama berbincang nampak kedua temanku keluar dari ruamgan dengan map yang ada ditangannya ,dengan wajah semringah nampak girang dengan momen hari ini sembari menuju kearah kami yang sedang duduk dideretan kursi-kursi berbentuk sofa yang empuk dan nyaman jika dibuat untuk jam kantor beristirahat .

Nampaknya mas Yudi berpamitan dulu untuk pulang ,memang jam sudah menunjukan pukul 17.00 , semburat merah keemasan diufuk barat sudah mulai akan menghilang tertutup awan yang mulai gelap.aku teringat kalau sholat asyar belum kami kerjakan.

“Baiklah aku pulang dulu ya”.Mas Yudi berpamitan dan bergegas meninggalkan kami berempat.

Kami juga beranjak dari tempat duduk ,yang membuat aku sempat krasan karena terasa empuk, dan ruangan itu terasa sejuk yang membuat betah bahkan bisa membuat tertidur ketika melepas kepenatan .

Sehabis sholat, kamipun langsung bergegas meninggalkan tempat itu,nampak sudah mulai sepi dari para undangan yang kurang lebih tujuh ratusan itu.Kami berempat langsung menuju mobil yang aku kendarai, dengan wajah lelah mereka nampak diam tidak ada yang berbicara ,bahkan Windi terlelap tidur disebelahku.

“Besuk jumat mas Yudi ngajak kita makan,tapi saya tidak tahu tempatnya dimana “.aku buka bicara pada mereka bertiga yang masih menikmati dengan Hp nya masing-masing .

“Jam berapa”.Tanya Siska dengan nada malas kelihatan capek dan ngantuk .

“Ya sehabis pulang sekolah soalnya kita kan mengajar dulu,tapi tak tanyakan dulu jam berapa besuk ketemuannya pada mas Yudi”.Jelasku pada mereka.

Satu jam perjalanan akhirnya kita sampai dirumah ,seperti biasa mereka langsung mengambil sepeda mereka dan beranjak pulang kerumah masing –masing .Tanpa harus duduk menikmati suguhan yang ada dimeja rumahku.

Akupun juga begitu ,Aku langsung menuju kamar mandi membersihkan badanku yang terasa lengket dengan keringat yang membuat aku tidak betah dan tak nyaman.Kulihat Mas Wahyu belum pulang dari Rumah bapak ,memang seperti biasa kalau kerumah bapaknya tidak pernah sebentar pasti satu hari dan itupun pulangnya terkadang menjelang ishak.

Tak lama kemudian Mas Wahyu pun datang dengan membawa berbagai hasil panen ,memang mas Wahyu dari keluarga petani yang sangat sederhana.Mas Wahyupun bertanya tentang bagaimana hasilnya dari undangan itu, sembari menurunkan barang bawaannya.

“Ya Alkhamdulillah mas, aku sudah terima Sk nya”.jawabku singkat.

Mas Wahyu terdiam, tanpa membalas ucapan Alkhamdulillah,mungkin ini tidak istimewa baginya tapi biasa-biasa saja.Aku juga sudah tidak mengharapkan mas Wahyu bangga, atau setidaknya punya rasa syukur dengan apa yang telah kucapai, perjuangan selama bertahun-tahun, yang penuh dengan rintangan dan godaan hingga aku bertahan sampai saat ini, menjadi seorang guru, yang pada akhirnya mempuyai status sebagai ASN yang diakui oleh pemerintah dan mempunyai gaji cukup jika dibuat hidup sesederhana mungkin.

Pagipun mulai menyapa,sinar mentari yang cerah mewarnai hari ini.Hari ini jumat tanggal 17 april .Mas Yudi ,aku dan ketiga temanku mempunyai janji akan merayakan kebahagiaan ini dengan makan bersama di tempat yang sudah dipesan oleh mas Yudi.

Sepulang sekolah jam sudah menunjukkan pukul 10.30 .kubaca wa dari mas Yudi kalau ia masih melaksanakan sholat jumatan dahulu dan menyeruku untuk langsung ketempat yang sudah dipesan ,akupun memberitahu pada temanku untuk segera kerumah untuk berangkat bersama-sama ke tempat yang sudah dipesan oleh mas Yudi.

Aku bilang ke mas Wahyu kalau hari ini ada acara bersama teman-teman,dan ia hanya menganggukkan kepala tanpa bertanya acara apa.Teman-temanku mulai datang satu persatu dan akupun berpamitan padanya.

Kami berempat langsung menuju tempat itu ,tempat yang cukup terkenal didaerah tempat tinggal kami, rumah makan yang menyediakan berbagai macam masakan ikan Bakar yang cukup enak dan lezat.

Sesampai disana ,kulihat mas Yudi sudah duduk dideretan meja makan yang nampak cukup sepi situasi tempat itu hanya beberapa segelintir orang yang juga sedang memesan makanan.dari kejauhan mas Yudi melambaikan tangan memberi isyarat kalau dirinya sudah berada disitu ,dengan memakai jiens levis dan kaos oblong nampak santai dan terlihat maconya .

Kamipun menghampirinya ,dan kemudian kami mengambil posisi duduk masing-masing ,nampak distyle dengan meja tanpa kursi atau sekarang sering disebut dengan lesehan/nyantai.Tempat yang cukup sejuk dan nyaman dengan pemandangan panorama persawahan dengan anginnya yang semilir dan terdengar gemericik aliran sungai yang tak jauh dari tempat kami duduk.

Makanan yang kami pesan sudah mulai diantar oleh pelayan lengkap dengan minuman kesukaan kita masing-masing ada jus apokat yang merupakan minuman kesukaanku ,ada jus jambu,susu soda dan es jeruk.

Kamipun menikmati makanan itu dan sesekali kupandangi mas Yudi yang kelihatan nyantai denagan wajahnya yang melankolis,Mas Yudi yang selama ini selalu perhatian dengan ku ,mensport aku dan selalu memberi dukungan padaku .Aku menjadi lebih tegar dan semangat dalam menghadapi sikap mas Wahyu yang cukup menguji kesabaranku dan bahkan merubah hatiku yang selama ini kujaga dari godaan para lelaki hidung belang.”Apa aku mulai tertarik dengan mas Yudi karena ia baik padaku”,pertanyaan yang selalu aku tepis “tidak,itu tidak boleh “.Aku harus membunuh perasaan ini ,itu tidak boleh ada .

Makanpun kami nikmati tanpa ada percakapan yang serius ,sesekali kita tertawa mendengar banyolan mas Yudi, sembari menyeru pada kita untuk menengok dipojok rumah makan itu, nampak sepasang kekasih sedang bersenda gurau.Kamipun bercengingisan bersama.

Salam literasi

Jember 10 mei 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mas Wahyu calonnya atau dah jadi Misua Bu? Cerpen yang menarik Bu... salam.

10 May
Balas

Suami

10 May

Melihar tingkah suami seperti mas wahyu membuat satna jenuh. Dan mulai tertarik ke mas yudi. Lanjut ah..hehe..

10 May
Balas

Ya ....la perhatiannya berkurang

10 May

sebentar, lama lama, saya merasakan bahwa ini kok kayak pengalaman pribadi dengan tambahan sedikit nuansa inajinatif ceritaha..ha., keren habis jika iya..nah bu Kun, sebagai siapa ya..masak Satna. he..he., kalau Wahyu sih sudah nama saya he..he., salam

11 May
Balas

He he benar pak ..ya Saya Satna .....beri solosi dong pak Eko Pak eko kan setengah Dewa guru Janus he he trimakasih hadirnya pak Salam hormat

11 May

Makin keren aja

11 May
Balas

Terima kasih ma

11 May



search

New Post