Liviana Miftah L

Mahasiswa UIN KHAS Jember

Selengkapnya
Navigasi Web

Bank Terbesar Di Amerika Serikat Dinyatakan Kolaps

Sebelum membahas menganai issue kolapsnya Silicon Valley Bank (SVB) perlu dikatahui bahwa Silicon Valley Bank merupakan suatu bank komersil milik negara yang didirikan oleh Roger V Smith pada tahun 1983 yang berpusat di Callifornia. Bank ini merupakan bank terbesar ke - 16 yang ada di Amerika Serikat, yang memiliki kurang lebih 8.553 karyawan. Pelayanan bank ini khusus untuk perusahaan yang merupakan rintisan dari start up. Sebelum beralih pada pembiayaan perusahaan start up SVB memiliki usaha yang bernama real estate, namun usaha tersebut mengalami penurunan yg drastis pada tahun 1992.

Kolapsnya Silicon Valley Bank di duga karena banyaknya penarikan dana oleh perusahaan start up yg mana hal ini dilakukan agar likuiditas keuangan perusahaannya terjaga. Selain itu ada beberapa penyebab lain yaitu karena dampak dari pandemi covid - 19 yang terjadi beberapa waktu lalu dan memanasnya konflik antara Ukraina dan Rusia yang menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa.

Kenaikan harga ini di sebabkan karena terjadinya inflasi yang mana pasokan barang dan jasa baik dari lokal maupun luar negeri terbilang sangat minim. Dalam menghadapi inflasi yang terjadi beberapa negara memiliki alternatif dan kwbijakan tersendiri yang diantaranya seperti menaikkan suku bunga yang di lakukan agar mengurangi peredaran uang di masyarakat. Suku bunga yang tinggi dapat mencegah masyarakat untuk mengahabiskan dan meminjam uang yang berlebihan. Selain itu juga dapat mengurangi permintaan barang dan jasa sehingga produsen akan menurunkan harga barang dan jasa.

Dari beberapa informasi dan sumber yang di dapat oleh penulis, Karena adanya kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat, Federal reserve telah menaikkan tingkat suku bunga dari rekor terendahnya pada tahun 2022, mengakibatkan para investor takut untuk mengambil resiko. Dimana uang tunai yang tersedia nilai nya menjadi mahal karena kenaikan suku bunga yang tinggi. Hal ini lah yang menyebabkan para klien SVB terutama klien dari perusahaan start up berbondong - bondong menarik dananya dari SVB. Karena banyaknya para investor yang menarik dana mengakibatkan SVB kebingungan untuk menyediakan dana tersebut.

SVB berupaya mengembalikan dana kliennya dengan cara menjual sahamnya senilai 2.25 milyar, namun kabar buruknya saham tersebut nilainya turun sampai dengan 60%. Sehingga para investor yang hendak membeli saham tersebut membatalkannya dan penjualan saham SVB tersebut gagal. Akhirnya SVB mencari cara lain yaitu dengan cara menjual perusahaannya tetapi Federal Deposit Insurance Corporation mengumumkan untuk menutup SVB.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post