Marlupi

Hidup hanya sekali harus berarti Kau dilahirkan Ibumu menangis sedang orangorang di sekitarmu tertawa ria Bersungguhsungguhlah dalam menempa hidupmu agar

Selengkapnya
Navigasi Web
Membangun Budaya Positif Generasi Berkarat

Membangun Budaya Positif Generasi Berkarat

Membangun Budaya Positif Generasi Berkarat

( Koneksi Antar Materi )

Sekolah adalah lahan tempat bercocok tanam, bagaimana menumbuhkembakkan benih-benih agar dapat tumbuh dengan maksimal. Pendidik harus menciptakan lahan atau suasana yang nyaman dan aman, agar benih dapat tumbuh dan berkembang tanpa gangguan ulat dan hama. Untuk itu maka sangat penting adanya budaya positif yang memberi kenyamanan sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan merdeka dan berpihak pada anak.

Pendidikan menurut filosofi pemikiran KHD adalah usaha sadar manusia untuk menuntun segala kodrat yang dimilik anak agar mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun anggota masyarakat. Anak adalah benih-benih yang disemaikan, dan guru adalah petaninya, maka petani harus menciptakan iklim budaya positif agar benih bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Anak-anak bukanlah kertas putih yang kosong, tetapi sudah ada garis samar-samar dan tugas kita sebagai guru untuk menebalkan garis-gaaris itu agar menjadi kuat dan berkarakter.

Budaya positif mempunyai peranan yang sangat penting untuk terwujudnya visi sekolah impian. Guru penggerak sebagai agen perubahan harus memiliki nilai-nilai utama seperti mandiri, kolaboratif, reflektif, inovatif dan berpihak pada anak, agar mampu menjlankan perannya. Ada beberapa peran guru penggerak yaitu ; menjadi pemimpin pembelajaran , menggerakkan komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru, mewujudkan kepemimpinan murid.

Nilai dan peran guru penggerak sangat penting untuk mewujudkan sekolah impian, yaitu sekolah yang memberikan pembelajarn yang berpihak pada anak. Sekolah yang mampu mewujudkan merdeka belajar untuk mencapai profil pelajar Pancasila. Ada enam indicator profil pelajar Pancasila yaitu, Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta berakhlak mulia, Berkebinekaan global, Gotong-royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.

Nilai dan peran guru harus melekat dalam diri, agar mampu menjadi petani andal yang berhasil menyemai benih-benih sesuai dengan kodratnya, dan tercapai tujuanpendidikan yaitu mencapai keselamatan dan kebahagiaan tertinggi baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Guru harus mampu menjadi among, ing ngarso sung tulodho, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.

Langkah awal dalam membangun budaya positif adalah melalui disiplin positif. Pembiasaan disiplin positif dimulai dari keyakinan kelas. Keyakinan kelas bukanlah peraturan atau tata tertib, tetapi lebih pada kesepakatan yang bersifat positif. Keyakinan kelas tidak bersifat menghukum, tetapi bagaimana memabngun disiplin positif dari dalam diri atau internal bukan karena factor dari luar. Keyakinan kelas memantik anak untuk melakukan karena kesadaran dari dalam bukan ancaman atau hukuman.

Hal ini tentu tidak mudah, menumbuhkan budaya positof tanpa kekerasan atau hukuman, tetapi berdasar keyakinan kelas, maka dalam keseharian ada 5 posisi control seorang guru, yaitu sebagai penghukum, pembuat merasa bersalah, teman, pemantau dan manajer. Semestinya guru harus bisa berperan sebagai manajer, yaitu mampu mengelola, untuk memerdekakan anak, tidak mendikte, tetapi bagaimana membimbing mereka untuk menemukan solusi dalam mengatasi permasalahannya. Dengan kata lain, seorang manajer juga berupaya untuk mengajarkan anak mandiri dan percaya diri.

Sebagai manajer maka guru harus memahami kebutuhan dasar anak didiknya. Ada 5 kebutuhan dasar yaitu kebutuhan bertahan hidup (survival), cinta dan kasih sayang (love and belonging), kebebasan (freedom), kesenangan (fun) dan kekuasaan (power). Bekal pengetahuan kebutuhan dasar ini sangat diperlukan oleh guru selaku petani, sehingga bisa memecahkan masalah yang dihadapi.

Dalam praktik sehari-hari , tentu tidak semua anak tanpa masalah. Salah satu cara mengatasi masalah menghadapi anak-anak adalah dengan menggunakan segitiga restitusi. Segitiga restitusi adalah cara menanamkan disiplin positif pada murid yang lahir dari dalam diri (intrinsik) dan bukan karena pengaruh dari luar (ektrinsik). Restitusi adalah proses menciptakan kondisi supaya murid dapat memperbaiki kesalahan mereka dan pada akhirnya dapat kembali lagi ke kelompok mereka dengan nilai karakter yang lebih kuat.

Langkah-langkah untuk mewujudkan budaya positif di sekolah antara lain ;

1. Mensosialisasikan visi sekolah impian

2. Berkolaborasi dengan rekan sejawat dan pemangku kepentingan untuk membuat keyakinan kelas

3. Menciptakan suasana sekolah yang aman dan nyaman, sehingga murid-murid dapat belajar dengan senang, tanpa paksaan

4. Mempraktikkan nilai dan karakter profil pelajar Pancasila

5. Melakukan refleksi

Rancangan Tindakan Aksi Nyata

Judul Modul : Membangun Generasi Berkarat ( Berkarakter dan Literat ) melalui Gerakan Semut dan Libas

Nama Peserta : Marlupi, S.Pd.

Latar belakang :

Kemampuan berliterasi peserta didik berkaitan erat dengan tuntutan keterampilan membaca yang berujung pada kemampuan memahami informasi secara analitis, kritis, dan reflektif. Rendahnya keterampilan tersebut membuktikan bahwa proses pendidikan belum mengembangkan kompetensi dan minat peserta didik terhadap pengetahuan. Praktik pendidikan yang dilaksanakan di sekolah selama ini juga memperlihatkan bahwa sekolah belum berfungsi sebagai organisasi pembelajaran yang menjadikan semua warganya sebagai pembelajar sepanjang hayat.

Gerakan Literasi Sekolah memperkuat gerakan penumbuhan budi pekerti sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015. Salah satu kegiatan di dalam gerakan tersebut adalah “kegiatan 15 menit ( Libas ) membaca buku nonpelajaran sebelum waktu belajar dimulai”. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik. Materi baca berisi nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal, nasional, dan global yang disampaikan sesuai tahap perkembangan peserta didik.

Selain Gerakan 15 menit ( Libas ) untuk literasi atau membaca, terlebih dahulu pembelajaran diawali dengan doa dan Gerakan Semut yaitu sepuluh menit untuk tadarus atau pembacaan kitab suci. Hal ini untuk menanamkan karakter profil pelajar Pancasila yaitu beriman , bertakwa kepada Tuhan Yang Maha ESa dan berakhlak mulia sebagai dasar karakter yang harus dikuatkan.

Tujuan :

Membangun Budaya positif Generasi Berkarat ( berkarakter profil pelajar Pancasila dan literat ) melalui gerakan Semut ( Sepuluh menit untuk Tadarus/ membaca kitab suci ) dan Libas ( Lima belas menit untuk literasi membaca )

Tolak Ukur :

1. Melakukan Gerakan Semut yaitu doa dilanjutkan sepuluh menit untuk tadarus/ pembacaan kitab suci

2. Mengikuti kegiatan Gerakan Libas yaitu lima belas menit untuk literasi

Linimasa tindakan yang akan dilakukan:

1. Menyampaikan maksud dan tujuan rancangan aksi nyata kepada Kepala sekolah, dan pemangku kepentingan

2. Bekerja sama , berkomunikasi dan berkolaborasi dengan rekan sejawat

3. Menyusun jadwal kegiatan harian

4. Bersama seluruh siswa membuat kesepakatan bersama kegiatan membaca kitab suci dan literasi membaca.

5. Mensosialisasikan kembali kepada seluruh siswa tentang Gerakan semut dan libas

6. Melakukan kontrol terhadap aksi yang menjadi keyakinan sekolah dan kelas.

7. Melakukan evaluasidan refleksi rutin untuk semut dan libas

Dukungan yang dibutuhkan:

1. Kepala Sekolah

2. Komite Sekolah

3. Guru/ rekan sejawat

4. Siswa

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post