Kuterbang untuk Mengukir Dunia dengan Kata-Kata
Motivasi menulis cerita keseharian terus menerus mengalir dan memantik diriku untuk terus mengasah daya jelajah dan pikirku atas segala aktivitasku. Mungkin karena kebiasaan bersama dan berselancar dengan buku, membuat diri ini terus terpancing untuk melukiskan aktivitas itu lewat untaian kata.
Dalam perjalanan hidupku, diperlihatkan beragam aktivitas yang menarik untuk diimajinasikan menjadi tulisan. Kemampuan menulis itu akan berbanding lurus dengan aktivitas membaca. Semakin intens kita membaca buku maka semakin besar peluang ruang motivasi juga untuk menulis.
Informasi yang diperoleh, baik tulisan maupun gambar selama perjalanan lika-liku menjadi tabungan ide, kreasi dan inovasi dalam tulisan. Ide ini sewaktu-waktu akan secara ciamik untuk dijadikan sebuah karya.
Pembaca yang baik bukan hanya sekadar menjadi penikmat buku, terlena dengan judul buku atau bahkan menjelma menjadi bagian dari isi buku itu. Harusnya pembaca yang baik mampu juga menjadi penulis yang baik.
Ibarat koki amatiran.Misalnya, ikan bandengpun berlabuh diperaduan bara api untuk dibakar menjadi ikan bakar. Maka muncul ide-ide cemerlang di kepala ini tetapi entah bagaimana mengolahnya hingga nantinya jadi tulisan.Selanjutnya, aktivitas pagi ini ialah kembali berkutit pada api, bara, dan pembakaran.
Motivasi menulis cerita keseharian terus menerus mengalir dan memantik diriku untuk terus mengasah daya jelajah dan pikirku atas segala aktivitasku. Mungkin karena kebiasaan bersama dan berselancar dengan buku, membuat diri ini terus terpancing untuk melukiskan aktivitas itu lewat untaian kata.
Diriku diperlihatkan beragam aktivitas yang menarik untuk diimajinasikan menjadi tulisan. Kemampuan menulis itu akan berbanding lurus dengan aktivitas membaca. Semakin intens kita membaca buku maka semakin besar peluang ruang motivasi juga untuk menulis.
Pengalang informasi baik tulisan maupun gambar selama perjalanan menjadi tabungan ide, kreasi dan inovasi dalam tulisan. Ide ini sewaktu-waktu akan secara ciamik untuk dijadikan sebuah karya.
Pembaca yang baik bukan hanya sekadar menjai penikmat buku, terlena dengan judul buku atau bahkan menjelma menjadi bagian dari isi buku itu. Harusnya pembaca yang baik mampu juga menjadi penulis yang baik.
Ibarat koki, memasak ikan bandeng lalu berlabuh diperaduan bara api untuk dibakar menjadi ikan bakar. Beginilah, awal muncul ide yang mengusik pikiranku.
Ikan bandeng yang hidup dan dipelihara ditambak-tambak para petambak memberikan gambaran akan aktivitas sebuah komitmen dan kesabaran dalam menemui tujuan atas tetes keringat usaha yang dilakukan. Tak ada yang instant dari sebuah proses. Ia lahir karena sentuhan, kreasi dan daya pikir yang berbeda dengan orang lain. Kemahiran dalam mengelola sebuah kompetisi ibarat pelukis yang selalu menemukan imajinasi baru atas day,a jelajahnya yang luar biasa.
Begitupun dengan koki yang meramu sebuah menu makanan dengan racikan bumbu yang apik dan serba cekatan menghadirkan masakan yang elegan, nikmat dan tentu penuh dengan kreasi seni yang sangat Indah.
Selanjutnya, kue bolu memiliki bentuk, rasa, dan nikmat yang berbeda. Gambaran ini menjadi penanda bagi kita bahwa kehidupan masyarakat itu kompleks. Ia tak boleh dipandang dari satu sisi dan aspek saja. Keragaman masyarakat harusnya menjadi cerminan sebuah seni berkompetisi. Jika ramuan dan racikan yang ditawarkan biasa-biasa saja maka penikmatnya juga tak seberapa. Tetapi jika ada perpaduan dari berbagai referensi dan sumber, apalagi melibatkan semua elemen, maka ia akan menjadi kekuatan yang besar.
Acuh atas saran dan kritik, serta cenderung menganggap remeh seseorang adalah bukti ketidakmampuan kita dalam meramu manajemen. Kita tak boleh terlena dengan kata dan kalimat pujian. Kita juga harus siap dengan cacian. Terkadang cacian yang pahit akan lebih memberikan kewaspadaan yang elegan kepada kita, ketimbang pujian yang berlebihan yang akhirnya menimbulkan bibit dan benih kesombongan sehingga kita sudah merasa jumawa.
Menikmati alur, mencoba sesuatu yang tak biasa, merangkul semua yang terserak dan mewadahi semua elemen akan melahirkan harmoni kehidupan. Sejatinya akan banyak hal yang menjadi tantangan, kejutan bahkan bisa jadi itu adalah bagian-bagian kecil dari sebuah proses. Menikmati proses akan lebih mendewasakan ketimbang terlena dengan hasil yang masih fana. *** (misdianto_plus)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar