Hadapi dengan Senyuman

Banyak orang berbangga diri ketika di tangga kesuksesan, dan sedih bukan kepalang ketika gagal. Saya melihat hidup ini seperti kurva tanjakan, naik dan turun. Setiap fase akan diikuti oleh fase naik yang lebih tinggi dari fase-fase sebelumnya.

Seperti halnya pengalaman dalam proses kehidupan kita ini, bahwa setiap peristiwa buruk idealnya akan membuat kita berpikir dan terpacu untuk lebih baik atau lebih maju. Mungkin itu sebabnya kita disarankan tidak terlalu bersedih atau gembira ketika menghadapi segala peristiwa yang terjadi. Justru, kita hendaknya menikmati setiap perjalanan yang unik, yang mungkin tak pernah dialami oleh siapapun kecuali kita sendiri.

Ayo, coba kita pikir. Kenapa orang berani membayar mahal tiket ke Dupan (Dunia Fantasi), hanya untuk berteriak menjerit-jerit saat naik kora-kora dan halilintar kemudian muntah-muntah? Atau kenapa orang rela berdesak-desakan membeli tiket untuk menonton film horor, hanya untuk menonton adegan yang membuat ketakutan dan bahkan sampai tak bisa tidur sebulan? Jawabannya, karena orang mengharapkan sebuah pengalaman mengesankan. Benar nggak?

Kita akan bangga ketika bercerita kepada teman-teman telah berhasil menaklukkan sesuatu yang tak bisa dinikmati semua orang. Mungkin sepertilah hidup ini. Untuk dinikmati petualangannya. Jika kita menikmatinya, suatu hari kita akan bangga bercerita kepada orang-orang bahwa kita telah berhasil menaklukkan rasa putus asa dan bangkit kembali.

Jadi, tetap semangat teman-temanku yang saat ini Allah masih uji dengan sakit dan berjuang menjemput sehat dengan berbagai ikhtiar. Jangan bersedih terlalu mendayu, nikmati rasa sakit itu. Sabar, syukur, dan ikhlas. Semua akan indah pada waktunya.

Wallahua'lam

RSUD Kota, 1 Juli 2021