NAK, AYO BANGUN, KE MASJID SHALAT SHUBUH!
NAK, AYO BANGUN KE MASJID, SHALAT SHUBUH!
Itu adalah kata-kata yang selalu saya gunakan untuk membangunkan kedua anak laki-laki saya ke masjid untuk shalat shubuh. “Nak, ayo bangun, sudah adzan tuh, ke masjid shalat shubuh berjamaah”,panggilan saya yang kedua kalinya. “Iya bi”, jawaban mereka sambil bangkit dengan mata yang masih terpejam.
Sebagai orang tua, kita pasti merindukan agar anak-anak kita menjadi anak yang shalih dan shalihah. Mendidik mereka menjadi anak yang shalih tidak Instant, tetapi membutuhkan proses yang panjang, mulai dari masih janin di rahim ibunya sampai lahir, tumbuh dan berkembang sampai remaja bahkan sampai mereka dewasa. Ketika masih dalam kandungan ibunya, para ulama menganjurkan agar sering diperdengarkan lantunan ayat-ayat suci al-Quran, shalawat, lantunan Asmaul Husna, ucapan dan kalimat yang baik dan sebagainya. Ketika anak kita lahir disunnahkan diadzankan di telinga kanannya dan iqamat di telinga kirinya. Dengan wasilah ini insya Allah anak kita akan terlindungi dari godaan syaitan yang terkutuk. Ketika anak kita sudah berumur 7 tahun, Nabi shallalahu ‘alahi wasallam memberikan bimbingan dalam sabdanya :”Suruhlah anak-anakmu untuk shalat ketika sudah berumur 7 tahun dan pukullah mereka ketika sudah berusia 10 tahun”. Usia 7 tahun mungkin anak-anak kita pertumbuhan akalnya belum sempurna 100 %, tetapi orang tua berkewajiban untuk menanamkan kewajiban shalat sejak dini. Mengapa ibadah shalat yang ditekankan oleh Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam dan bukan ibadah-ibadah yang lain?Apakah usia 7 tahun anak sudah bisa melaksanakan shalat dengan baik dan benar?Bagaimana cara mendidiknya? Ada rahasia dibalik itu, dimana shalat adalah ibadah yang langsung berhubungan dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Shalat sebagai media efektif untuk langsung berkomunikasi dan “bermesraan” dengan-Nya. Shalat yang ditanamkan sejak dini akan membentuk karakter anak-anak menjadi pribadi yang kokoh dan kuat mentalnya. Mengapa ketika berumur 10 tahun harus dipukul? Bagaimana cara memukulnya? Apakah tidak akan berdampak negatif terhadap perkembangan mental dan jiwanya? Interval waktu selama 3 tahun dari usia 7 tahun ke 10 tahun adalah sebagai proses penanaman dan pembiasaan yang insya Allah akan semakin matang ketika anak berusia 10 tahun. Jika ada kasus sudah berusia 10 tahun masih juga susah untuk shalat maka perlu dicari apa penyebabnya. Mungkin pembinaan dan pembiasaan orang tua yang tidak konsisten, atau mungkin karena keteladanan dari orang tua yang kurang atau tidak ada. Banyak kasus orang tua (bapak) menyuruh anak ke masjid, tetapi dia sendiri tidak ke masjid. Disinilah faktor keteladanan dari orang tua memegang peranan penting. Trus bagaimana cara memukulnya jika shalatnya belum benar? Islam mengajarkan cara memukulnya adalah yang tidak membahayakan fisik dan jiwanya. Jangan sampai memukul kepala. Cukup dengan memukul punggung atau pahanya dan tidak sampai melukai.
Bagaimana jika ada orang tua yang acuh tak acuh dengan pendidikan shalat anaknya di usia dini? Ini menjadi malapetaka besar! Berbagai kasus kenakalan remaja dewasa ini adalah berawal dari pola pendidikan di rumah. Orang tua yang hanya memanjakan anak dengan fasilitas dan materi tanpa dibarengi dengan pendidikan agama dan pola asuh yang memadai, akan menyebabkan anak-anak tumbuh liar dan menjadi “biang kerok” di masyarakat. Orang tua akan menghadapi tuntutan anaknya di pengadilan akhirat mengapa dahulu orang tua tidak memberikan pendidikan agama yang memadai dan membiarkan anaknya berprilaku jauh dari nilai-nilai agama dan norma di masyarakat. Orang tua yang istiqamah yang selalu mengingatkan anak-anak akan pentingnya shalat insya Allah akan menghasilkan anak-anak yang shalih dan shalihah. Insya Allah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantul, lanjutkan