Nelhayati,M.Pd

dilahirkan di Salimpaung TDatar pada tanggal 13 Januari 1972 anak kelima dari lima bersaudara sejak tahun 1998 menjadi guru IPS di MTsN 15 Tanah Datar Sumbar

Selengkapnya
Navigasi Web

Jika Pisang Berbuah Dua Kali

Malam ini adalah malam yang indah, langit bertabur bintang. Di bawah bulan yang bersinar terang tepatnya di lapangan desa warga berkumpul untuk menyaksikan pertunjukan film layar tancap. Penonton merasa senang dan terhibur, tetapi tidak untuk anak yang sedang duduk di pinggir jalan samping lapangan. Anak itu menunduk, butiran air mata mulai menetes membasahi pipi kanan dan kirinya yang kini terlihat merah menyala. Nampaknya anak itu terlihat sedih karena dua hari yang lalu dia telah kehilangan sosok ayah yang sangat dia cintai. Dia lahir dari keluarga yang sangat sederhana. Haris mempunyai dua adik yang bernana Dea dan Vina. Dea saat ini baru menginjak kelas 2 SD dan Vina baru memasuki TK. Saat itu Haris bingung, bagaimana cara dia untuk menyelesaikan masalah ini, tetapi Haris masih tetap kuat dan bersemangat.

Haris memang anak yang sabar, di saat Haris akan berdiri untuk menyaksikan Film layar tancap, Haris dipanggil oleh seseorang.Ternyata itu adalah Pak Agus, dia terlihat sangat tergesa-gesa. “Pak ada apa?” tanya Haris. “Itu, ibu kamu!” jawab Pak Agus gugup. “Kenapa , ibu saya kenapa?” tanya Haris lagi. “Ibu kamu pingsan, Haris!” kata Pak Agus lagi. “Ibu saya pingsan pak?” “Iya, ayo cepat pulang!” Lalu Haris berlari menuju rumahnya. Haris sangat kaget dengan perkataan Pak Agus tadi, dia takut jika terjadi sesuatu dengan ibunya, di sepanjang jalan Haris hanya memikirkan ibunya. Setelah berjalan cukup jauh Haris sampai di rumahnya dan disusul oleh Pak Agus. “Dea, Vina, ibu kenapa?” tanya Haris “Tadi ibu pingsan, Mas!” jawab Dea. dalam hatinya Haris Berharap agar ibunya tidak kenapa-napa, karena dia belum siap mengalami kejadian kemarin akan terulang lagi, saat dia harus mengikhlaskan kepergian Ayahnya.

Haris bergegas pergi ke kamar ibunya untuk melihat keadaan ibunya. Haris membelai rambut ibunya. Di kamar ibu ternyata telah ada ibu Tias. Sambil melihat keadaan ibunya tak terasa air mata tak dapat dibendung lagi . “Sudah Haris, jangan menangis lagi!” hibur bu Tias. “Iya, Haris, jangan menangis, ibu sudah sembuh!” kata ibu Haris. “Iya Bu, Haris tidak akan menangis lagi !” “Ya sudah, lebih baik kamu istirahat dulu !”suruh ibu. “Baiklah, Bu!” Haris bergegas ke kamar, lalu dia merebahkan tubuhnya di ranjang kusam miliknya. Di saat dia akan memejamkan matanya dia teringat pada ibunya lagi. Haris terbangun, lalu duduk di pinggir tempat tidurnya. Haris sangat ingin memeriksakan keadaan ibunya ke dokter tapi bagaimana caranya? Saat Haris melihat jam ternyata waktu telah menunjukkan pukul 10.00. Haris bergegas tidur mengistirahatkan lelah. Tak terasa hari telah pagi dan waktu telah menunjukkan pukul 05.00. Haris bergegas mandi lalu segera berangkat ke sekolah. Tetapi sebelum berangkat, Haris berpamitan kepada ibunya. “Bu, Haris berangkat ke sekolah dulu!” kata Haris sambil menyodorkan secangkir teh hangat untuk ibunya “Iya, kamu hati hati di jalan ya!” balas ibu. “Baik bu!”

Sawahladuang, 22042021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post