Dampak Kecanduan Game Pada Kepribadian Anak (Day 39)
Oleh : Neli Wardani
Salah satu penggunaan gadget oleh anak yang biasanya menggunakan durasi yang lama adalah game. Saat main game, anak seperti tak sadar waktu, sehingga tanpa mereka sadari mereka sudah bermain berjam-jam.
Kecanduan game telah menjadi seperti gangguan mental, khususnya pada anak-anak. WHO malah telah menegaskan bahwa kecanduan game adalah bentuk gangguan mental. Kenapa disebut gangguan mental? Karena dapat berdampak tidak baik pada perkembangan kepribadian anak.
Idealnya kita memang tidak memperkenalkan anak kita dengan berbagai jenis game yang ada di android dan PS, namun untuk kondisi zaman sekarang tidak mudah untuk mengisolasi anak kita dari mengenal dan menggunakan game. Yang dapat dilakukan orang tua adalah mengatasi bagaimana supaya anaknya tidak jatuh pada level kecanduan game, baik yang online maupun yang offline.
Telah banyak pembahasan tentang dampak negatif dari kecanduan game ini, baik secara fisiologis maupun secara psikologis. Berikut ini kita ulas dampak negatif kecanduan game dari segi psikologis.
1. Sarkasme (kasar). Banyak permainan yang tersedia baik online maupun online yang mengandung kekerasan atau bertemakan kekerasan, perkelahian dan keburutalan. Dengan sering memainkan permainan bertemakan kekasaran itu, anak menjadi terbiasa dan lama kelamaan mengadopsi sikap kasar tersebut. Anak tumbuh menjadi orang yang menganggap kekasaran itu menjadi hal yang biasa. Apalagi sudah dimainkan sejak lama, terus menerus dan durasi main yang lama. Akibat yang banyak dilihat secara langsung adalah pada anak-anak yang suka membully teman-temannya, berkata-kata kasar, termasuk kepada orang tuanya sendiri
2. Terlambat bicara.
Resiko ini terjadi pada anak usia bawah lima tahun (balita) yang masih dalam perkembangan belajar bicara. Pada usia ini seharusnya anak banyak berkomunikasi, mengenal kata-kata dan berlatih mengucapkan kata bersama orang tua dan saudara. Pada saat main game, anak lebih banyak diam karena berkonsentrasi dengan permainan yan sedang dijalankannya. Tidak terjadi komunikasi dengan orang lain. Ini dapat menghambat perkembangan bicara si anak.
3. Perkembangan sosial terganggu
Keasyikan main game dalam rumah, membuat anak tidak bersosialisasi dengan teman-temannya dan orang dewasa lainnya di luar rumah. Dengan demikian, hubungan sosialnya terbatas. Mereka menjadi tidak terbiasa bertemu dengan orang lain, apalagi orang asing, sehingga ketika bertemu dengan orang lain yang bukan anggota keluarga intinya, dia menjadi kaku, malu bahkan mungkin takut.
4. Otoriter atau menguasai
Dunia permainan membuat anak kesulitan membedakan dunia fantasi dalam game dengan dunia nyata. Anak terbiasa mengendalikan permainan dalam game untuk menang. Ia biasa menjalankan trik bagaimana supaya lawannya kalah dan dia menang. Akibatnya, di dunia nyata dia ingin selalu mengendalikan semua yang ada dihadapannya. Namun ketika orang-orang di sekitarnya tidak bisa ia kendalikan, ia marah atau frustasi.
5. Apatis (Tidak peduli)
Tema game yang brutal dan perkelahian yang dimainkan anak membuat anak terbiasa melihat kekasaran dan kezaliman, sehingga ia tidak memiliki rasa empati dan kasihan pada orang lain. Di dunia nyata, dia tidak merasa terpanggil melihat orang-orang yang lemah dan butuh bantuan. Selain itu karena asyik dengan permainannya, anak tidak memiliki perhatian pada hal lain, termasuk situasi dan keadaan yang terjadi di rumahnya. Misalnya ketika ibunya atau anggota keluarga nya sakit, dia merasa biasa saja, bahkan mungkin tidak peduli dengan keadaan keluarganya.
6. Emosional
Emosioanal anak jadi mudah terpancing, apalagi kalau si anak dipanggil atau diminta melakukan sesuatu pada saat ia sedang asyik main. Ia marah, ketika disuruh berhenti main. Jenis permainan yang dimainkan juga turut menumpuk emosi negatif pada anak, seperti permainan perkelahian, bertema bullying dan lain-lain.
Itulah beberapa akibat yang terjadi pada anak secara psikologis, apabila anak kecanduan main game. Akibat itu akan menjadi lebih parah, apabila si anak sudah dalam taraf kecanduan level tinggi.
Sebagai orang tua, mari kita batasi anak kita dari situasi adiksi pada game yang dapat mempengaruhi pada perkembangan psikologisnya. Mungkin sulit bagi kita untuk menghentikannya jika sudah terlanjur anak mengenal game, maka yang dapat kita lakukan adalah membatasinya dalam batas yang wajar.
Beruntunglah jika anak anda belum mengenal game.
#berbagidarikelasparenting
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Luar biasa. Sanat bermanfaat. Semoga kita bisa lebih cerdas menyikapinya sejak dini.
mantap buk anel.....artikelnya mantul bingitz..
Betul sekali bu anel... jika kecanduan komunikasi merekapun satu arah dan tidak peduli lagi dengan lingkungan sosial
Game sangat mempengaruhi, makasih artikelnya bu, berfaedah
Sama sama bu..salam kenal