Nurbaiti

Wanita berhijab ini tinggal di Jakarta Timur aktifitasnya sebagai pendidik dan pengajar di SMA Negeri 61 Jakarta Kepo dengan ilmu yang berhubungan denga

Selengkapnya
Navigasi Web

Singkong Terakhir dan Do'a yang Dikabulkan

Singkong Terakhir dan Doa yang Dikabulkan

Oleh Syahbati

Alhamdulillah…ketika motor kuperlambatkan mendekat ke sebuah gerobak di pinggir jalan, mataku langsung tertuju pada tumpukan singkong. Tapi... tinggal beberapa potong saja.

Aku mengerem pelan, berhenti tepat di sampingnya. “Masih ada singkongnya yang belum digoreng, Mas?” tanyaku, penuh harap.

Pemuda di balik gerobak itu mengangguk sambil mengunyah sesuatu di mulutnya. Sepertinya gorengan juga. “Bentar ya, Bu... tapi saya nggak bisa gorengnya,” katanya jujur.

Aku tidak heran. Biasanya memang bukan dia yang berjualan, tapi bapaknya. Hari ini sepertinya dia yang jaga duluan. Tadi, aku memang sempat terpikir untuk membawa sesuatu ke pengajian ibu-ibu nanti malam. Makanan tradisional yang sederhana tapi ngangenin. Singkong goreng favoritku.

“Bapaknya di mana?” tanyaku lagi. “Lagi shalat.”

Aku menunggu. Jalanan sepi, senyap, dan udara sore mulai berubah sejuk. Sebentar lagi magrib. Daripada bosan, aku mengambil ponsel dan mulai menulis cerita ini, langsung dari atas jok motor.

Benar saja, tak sampai lima menit kemudian, bapak tua itu keluar dari rumah kecil di belakang gerobak. Mukanya berseri-seri. Ia langsung menuju wajan, mulai memanaskan minyak.

“Ada 16 potong lagi. Gimana, Bu?” tanyanya. “Ambil semua ya, Pak,” jawabku mantap. Alhamdulillah…

Aku mengeluarkan uang seratus ribu, satu-satunya yang tersisa di dompet. “Maaf ya Pak, uang kecilnya nggak ada,” kataku pelan. Uang itu pun sebenarnya sudah dialokasikan buat isi bensin. Tangki motorku bahkan sudah dari tadi ngedip-ngedip minta diisi.

Bapak itu tersenyum dan mengangguk. Setelah membungkus gorengan, ia menyerahkan satu plastik singkong goreng hangat dan uang kembalian delapan puluh ribu.

“Terima kasih ya, Pak. Sehat selalu,” ucapku sambil menyelipkan doa.

Lalu aku tancap gas. Langit sore mulai membiru tua. Mudah-mudahan aku masih sempat mengantar gorengan ini ke rumah Bu Lila, tempat kami akan mengaji nanti malam.

Mungkin ini bukan hanya soal singkong. Tapi tentang doa kecil yang didengar. Tentang niat baik yang diberi jalan. Dan tentang bagaimana Allah menjawab harapan dengan cara yang sangat sederhana — lewat gerobak di pinggir jalan dan 16 potong singkong hangat.

Selasa, 10 Juni 2025

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post