Tahun Pelajaran, Setahun atau Dua Tahun?
Hari ini, usai melaksanakan rutinitas harian mengajar siswa-siswi melalui media tatap maya, saya masih harus mengikuti kegiatan pelatihan virtual yang diselenggarakan oleh yayasan. Meskipun sedikit digelayuti rasa kantuk, saya kumpulkan segenap kekuatan dan semangat untuk dapat mengikuti acara. Rugi rasanya jika hal itu terlewatkan.
Alhamdulillah… Saya merasa beruntung mendapat tugas yang memberikan kesempatakn agar banyak belajar. Banyak ilmu yang didapatkan dan meningkatkan profesionalisme sebagai pendidik. Saya masih mengingat nasihat kepala sekolah kami yang terdahulu, “Guru harus terus belajar! Jika berhenti belajar, berhenti menjadi guru!.” Nasihat itu seakan kalimat sakti yang selalu mengingatkan saya agar terus bersemangat untuk belajar. Semoga hal ini menjadi amal jariyah bagi beliau karena telah memberikan motivasi buat kami semua. Amin…
Saat kegiatan pelatihan, narasumber memberikan tugas kepada kami untuk membuat karya, sebuah tulisan berupa kolom dan diunggah pada blog gurusiana. Semoga bermanfaat ya!
Tahun Pelajaran, Setahun atau Dua Tahun?
Masa pandemi belum berlalu. Hingga saat ini, lembaga-lembaga pendidikan baik formal maupun nonformal belum dapat melaksanakan kegiatan belajar secara normal. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) terus dilakukan. Dengan berbagai keterbatasan, sekolah-sekolah berupaya agar dapat memberikan pelayanan pendidikan dan pengajaran bagi generasi penerus bangsa.
Meskipun pembelajaran masih pada semester ganjil, rupanya banyak sekolah yang telah membuka pendaftaran baru. Dalam situasi sulit seperti sekarang, mencari siswa pada masa pandemi tentu bukan perkara mudah. Hal ini merupakan tantangan besar bagi lembaga pendidikan di Indonesia, khususnya bagi sekolah-sekolah swasta. Karena itu, kegiatan Penerimaan Siswa Baru (PSB) dilakukan lebih awal.
Mengamati pengumuman PSB dari berbagai lembaga pendidikan, baik berupa spanduk, poster, maupun brosur yang dipublikasikan di diberbagai media, ada sesuatu yang menggelitik hati saya. Saya mengamati, ternyata penulisan tahun pelajaran belum seragam. Contohnya:
Tahun Pelajaran 2021-2022 Tahun Pelajaran 2021 – 2022 Tahun Pelajaran 2021 / 2022 Tahun Pelajaran 2021/ 2022 Tahun Pelajaran 2021/2022Apabila kita cermati, dalam penulisan tersebut ada yang menggunakan tanda hubung (-), tanda pisah (–), dan garis miring (/). Selain itu, terdapat penggunaan spasi yang menyertainya.
Menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), penulisan periode satu tahun bukan menggunakan tanda hubung (-) maupun tanda pisah(–), namun penulisan yang benar yaitu menggunakan tanda garis miring (/) tanpa spasi. Masa yang dilalui dari Tahun Pelajaran 2021/2022 artinya dimulai Juli 2021 hingga Juni 2022 (12 bulan atau satu tahun). Namun jika dituliskan Tahun Pelajaran 2021 – 2022, maka berarti tahun pelajaran dimulai Januari 2021 hingga Desember 2022 (dua tahun). sehingga hal itu tentu tidak tepat bukan?
Kesalahan penulisan ini ternyata tidak hanya ditemui di media pengumuman PSB, tapi seringkali ditemui pada kop dokumen sekolah, kalender pendidikan, silabus, maupun format-format penilaian. Lembaga pendidikan merupakan rujukan bagi masyarakat luas dalam memberikan panduan penulisan yang benar. Karena itu, sudah selayaknya lebih hati-hati dalam penulisan dan dapat memberikan contoh yang tepat. Mungkin ada juga yang beranggapan, "Ah, cuma masalah kecil, bukan hal yang pokok." Tapi kalau bukan kita yang membenahi, siapa lagi dong?
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar