Mentari terasa bergairah pagi ini, selepas subuh cahayanya langsung membanjiri bumi tanpa ampun. Mereka yang menyemangati hari dengan riang akan menganggapnya sebagai sebuah berkah namun sebaliknya bagi yang merasa perjalanan hidup sebagai sebuah beban maka akan merasa tergagap oleh teriknya sinar. Mereka masih berjuang pada jalannya masing-masing demi berharap akan mendapatkan kemudahan dan kejayaan dibanding hari kemaren.

Jalanan yang berdebu bahkan debu yang tebal telah menutupi bagian atap kendaraan yang hanya menyisakan batas pandang bagi pengendaranya saja. Bagas fokus pada tujuannya untuk lebih cepat menemui Darna, kakaknya. Kabar yang diterima membuat dirinya cemas, Darna memang tidak baik-baik saja saat mereka meninggalkannya dahulu. Akan tetapi baik Bagas maupun teman-temannya tak punya pilihan lain.

Bagas melupakan sesuatu jika dia terlihat sangat mencolok maka semua mata akan terfokus kepadanya, hal yang sama saat ini berlaku sebab dirinya telah diikuti oleh orang yang sama. Sementara Bagas terpaksa berpacu dengan waktu, sosok yang mengikutinya lebih menjaga konsistensi dan keseimbangan. Semua aktivitas yang terlihat normal perlahan-lahan menjadi ajang untuk saling menunjukkan kekuatan dan kekuasaan masing-masing. Namun di pertigaan yang ramai orang itu kehilanagn jejak

Bersambung...