Last Destinasi (Makam Raja-raja)(T.49)
Menjelang ashar, rombongan kami meninggalkan Museum Balla Lompoa dan menuju ke arah Makam Raja-raja atau lebih dikenal dengan nama Makam Sultan Hasanuddin. Meski berada di Kab. yang sama yaitu Kab. Gowa, namun bukan berarti waktu tempuh lebih pendek.
Perjalanan dari Museum Balla Lompoa menuju Makam Sultan Hasanuddin, kurang lebih satu jam. Itu juga karena kami melewati jalan-jalan alternatif untuk menghindari macet.
Jalanan yang kami lewati tidaklah seluas jalan protokol atau jalan provinsi, namun semua itu terobati ketika tiba di sana.
Bangunan Makam Raja-raja tampaknya sedang berbenah. Dua tahun tidak berkunjung membuat agak pangling dengan penampilannya sekarang. Bila dulu bangunan yang merupakan tempat peristirahatan raja-raja dari Kerajaan Gowa, dibatasi oleh tembok setinggi kurang lebih 1,5 meter, sehingga bangunan tidak tampak secara jelas dari luar, sekarang tembok itu sudah diruntuhkan dan sebagai gantinya akan dibangun taman-taman yang akan membuat para peziarah dan pengunjung lebih betah menikmati suasana di tempat tersebut.
Bangunan utama masih sama dengan yang dulu, terdapat patung Sultan Hasanuddin, pahlawan nasional yang bergelar Ayam Jantan Dari Timur, bahkan sekarang tampak lebih gagah dengan warna merah nya yang lebih terang.
Dibagian belakang Patung Sultan Hasanuddin, berjejer makam-makam besar yang bagian depannya tertera nama Raja-raja yang dikebumikan ditempat itu.
Dari Wikipedia, sumber yang dapat dipercaya, dibawah ini nama-nama yang dikebumikan di tempat tersebut, antara lain:
I Tajiibang Daeng Marompa Karaeng Data Tunibatta. Ia adalah raja Gowa ke-11.
Arung Lamoncong, seorang bangsawan dari Kerajaan Bone. Lokasi makam terletak di depan makam raja Gowa ke-11.
Karaeng I Mallingkari Daeng Manjori Karaeng Katangka Sultan Abdullah Awalul Islam Tumenanga Riagamana Raja Tallo.
I Mangngarangi Daeng Manrabbia, Karaeng Lakiung Sultan Alauddin tumenangna ri Gaukanna. Ia adalah raja Gowa ke-14.
I Mannungtungi Daeng Mattola Karaeng Ujung Karaeng Lakiung Sultan Malikussaid Tumenanga Ri Papanbatuna, Ia adalah raja Gowa ke-15.
I Mallombasi Daeng Mattawang Muhammad Baqir karaeng Bontomangape sultang Hasanudding tumenanga ri Balla Pangkana. Ia adalah raja Gowa ke-16.
I MappasombaDaeng Nguraga Karaeng Lakiung Sultan Amir Hamzah Tumammalianga ri Allu. Ia adalah raja Gowa ke-17.
I Mappaosang Daeng Mangngewai Karaeng Bisei Sultan Muhammad Ali Tumenanga ri Jakattara . Ia adalah raja Gowa ke-18.
Sombangta Imappadulung Daeng Mattimung Karaeng sanrobone sultan Abdul Djalil Tumenanga Rilakiung. Ia adalah raja Gowa ke-19.
I Mallingkai Daeng Manjonri Karaeng Katangka Sultan Abdullah Awallul Islam Tumenanga ri Kalabbiranna. Ia adalah raja Gowa ke-33.
Arung Lamonjong, seorang bangsawan Kerajaan Bone yang berjasa membawa jenazah Sombangta I Tajibarani dari Bone ke Gowa.
Hujan yang menyambut kedatangan kami, dan hujan juga yang mengiringi kepulangan kami. Setelah puas melihat dan berfoto-foto dan juga fakto letih yang mendera, akhirnya kami mengakhiri studi lapangan kami hari itu.
Dengan harapan, tahun-tahun yang akan datang program ini akan terus dilaksanakan.


Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar