Besar badan dibarengi besarnya jiwa
Besar badan dibarengi besarnya jiwa...
" Ibu belum inputkan nilai mapelnya ya?. Tinggal nilai ibu saja yang belum", pesan salah seorang wali kelas di kolom chat whatsapp. Senyum dikulum dan tarik nafas lebih dalam supaya asupan oksigen sampai ke otak tidak tersangkut di dada. Biasa ini kejadian yang akan terus berulang diakhir semester pembelajaran. Apalagi ini adalah hasil penilaian sumatif genap yang merupakan asesmen akhir sebelum kenaikan ke fase berikutnya.
Dengan satu tarikan nafas pelan dan entengnya membalas pesan itu, " Iya BU, tapi jangan khawatir, besok sebelum rapat koordinasi wali kelas dan jelang rapat paripurna, saya pastikan leger kelasnya sudah sampe di tangan Bu wali kelas'.
Selanjutnya jari-jemari mulai bermain di keyboard komputer meja, dimana semua kertas hasil penilaian baik yang hariankah namanya, sumatif akhir atau apapun semua hal kertas mengertas yang berhubungan dengan nilai bertumpuk dan dibelai helai demi helai. Deadline pasti, tapi kewarasan perlu dijaga, karena tidak semua orang bisa menerima ritme kerja kita. Sudah biasa jadi bahan cercaan seperti ini, di saat guru lain dengan bangganya bilang nilai mata pelajaran sudah kelar dan selesai semua.
Di sinilah letak kewarasan jiwa itu harus dijaga. Kondisi yang tak berlaku sama. Ya sudah barang tentu bisa dipastikan, di saat guru lain mengajaranya dua puluh empat jam tetapi muatan jamnya untuk satu rombel enam jam pelajara. Sudah pasti dengan gampangnya penyelesaian nilai karena rombelnya cuma enam kelas. Nah ini hanya dua jampelajaran, rombel yang dibersamai dua belas dengan segala tetek bengek penilaiannya. Belum lagi hal-hal lainnya yang membuat tugas utama ini jadi sedikit kesendat-sendat karena ada saja iklan yang nyelip di saat kejar tayang.
Ini memang butuh kebesaran jiwa dan kelapangan hati untuk menjalani ini semua. Kalau semua harus pakai perasaan dan hati bakal emosi jiwa selalu. Tensi pun bakal ikut terpacu unutk menunjukkan ekstistensinya. Jadi jangan hanya badan yang digedein, otak dan jiwa juga harus. Gak boleh pakai perasaan tetapi pakai logika dan perhitungan..... Self reminder...
Solok, 17 Juni 2025
#Tantangan hari keduapuluh dua...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar