Bismillahirahmanirohim, itulah kata pertama yang saya ucapkan ketika mendaftar mengikuti Mediaguru Writing Camp II. Kegiatan ini mengharuskan kami menghasilkan buku. Rencananya buku-buku kami akan diluncurkan pada Hardiknas 20 Mei 2017 mendatang. Nekat, itu juga kata yang saya ikut sertakan. Memang saya nekat mendaftar dan mengikuti kegiatan tersebut. Itu karena saya belum memiliki modal naskah untuk dibukukan.

Apakah saya satu-satunya? Entahlah, bagi saya yang penting ikut dan yang penting saya akan dapat ilmu dari orang-orang hebat: pemateri, ‘pembantai’, dan peserta lain. Berharap besar ilmu itu bermanfaat baik bagi saya, maupun murid saya. Saya ingin sekali berbagi ilmu menulis kepada murid-murid saya di sekolah.

Alhamdulillah, harapan saya berbuah nyata. Saya dapat ilmu, bahkan saya dapat dua modal naskah: fiksi dan nonfiksi untuk saya bukukan. Beragam kiat menulis pun saya dapatkan dari orang-orang hebat di camp ini.

Niat berbagi pun semakin kuat. Namun, belum usai pelatihan saya sudah ditarik untuk berbagi. Bukannya berbagi ilmu yang hari ini saya dapat, tetapi justeru ilmu yang saya punya. Lho? Maaf, bukan sombong tetapi saya bingung. Mengapa teman-teman saya malah meminta ‘dibantai’ oleh saya dulu sebelum ‘dibantai’ oleh tim sebenarnya. Hmm... mungkin sebagai latihan mental sebelum ‘pembantaian’ nyata.

Walhasil, kesempatan saya untuk mulai mengembangkan modal naskah tak kunjung tiba. Baru menulis beberapa kata saya sudah ditarik ke sana-sini. “Bagaimana kalimat ini?” “Bagaimana kalimat itu?” “Bagaimana cari gambar ini?” “Bagaimana ambil gambar itu?” “Bagaimana buka ini?” Itulah beberapa permintaannya.

Kesalkah? Tentu saja tidak. Itulah semangat berbagi. Sejak awal, saat berlangsung, hingga selesai nanti terus berbagi. Karena berbagilah kita bertumbuh bersama. Teman-teman, selamat berkarya.