Selamat Datang Menteri Baru.
Banyak yang masih tidak sepaham dengan segala kebijakanya. Pro dan kontra hal biasa dalam sebuah pemikiran serta keputusan para pemangku kebijakan. Bicara pergantian bongkar pasang imenteri di era sekarang hal itu sudah menjadi hal lumrah. Bahkan anak SD dilingkungan saya dan anda sudah susah menghafal nama menteri di kabinet era kepemimpinan mantan walikota Solo. Dalam periode ini saja demam resuffle menghantui kabinet kabinet beserta jajaranya. Kebijakan memang harus membutuhkan pengorbanan. Tak luput pula pengorbanan untuk menelaah satu persatu makna kalimat dan kata yang tersusun dalam berita. Baik berita info, gosip, wacana bahkan tata aturan perlu proses pemahaman yang sangat panjang. Memang problem kita bersama di era digital disegala sisi memiliki sisi poitif dan negatif. Muncul manusia manusia latah, sedikit mencerna langsung berkomentar. Minim croscheck langsung mencerca, dangkal pemahaman berujung salah paham, mengakibatkan gagal paham yang paling bahaya pahamnya salah dalam bersikap.
Bicara tentang menteri yang katanya akan diganti ataupun dilanjutkan saya rasa tidak menjadi persoalan. Yang jadi masalah adalah banyaknya oknum oknum di sekitar kita yang selalu mendahulukan sisi pesimistis dengan keberadaan hal hal yang baru. Menteri baru kebijakan baru, keruwetan baru dan sebagainya menjadi bait pertama ketika muncul sebuah opini bila anda bicara isu pergantian menteri pendidikan di depan para guru. Entah mengapa, kenapa guru guru kita selalu bingung dan ketakutan ketika ada pergantian menteri baru. Menteri kita itu orang pilihan, semua kebijakan dan aturan yang bakal diturunkan untuk dilaksanakan sudah ada pertimbangan dan bisa dipertanggung jawabkan. Dipikirkan oleh para ahli, bukuan dipikirkan oleh sekumpulan gerombolan yang kebingungan tak punya dasar keilmuan yang biasa beropini lupa memberikan solusi. Jikalaupun hari ini anda masih berharap akan kemajuan dari pendidikan maka sangatlah mutlak kita harus menerima perubahan untuk perbaikan. Siapapun manusia normal yang masih sadar pasti berharap kemajuan bukan kemunduran dalam kehidupan.
Sekedar saran bagi pembaca mungkin pilihan judul pada tulisan kolom ini bisa menjadi pilihan judul headline media cetak ternama, ataupun status media sosial yang anda miliki apabila Pak Jokowi berkehendak memilihkan dan mencari mengganti putra kelahiran wonoasri madiun untuk menjadi menteri pendidikan. Dan saya rasa semuanya tak ada yang mustahil. Tetapi kalaupun saya boleh berkesempatan berbincang barangkali sebentar dengan bapak Presiden maka saya pasti berharap, janganlah diganti dulu menteri pendidikanya karena pekerjaan menjadi menteri itu menyita waktu penuh dengan tantangan dan gunjingan. Harus siap lahir dan batin. Super sibuk mengurusi dunia pendidikan di negeri ini, waktu untuk menikmati nasi pecel dan kopipun tersita, tidur tak nyenyak, makan tersajipun tak enak dululuan sebelum masuk pencernaan. Adakah diantara anda yang ingin melamar menjadi menteri?? Agar nanti di media cetak ternama muncul judul yang sama persis dengan tulisan yang saya tulis hari ini.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sesekali nulis artikel ringan
Hokya
Tulisan yang bagus. patut dicontoh
Terima kasih
Terserah presiden saya akan dapat giliran kapan...
Gmna kalau besok