SEPELE, Terima Kasih.
Apa hal yang paling mudah tetapi kita kadang kala sering melupakanya, malah dianggap sebagai hal formalitas belaka. Padahal bilamana kita tulus mengucapkanya, kata tersebut sangat berdampak luar biasa. Ya, terima kasih merupaka kata tersebut. Sederhana dan serih dianggap remeh serta sepele. Tapi, coba sesekali kita tanyakan pada diri kita sendiri? Kapan kita berterimakasih secara tulus kepada seseorang? Memang benar, dapat dipastikan kita pasti berterima kasih bilamana mendapatkan bantuan, mendapatkan hadiah, ditrakir oleh rekan. Spontan dan sangat lumrah kita mengucapkan terima kasih. Tapi, apakah spotan tersebut merupakan hal yang tulus? Ataukah hanya pemanis belaka?
Banyak hal yang membenarkan bahwa berterima kasih merupakan salah satu kunci yang mungkin bisa membawa kesuksesan. Misalnya, ketika mendapatkan bantuan dari orang lain dalam menyelesakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab kita. Lalu,kita mengucapkan rasa terima kasih hanya sebagai formalitas serta pemanis saja, alias tidak setulus hati. Bandingkan juga apabila kita tidak menucapkanya sama sekali kepada orang yang memberikan bantuan kepada kita. Mana hal yang membuat orang tersebut akan memiliki kemauan dalam membantu kita lagi?
Jikalau dilakukan survey, maka dapat dipastikan hasil yang pasti bahwa setiap orang menghendaki bahwa akan rela dengan tulus membantu oran lain jika mendapakan terima kasih yang tulus dari orang yang telah kita bantu. Tak usah dibalas berupa benda atapu hal serupa, rasa terima kasih merupakan hal yang simple yang mungkin mampu memberikan efek bahagia.
Hal itu sejalan dengan hasil penelitian dari pakar psikologi Robert A. Emmons dari Universitas Of California dalam buku “Thanks! How the new science of gratitude can make you happier”, milik konselor alumni lidah wetan. Dalam buku yang menggambarkan dari hasil penelitianya, ucapan terima kasih dapat menciptakan hubungan timbal balik dalam sebuah simpul yang menyenangkan, yang mungkin mampu membuat seseorang menjadi lebih sehat, mampu memunculkan kepuasan batin serta pikiran, menurut Emmons.
Bahkan, dalam sebuah “permainan” yang sempat dilakukan oleh konselor lulusan lidah wetan serta dituliskan dalam penelitian tidakan kelas dengan judul “kawan , terima kasih”, menunjukan fakta bahwa ucapan yang disimulasikan kepada muridnya mampu memberikan hasil tiga hal : mengurangi stres, mampu tidur berkualitas serta mempererat perkawanan.
Semua hal tersebut menunjukan bahwa sebuah ucapan yang tulus berupa terima kasih mampu memerika dampak positif dari berbagai hal. Dan bahkan, lebih dari itu, kita tak akan pernah menduga, dari sebuah ucapan terima kasih , akan memunculkan rahmad serta berkat dari Gusti Ingkang Akarya jagad. Begitulah lingkaran terima kasih, siapa menanam pasti menuai, ucapan terima kasih penuh keihlasan kadang mempunyai kekuatan yang tidak diduga duga. Ucapan sepele, penuh makna dan ita tak pernah tahu kejutan apa yang menanti kita sebagai dampak positif ucapan terima kasih yang telah kita berikan.
Jadi, sudahkah kita menguapkan terima kasih? Kalau saya, sudah dapat ucapan terima kasih, dan semoga saja tulus, dari konselor alumni lidah wetan yang tadi pagi saya antar menuju ladang mencarian amalnya.
Ajar Putra Dewantoro
(Ikatan Guru Indonesia Madiun)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Terimakasih pencerahannya Bapak...
Benar sekali,org yg pandai berterima kasih pd sesama, maka ia adalah org yg pandai bersyukur. Barakallah