Adjar Dwija Tanaya

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Tukang Suruh Bakal Gagal

Tukang Suruh Bakal Gagal

Kebijaksanaan tak hanya harus dimiliki oleh guru, hakim, pemuka agama saja. Seharusnya sikap dan jiwa bijak memang wajib ada pada diri setiap individu, tak terkecuali seorang pemimpin. Jika seorang individu abai alias tak memiliki sifat yang bijaksana, maka ia akan bertindak semena-mena dalam menjalankan roda kepemimpinan, menghalalkan segala upaya, menyikut, menghasut, nyinyir menyebar fitnah untuk menyukseskan apa yang dia pikirkan serta mengedepankan asumsi berujung arogansi dalam melaksanakan segala hal.

Mereka tak ubahnya seorang tirani maupun diktator yang suka memaksakan kehendak kepada orang lain apalagi kepada bawahanya. Tak jarang dalam menjalankan kepemimpinannya, orang orang yang tidak memiliki sikap akan menghalalkan segala cara. Pemimpin yang memiliki sifat seperti ini tak akan bertahan lama berada di ujung tombak kepemimpinan. Sudah banyak contoh tukang suruh yang berakhir gagal. Hitler adalah salah satu contoh di antaranya.

Dulu Lek Nyoto pernah berpesan kepadaku. "Dar, jika dirimu kelak seorang pemimpin, jadilah pemimpin yang bijak, pemimpin yang mau mendengar secara arif, jadilah pemimpin yang memiliki perasaan kuat terhadap semua keluh kesah bawahan, serta mau mengikuti setiap jejak masalah secara detail dan adil, agar bisa memberikan solusi terbaik buat mengatasi semua keluh kesah tersebut.

Pemimpin wajib memiliki kepedulian, perhatian, komitmen, empati, intuisi, dan menghormati semua keadaan para bawahan, agar bisa berkomunikasi secara bijak melalui proses mendengar dan proses memberi jawaban.

Saat pemimpin tidak mau mendengarkan keluh kesah para bawahan, maka kesalahpahaman dan konflik bisa merusak semua tatanan organisasi dan tatanan kepemimpinan yang ada. Jadi, pastikan Anda mau mendengar semua keluh kesah bawahan, dan mau bekerja keras untuk mendapatkan sebuah solusi hebat, untuk menghilangkan semua keluh kesah yang ada.

Pemimpin yang cerdik pasti tahu bahwa membiarkan keluh kesah para bawahan sama seperti membenamkan potensi organisasi ke dalam masalah. Oleh karena itu, pemimpin wajib menjadi penasihat atau konselor, yang memberikan perhatian dan kepedulian kepada semua kolega dan bawahan, yang memerlukan perhatian dan bimbingan dari pemimpin. Pemimpin juga harus secara proaktif meluruskan semua masalah keluh kesah para bawahan ke jalur yang positif dan kreatif.

Jika pemimpin bersikap cuek dan malas mendengarkan para bawahan, lantas bagaimana mungkin pemimpin bisa memahami semua kebutuhan organisasi dan kebutuhan para bawahan. Oleh karena itu, pemimpin wajib mendengarkan setiap bawahannya, agar dapat membantu para bawahan untuk mencapai sasaran kerja secara maksimal. Maka yang patut kita ingat bawasanya pemimpin itu menderita, mampu membumi menghargai semua potensi dan tidak mengedepankan arogansi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post