Aan Frimadona Roza

Lahir di Way Kanan, 22 Februari 1982, Saat ini mengajar dan mendapat tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah di SMPN 2 Kasui Kabupaten Way Kanan,Lampung....

Selengkapnya
Navigasi Web
Belajar Mencintai Rumah

Belajar Mencintai Rumah

Dendam

Syahdan :Dua bilah bilah badik telah siap untuk dihujamkan.

Kedatangan petarung seberang. Rupa silsilah dendam yang bertubi.Takkan padam dari bara kenangan

Tak hilang di pelupuk mata.

Ooo datanglah kau wahai jahanam!

Aku ditepi kali menunggumu,

Tanah moyang siap meyimpan bangkai mu

Aku sang petarung, Majulah!

(Dan semesta besorak sorai. Menunggu upacara kematian petarung sengketa.)

Way kanan,14 juli 2009

Sepi

Tidak seperti biasanya jalan ini sepi dari pejalan kaki.

Rumah-rumah itu,

Tak berpenghuni di tinggal pergi.

Tak ada juga pesan yang ditinggalkan.

Ada pasar yang tak ada penjual dan pembeli.

Semua sepi.

Kini, datanglah hujan pagi.

Way Kanan, 7 September 2009

Mungkin Pertemuan

Jika tidak ada aral, kita akan bertemu.

Sebelum sunyi memetik pagi

Dan mimpi belum pergi dari janji

Aku berangkat kali ini, sehabis minum secangkir kopi

Dan sisa tembakau malam tadi

Setengah perjalanan adalah bukit dimana tempat kita mencatat pepohonan yang tumbang,jalan yang terjal,batuan yang bebal,suara-suara dari tepukan satu tangan yang entah dari mana sudut datang Tak peduli apa yang terjadi

Ini adalah pilihan.

Kelanalah aku,

Mungkin kau menanti.

Way Kanan,12 Oktober 2009

Janji

Seperti janji yang kau ucap malam tadi

Dan tentang cahaya bulan yang belum pergi

Kepada lelaki mendaki mimpi

Dalam perjalanan sunyi

Kita akan nanti..

Way Kanan, Oktober 2009

Hantu pagi

Kicau burung kenari

Saat melintas di kebun kopi

Embun menyisa belum pergi

Mungkin musim dingin, orang-orang bermalasan menantang pagi

Atau paceklik kali ini mengigit hati:

hantu yang ditakuti sebab beras,garam sudah dihabisi.

Belum lagi catatan yang menunggu pada almanac penghujung waktu.

Menghitung hari menambah perih hati

Sebab janji menanti tunai.

Bersegera berlari atau dihimpit janji.

Wajah pucat pasi datanglah spekulasi

Biar selesai pagi ini: mati atau dikurung sepi!

Way Kanan, Oktober 2009

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post