Aan Frimadona Roza

Aan Frimadona Roza, dilahirkan di Waykanan pada tanggal 22 Februari 1982, Anak kedua dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Zainal Arifin Almarhum dan Ibu Roh...

Selengkapnya
Navigasi Web
Guru Keren Melek Teknologi
Tempat bertugas Yuniarti MA Mathla’ul Anwar Kec.Baradatu,

Guru Keren Melek Teknologi

Oleh Yuniarti, Mengajar MA Mathla’ul Anwar Kec.Baradatu, Sebagai Terbaik III Lomba Menulis Opini HUT PGRI ke 74 dan HGN 2019 Tingkat Kabupaten Way Kanan Wilayah 4. (Baradatu, Gunung Labuhan, Banjit)

Di era mileneal ini pendidikan menjadi sebuah pokok dan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya dalam upaya mencapai kesejahteraan hidup. “Hanya pendidikan yang bisa menyelamatkan masa depan,tanpa pendidikan Indonesia tak mungkin bertahan” Najwa Shihab,kata-kata ini mencerminkan akan pentingnya sebuah pendidikan. Pendidikan di Indonesia menekankan peserta didik sebagai manusia yang memiliki potensi untuk belajar dan berkembang. Pendidikan merupakan sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang kreatif,terampil,bertanggung jawab,produktif dan berbudi pekerti .

Guru adalah pekerjaan yang mulia.Guru dalam bahasa Sanskerta berarti “Berat”. Menjadi seorang guru tidak cukup hanya memposisikan diri sebagai pengajar (mengajar anak didik),tetapi juga menjadi pelajar (siap untuk belajar). Ungkapan ini merupakan sebuah pedoman dalam hidup saya selama saya menjadi seorang guru. Mengajar tidak hanya mentransfer ilmu saja,melainkan juga sikap dan prilaku (pendidikan karakter) . Guru memiliki peran untuk menginformasikan,memperluas kesadaran dan mengembangankan kemampuan kinerja.Sehingga guru bisa diteladani oleh para peserta didiknya. Guru mileneal adalah guru yang membantu pembelajar untuk belajar. Guru harus berpusat pada peserta didik bukan guru yang dijadikan sebagai pusat.

Menjadi seorang guru,memang bukan perkara yang mudah. Ada guru yang dipandang para peserta didik sebagai guru yang cara mengajarnya asik,seru,mudah dipahami.Guru-guru seperti ini seringkali menjadi idola peserta didik bahkan jam pelajarannya ditunggu-tunggu oleh para peserta didik.Sementara itu di sisi lain ada juga guru yang dipandang peserta didik sebagai guru yang cara mengajarnya membosankan,bikin ngantuk,materinya tidak menarik,dan lain-lain. Maka dari itu kita sebagai seorang guru harus mengevaluasi diri,dimana letak kesalahan kita agar kita bisa “menguasai kelas”. Saat menjadi seorang guru,saya selalu berusaha untuk tidak membatasi interaksi saya kepada peserta didik dalam lingkup akademis saja,tetapi saya mencoba memasuki kehidupan mereka. Dengan cara mendengarkan keluhan dan curhatan mereka,semua itu saya rasa sangat membantu saya untuk membangun nuansa belajar yang positif di kelas. Selain itu tugas seorang guru bukan hanya mengajar, tapi yang lebih penting adalah mumbuat peserta didiknya suka belajar. Di awal saat kita mengajar kita dapat terlebih dahulu bercerita tentang berbagai macam kisah nyata yang dapat membuat peserta didik mengerti akan pentingnya materi tersebut, Menggunakan model pembelajaran yang dapat menarik perhatian peserta didik,menyisipkan ice breaking disela-sela pembelajaran agar peserta didik tidak mudah jenuh yang dapat menumbuhkan semangat mereka kembali,menyajikan materi secara menarik dengan menggunakan media interaktif berupa media audiovisual atau visual dan menggunakan taktik atau cara menarik perhatian peserta didik dengan strategi pembelajaaran yang menarik.

Anak-anak mileneal bukan tidak mau tantangan,namun bagi mereka kalau bisa dibuat mudah,mengapa harus dipersulit? Oleh karenanya guru dituntut untuk dapat menyampaikan materi dengan runtut dan sederhana,sehingga mudah dipahami. Guru era mileneal haruslah melek digital yang mana guru itu harus memiliki kemampuan menggunakan alat-alat digital dan kecakapan prilaku dalam memanfaatkan kecanggihan teknologi. Tidak ada salahnya seorang guru mempunyai sebuah chenel YouTube yang isinya adalah tentang pembelajaran disaat guru sedang menjelaskan materi di dalam kelas, Jika ada peserta didik yang tidak hadir pada saat jam pelajaran, peserta didik bisa mengulangi pembelajaran hanya dengan melihat di chenel YouTube guru tersebut.

Guru di masa sebelum dan masa Orde Lama,akan berbeda dengan guru di masa Orde Baru. Guru di masa Orde Baru, akan berbeda di masa Reformasi. Dan guru di masa Reformasi tentunya akan berbeda dengan guru di masa Mileneal saat ini. Guru yang tidak melek teknologi, akan menjadi guru Konvensional yang akan segera ditinggalkan. Orang hebat bisa melahirkan beberapa karya bermutu, tetapi guru bermutu bisa melahirkan ribuan orang hebat. Guru hebat untuk generasi mileneal adalah guru yang hebat memahami konsep, guru yang hebat mengajar, dan guru yang hebat mengevaluasi diri.

Pendidikan ibaratnya sebuat gerbang atau pintu yang dapat menghantarkan seseorang menuju impian-impian besarnya yang terkadang pencapaiannya melewati kemampuan nalar yang logis sekalipun. Generasi mileneal hidup di era digital dan memanfaatkan media teknologi informasi dalam kehidupannya. Saat ini kita berada pada era revolusi industry 4.0,pendidikan di Indonesia saat ini idealnya tidak lagi berbicara mengenai permasalahan klasik yang meliputi pemerataan,sarana pendidikan dan akses pendidikan,mari kita berbicara konteks kualitas lulusan yang mampu bersaing sesuai tuntutan yang ada. Guru tentu di tantang untuk mampu beradaptasi juga dengan zaman,jangan sampai peserta didiknya sudah berada pada era revolusi industry 4.0 sementara, gurunya masih bergelut pada era 3.0. Jika seperti ini maka pelaksanaan pendidikan di sekolah akan terhambat. Guru era sekarang mendidik generasi-generasi mileneal dimana pola-pola pembelajaran yang monoton sudah selayaknya ditinggalkan,karena generasi mileneal lazimnya cepat jenuh dan menyukai kegiatan yang dinamis. Guru keren melek teknologi.

Guru yang berhasil adalah guru yang memang menjadikan pengembangan pendidikan sebagai cita-cita dan gaya hidupnya,bukan semata-mata jadi guru sebagai sebuah pekerjaan. Sudah bukan zamannya seorang guru merasa paling benar dan paling pintar. Karena bisa jadi siswa sudah jauh menguasai materi sebelum guru menyampaikannya. Semangat mendidik untuk seluruh guru di Indonesia semoga darimu lahir pribadi-pribadi yang berkualitas serta memiliki karakter mulia.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post