
Guru Milenial dan Guru Kolonial
Oleh Dina Setianingsih, Mengajar di SDN 01 Pakuan Baru Kecamatan Pakuan Ratu. Terbaik 1 Wilayah 3 ( Kecamatan Pakuon Ratu, Negeri Besar,Negara Batin dan Negeri Agung)
Pernyataan Mendikbud Nadim Makarim, bahwa ia mewakili generasi mileneal dalam jajaran kabinet Jokowi-Makruf. Mengusik hati saya untuk menghubungkan kata yang mungkin bersinggungan dengan mileneal, seperti siswa mileneal, kurikulum milenial, media pembelajaran mileneal dan guru mileneal. Dengan adanya generasi mileneal berarti ada generasi sebelum era mileneal, mungkin sebut saja era kolonial? Dengan kata lain boleh saja ada siswa kolonial, kurikulum kolonial, media pembelajaran kolonial dan tentunya guru kolonial. Sebagai kata yang kontradiktdif terhadap kata milenial.
Merujuk dari kata milenal, menurut Tapscott (1988) generasi milenial atau generasi digital adalah mereka yang lahir pada tahun 1976 sampai 2000. Kita merasakan kemajuan teknologi yang pesat dan begitu cepat. Kemajuan teknologi berbanding lurus dengan perubahan kebutuhan hidup manusia saat ini. Sebagai contoh, jika tahun sebelum tahun 2000 hidup tanpa internet itu biasa-biasa saja, maka internet saat ini adalah kebutuhan primer. Tidak dapat dipungkiri, hampir seluruh sendi kehidupan saat ini disentuh oleh kemajuan teknologi digital. Pendidikan sebagai salah satu kebutuhan manusia juga menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kemajuan teknologi digital. Ketika menyebut ”guru mileneal” yang terbayang dalam pikiran saya adalah guru yang mengajar di zaman modern, keren, mahir IT. Dan kesan yang saya terima dari kata ”guru kolonial” adalah sosok guru yang hidup pada zaman penjajahan, guru yang memiliki keterbatasan dalam berbagai kegiatan pembelajaran karena tekanan pemerintah kolonial, guru yang kesannya kaku. Tapi, sisi hati saya yang lain berontak dan bertanya sebenarnya bagaimana guru mileneal dan guru kolonial?
Dalam UU tentang guru dan dosen pasal 1 ayat 1 tahun 2005 dijelaskan bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Pengakuan guru sebagai tenaga profesional dibuktikan dengan adanya sertifikat Pendidik, hal ini dijelaskan pada UU tentang guru dan dosen pasal 2 ayat 2 tahun 2005. Dengan sebutan profesional, seorang guru dituntut untuk berfikir terbuka terhadap segala perubahan. Ilmu pengetahuan dan zaman adalah dua hal yang dinamis, akan berubah dan selalu berubah. Guru mampu menjembatani pengetahuan awal siswa dengan latar belakang yang heterogen dengan konsep-konsep keilmuan yang baru. Sebagai contoh, sosial media (Face Book) dikenal sebagai ajang pertemanan didunia maya maka guru dapat mengenalkan sosial media Face Book sebagai cara untuk berbagi tentang ilmu pengetahuan. Guru bisa membuat grup di sosial media untuk berbagi dan berdiskusi tentang tugas yang diberikan. Tentu saja, guru harus menyuguhkan soal yang menumbuhkan kreatifitas berfikir siswa. Dengan kretaifitas berfikir siswa, guru harus terbuka dan bijak terhadap pemikiran siswa. Dan memberikan penguatan terhadap kesimpulan terhadap suatu konsep materi yang disajikan.
Guru piawai menciptakan suasana pembelajaran yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk menunjukkan keunikannya. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk melibatkan aktivitas siswa untuk dapat bekerja sama, mandiri, bertanggung jawab, berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik. Guru memilih metode pembelajaran yang dapat membangkitkan kepercayaan diri siswa untuk berkolaborasi, kritis serta tolerans terhadap perbedaan individu. Pembelajaran harus jelas outputnya, dengan memberikan tagihan kepada siswa berupa test tertulis maupun unjuk kerja. Pemilihan dan penerapan media pembelajaran guna menyampaikan konsep keilmuan harus sesuai dan mudah dipahami. Jikapun terpaksa mentok, guru wajib berinovasi menciptakan media pembelajaran alternatif sesuai dengan kondisi.
Guru menjadi idola bagi siswa. Hadir sebagai guru yang diidolakan bukan berarti hanya kekinian dalam penampilan semata. Menurut saya, setidaknya ada beberapa poin menjadi guru idola yaitu periang dan ramah kepada siswa, mudah akrab dengan siswa, menghargai dan menghormati perbedaan siswa, memberikan kesempatan yang sama kepada, antusias membantu siswa untuk mengatasi kesulitan belajar siswa, peka terhadap situasi dan kondisi siswa, handal dan mengusai materi. Ketika guru dapat menjadi idola bagi siswanya, tentu akan sangat mudah siswa tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran. Guru harus memahami, bahwa tugas yang tidak kalah pentingnya diera milenial, adalah menanamkan kepribadian yang kuat terhadap nilai-nilai religius dan nasionalis. Diera digital, siswa memiliki dunianya sendiri meskipun ditengah keramaian, misalkan dengan bermain game online atau sekedar chatting di sosial media. Nilai religius penting untuk membentengi siswa sesuai dengan norma aturan agama yang dianutnya. Dan nasionalime penting untuk menjaga persatuan dan kesatuan NKRI. Dengan nilai religi dan nasionalis siswa dapat memilah mana yang baik dan sesuai dengan dirinya, serta dapat mencintai negara dan tanah air. Memiliki kepribadian yang kuat dan tidak mudah terbabawa budaya asing yang “tidak baik”.
Bagaimanapun guru mileneal maupun guru kolonial tidaklah sebatas pada zaman dimana guru tersebut hidup. Tetapi guru mileneal pada hakikatnya adalah guru yang mampu mentransformasikan dirinya untuk menyiapkan siswa sesuai zamannya. Berdedikasi untuk membangun karakter siswa yang tangguh dengan landasan religi dan nasionalis ditengah pesatnya persaingan teknologi.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar