Aan Frimadona Roza

Aan Frimadona Roza, dilahirkan di Waykanan pada tanggal 22 Februari 1982, Anak kedua dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Zainal Arifin Almarhum dan Ibu Roh...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kenapa Sih Harus Jadi Guru Milenial?
Nurul Hikmah, S.Pd.I ,Bertugas di SDIT Al-Firdaus Kec. Bumi Agung Kabupaten Way Kanan, sebagai terbaik VI Lomba Menulis Opini HUT PGRI ke 74 dan HGN 2019 Tingkat Kabupaten Way Kanan Wilayah 2. Way Tuba, Bumi Agung, Buay Bahuga, Bahuga.

Kenapa Sih Harus Jadi Guru Milenial?

Oleh Nurul Hikmah, S.Pd.I ,Bertugas di SDIT Al-Firdaus Kec. Bumi Agung Kabupaten Way Kanan, sebagai terbaik VI Lomba Menulis Opini HUT PGRI ke 74 dan HGN 2019 Tingkat Kabupaten Way Kanan Wilayah 2. Way Tuba, Bumi Agung, Buay Bahuga, Bahuga.

Anak-anak zaman sekarang, terutama yang lahir setelah tahun 2000 yang menyandang status trendy sebagai ‘anak zaman now’, adalah generasi yang sangat ‘melek’ terhadap kemajuan tekhnologi. Mereka disuguhkan berbagai macam media yang membuat mereka lebih mudah dalam menjelajah dunia melalui tekhnologi digital. Bahkan, mereka bisa duduk anteng sampai berjam-jam di depan gadget mereka masing-masing tanpa merasa bosan dan lelah. 

Dengan akses internet berbasis online melalui gadget, anak-anak akan menemukan berbagai macam tampilan yang penuh warna dan suara, baik itu berupa tulisan, gambar, vidio animasi, maupun film. Mereka akan merasa cepat bosan jika yang mereka temui begitu-begitu saja. Oleh karena itu, dalam mendidik pun guru harus bisa memberikan pengajaran yang semenarik mungkin agar siswa tidak mudah bosan, bahkan  justru bisa membuat siswa senang belajar di sekolah.

Guru yang baik adalah guru yang bisa mengikuti perubahan setiap zaman. Maksudnya ialah seorang guru itu harus bisa mengikuti setiap perubahan yang terjadi pada zaman tersebut. Maka, di zaman milenial ini selayaknya guru harus bisa menjadi guru milenial yang tidak ketinggalan terhadap perkembangan informasi yang beredar. Dalam proses pembelajarannya pun guru milenial tidak lagi menerapkan sistem yang monoton layaknya yang dilakukan oleh guru-guru pada zaman terdahulu atau yang lebih dikenal sebagai guru kolonial. Biasanya guru kolonial hanya menerapkan metode pembelajaran klasikal di dalam kelasnya yang otomatis membuat siswa merasa cepat bosan. Lain halnya dengan guru milenail, guru milenial akan memberikan pengajaran yang berbasis multimedia kepada anak didiknya. Dengan multimedia yang memadai dan diracik semenarik mungkin, akan lebih optimal menarik minat siswa dalam mengikuti pembelajaran serta memudahkan siswa untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru tersebut. 

Multimedia yang digunakan bisa berbentuk gambar, suara, vidio, maupun multimedia lainnya yang fungsinya untuk memudahkan siswa dalam memahami materi. Selain ahli dalam multimedia, yang lebih utama adalah guru milenial juga harus menguasai materi yang akan disampaikan, terbayang bagaimana jadinya kalau peralatan media pembelajaran sudah lengkap tapi guru tersebut justru tidak matang dalam penyampaian materinya? Maka hasilnya pun akan nihil. Guru milenial juga harus ekspresif ketika di depan anak didiknya. Guru harus bisa menguasai seni dalam mengajar, bisa dengan cara bernyanyi, mendongeng, bercerita, menirukan berbagai macam suara, sehingga mampu menarik perhatian siswa agar fokus ketika belajar.

Selain seni dalam mengajar, guru milenial juga harus bisa mengatur seni ruang belajarnya. Anak-anak akan cenderung cepat bosan jika kondisi kelas yang mereka tempati hampir tidak bergerak dari awal pertama ia menduduki kelas tersebut. Maka, guru dituntut untuk bisa mengkondisikan ruang belajarnya senyaman mungkin. Guru bisa mengubah tata letak tempat duduk anak setiap pekannya dengan pola yang berbeda-beda, sehingga anak akan merasa memasuki kelas yang baru di setiap pekan. Selain itu, guru juga bisa mengajak anak-anak belajar di luar kelas dengan suasana yang berbeda, yaitu di alam yang terbuka. Dimana anak akan merasakan kesejukan ketika belajar di bawah pohon, anak akan lebih mudah menyerap materi ketika langsung terjun ke lapangan.

Guru milenial harus bisa memanfaatkan berbagai macam kemajuan tekhnologi. Siswa akan senang jika gurunya aktif menanyakan kabar mereka melalui komunikasi orang tua di rumah. Siswa juga akan merasa bangga jika hasil karyanya di pajang di dinding kelas, kemudian di foto dan di sharing ke berbagai media sosial. Bahkan, sebagian besar siswa menjadi lebih bersemangat ketika kegiatannya di rumah di dokumentasikan dan dikirimkan kepada gurunya melalui akun media sosial. 

Dengan demikian, maka kita sebagai guru di zaman pesatnya kemajuan tekhnologi ini, haruslah bisa mengikuti setiap perubahan yang terjadi yaitu menjadi guru milenial yang kreatif serta mampu menguasai tekhnologi, menguasai materi, teknik mengajar, penataan ruang, sehingga anak mampu belajar dengan baik dan materi yang disampaikan guru pun akan mudah diserap oleh anak didik. Selamat menjadi guru milenial yang mampu menginspirasi anak didiknya agar cinta belajar. Dan selamat menjadi guru milenial yang dicintai anak –anak.

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post