Aan Frimadona Roza

Aan Frimadona Roza, dilahirkan di Waykanan pada tanggal 22 Februari 1982, Anak kedua dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Zainal Arifin Almarhum dan Ibu Roh...

Selengkapnya
Navigasi Web
Meningkatkan Keterampilan Menulis Guru
Lia Susnita, S.Pd Mengajar di SMPN 7 Blambangan Umpu. (Terbaik 1 Lomba Menulis Opini Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke 74 Tingkat Kabupaten Way Kanan Tahun 2019 untuk Wilayah 1 meliputi Kecamatan Blambangan Umpu,Kasui dan Rebang Tangkas.

Meningkatkan Keterampilan Menulis Guru

Oleh Lia Susnita, S.Pd Mengajar di SMPN 7 Blambangan Umpu. (Terbaik 1 Lomba Menulis Opini Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke 74 Tingkat Kabupaten Way Kanan Tahun 2019 untuk Wilayah 1 meliputi Kecamatan Blambangan Umpu,Kasui dan Rebang Tangkas.

Kegiatan membaca, menulis, mendengar, dan menyimak adalah kegiatan yang selalu dilakukan oleh guru dan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam memberi materi, guru tidak luput dalam kegiatan menulis. Menulis perencanaan pembelajaran, menulis materi yang akan diberikan, menuliskan kata atau kalimat di papan tulis, menulis kisi-kisi soal, menulis soal, dan menuliskan hasil evaluasi pembelajaran. Bahkan menulis juga digunakan sebagai salah satu syarat dalam kenaikan pangkat seorang guru, yaitu dengan membuat publikasi ilmiah dan karya inovatif.

Sedikitnya ada 344 ribu dari 2,7 juta guru di Indonesia berada pada golongan IV/A, namun dari jumlah tersebut baru sekitar 2.200 guru yang bisa naik golongan IV/B ke atas. Selebihnya berada di golongan IV/A akibat belum memproduksi karya tulis ilmiah (https://pasundanekspres.com, 29 Januari 2019). Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa banyak guru yang malas membuat karya tulis. Padahal seorang guru sejatinya memiliki kewajiban menulis, tinggal mengembangkan kemampuan tersebut sehingga menjadi sebuah keterampilan. Kompetensi profesional guru telah diatur melalui PP Nomor 74 Tahun 2008 yang menyatakan bahwa kompetensi profesional guru merupakan kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni budaya yang diampunya. Oleh karena itu seorang guru harus bisa menguasai konsep keilmuan dan teknologi yang salah satunya dapat dilakukan dengan cara menulis.

Menurut Morsey dalam Tarigan, menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dikatakan produktif karena menulis bisa menghasilkan sebuah karya dan dengan menulis seseorang bisa menyampaikan pesan atau informasi kepada orang lain (2008:20). Sedangkan ekspresif adalah cara untuk menyampaikan ide, keinginan, cita-cita dan membangun opini.

Pada kenyataannya, sebagian besar guru masih enggan melakukan kegiatan menulis. Kegiatan ini masih dianggap sebagai beban atau sesuatu yang menakutkan. Menjadi beban karena guru menulis hanya untuk memenuhi kewajiban tertentu. Alasan lain adalah takut jika tulisan yang dihasilkan tidak bagus. Sedangkan sibuk dan tidak ada waktu menjadi alasan klasik, sehingga menulis belum bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan.

Membiasakan Menulis

Diperlukan sedikit ‘paksaan’ agar guru mampu menulis, beberapa treatment yang dapat dilakukan diantaranya mewajibkan guru untuk mengikuti kegiatan literasi disekolah, misalkan membaca dan membuat resume buku, mengisi mading sekolah secara terjadwal, membuat program atau kegiatan menulis untuk guru secara berkala serta membuat kelompok ilmiah yang dapat difasilitasi dalam forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan yang lebih penting lagi adalah agar secara konsisten dapat dipublikasikan tulisan guru baik melalui media daring, buletin dan jurnal-jurnal pendidikan. Bagaimana agar kegiatan menulis ini biasa dilakukan oleh seorang guru? Penulis mempunyai beberapa pendapat yang mungkin bisa diterapkan. Pertama, ada niat dan tekad yang kuat untuk mau menulis. Kedua, jangan takut salah, mulailah menulis dari hal yang sederhana, menuangkan apa yang kita pikirkan tentang masalah-masalah yang menarik, Tulis dan catat apapun saat ide muncul baik dari hasil diskusi formal maupun informal, tulislah materi pembelajaran serta tulis juga metode yang digunakan saat memberikan materi. Ketiga, jangan takut jika tulisan kita dianggap tidak bagus atau kurang berbobot, semakin sering menulis maka akan menguasai teknik penulisan sehingga semakin baik tulisan yang dihasilkan. Tuangkan dan rangkai kata sehingga menjadi sebuah kalimat, perkaya dengan banyak membaca. Keempat, rajin mengikuti program kegiatan literasi dan kelompok ilmiah untuk menambah wawasan.

Seperti halnya berbicara, menulis juga merupakan sebuah keterampilan. Dengan sering menulis akan meningkatkan kemampuan seseorang dalam menyampaikan buah pikiran sehingga kualitas tulisan yang dihasilkan dapat mempengaruhi orang lain. Tulisan yang baik tentu menyenangkan bagi penulisnya, ada kewajiban ataupun tidak guru tetap akan terus menulis. Untuk para guru, ayo kita coba tingkatkan kompetensi dalam hal menulis, menuangkan ide yang kita punya dan menghasilkan sebuah karya karena terampil dan mampu menulis itu sebenarnya menyenangkan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kasih sudah paparkan tentang cara meningkatkan kemampuan menulis. Sukses selalu dan barakallahu fiik

09 Jan
Balas

Sangat menginspirasi sekali... Keren. Selamat atas prestasi yang diperoleh. Suksea selalu dan salam kenal ya

09 Jan
Balas

Super sekali Bun...jadi termotivasi untuk terus menulis..terimakasih dan sukses selalu

09 Jan
Balas

Ibu Siti,ibu Hanifah, ibu Yayah, terimakasih salam silaturahmi ...

12 Jan
Balas



search

New Post