Aan Nurchayati, M.Pd

Berjuang demi cita-cita itu tidak mudah jendral....

Selengkapnya
Navigasi Web
Tamu Tak Diundang (1)

Tamu Tak Diundang (1)

Tantangan Hari Ke-12

#TantanganGurusiana

by : ANA

Darah Hana seperti berhenti mengalir. Matanya tak dapat dia kedipkan hanya untuk sekedar memalingkan pandangannya pada sosok yang sedang berdiri dihadapanya. Tubuhnya terasa tak berdaya. Semua seperti mati rasa dan tidak bernyawa. Jantung Hana berdegup tak berirama. Keringat dinginnya mengalir membasahi kening dan juga sekujur tubuhnya yang terbaring terbelalak karena kaget dan takut.

Hanya hatinya yang terus menjerit mengucapkan lafadz doa dan tahlil. Memohon kekuatan dan perlindungan dari Tuhannya. Ujung kakinya yang menyentuh lantai keramik terasa semakin dingin.

Tak ada keberanian yang hinggap walau sedikit pun dalam diri Hana. Jiwanya hanya dikuasai perasaan takut dan ngeri. Seolah doa yang dia baca dan lafadzkan dalam hati tak ada pengaruh apa pun dalam dirinya. Mulutnya benar-benar terkunci dan mati rasa. Matanya nyaris tak dapat dikedipkan namun sulit juga untuk terus terbelalak. Apa yang dia lihat sungguh membuat dirinya ingin pergi dengan segala emosi yang membuncah. Tak mengerti apakah kejadian itu benar-benar nyata atau hanya mimpi. Yang dia lihat jelas sekali tergambar di pupil matanya.

“Maaas,,,” teriak Hana membangunkan suaminya yang berbaring di sisi kanan tubuhnya.

Tangannya dapat menggapai bahu sang suami. Di cubitnya bahu sang suami sekeras yang dia mampu dari sisa tenaga keberanian yang tiba-tiba datang menelusup dalam hatinya.

Mendapat cubitan sang istri, Roy terbangun. Ditatapnya wajah sang istri lekat-lekat. Penuh tanya dan penasaran. Hana hanya mengedipkan mata dengan dagu terangkat memberikan isyarat kearah yang ingin dia tunjukkan pada suaminya.

Roy menoleh mengikuti arah yang di tunjuk Hana. Seketika dia terperanjat dan bangun duduk secara tegak dengan keterkejutannya. Apa yang dia lihat tak bisa dia percayai sepenuhnya. Kenapa bisa orang itu sudah masuk ke dalam rumahnya yang terkunci rapat. Dengan pakaian yang tersembunyi dan sungguh rapat menutupi badan seolah tak ingin dikenali, sosok itu berdiri dihadapan Hana dan Roy dengan kaku. Mungkin dia juga terkejut karena tak menyangka kehadirannya bisa dilihat di pergoki oleh Hana dan sekarang Roy. Ah, sungguh apes dia datang malam ini di rumah pasangan suami istri ini.

“Astaghfirullah, Ya Allah. Pergi kau.” Teriak Roy dengan penuh perasaan kaget dan bercampur emosi.

Mungkin Roy terkejut karena kehadiran tamu yang dia tak undang itu membuat kenyamanannya sedikit terganggu. Berharap tidak ada korban yang mati ataupun terluka dengan kehadirannya. Kalau hanya masuk laporan kepolisian saja sih mungkin sudah tak jadi masalah. Seandainya ada yang lebih parah dari sekedar kantor polisi? Urusannya akan makin membuat Roy Syock. Dia sebagai lelaki tentu saja berani menghadapi kenyataan yang bakal terjadi kemudian.

BERSAMBUNG

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kata "diundang" harus ditulis serangkai karena "di" tersebut merupakan awalan, bukan kata depan. Karena kata tersebut terdapat pada judul maka harus ditulis "Diundang". Teruslah berkarya, semoga sukses.

26 Jan
Balas

Terimakasih banyak. Barakallah Ayah Edi atas ilmunya

27 Jan



search

New Post