ABAS

GURU SMPN 3 PAGADEN SUBANG.Pengurus PGRI Kabupaten Subang. Mengajar pula di SMA PGRI 1 Subang ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Dua Ekor Buaya

Blanakan, salah satu kawasan wisata yang berada di jalur utara. Hanya satu jam dari pusat kota Subang dapat ditempuh menggunakan kendaraan pribadi. Aku sendiri tidak menyangka bisa berkunjung ke kawasan wisata tersebut. Sebab sudah puluhan tahun berada di Subang, baru pertama kali aku berkunjung ke kawasan wisata tersebut. Selama ini aku hanya mendengar dan melihat lewat berbagai media yang ada.

Ya, dalam suatu acara aku bersyukur bisa mengunjungi lokasi wisata tersebut. Hanya belasan orang saja yang berangkat. Sebab acara yang dikemaspun cukup sederhana. Pelepasan salah satu rekan kerja yang diberikan tugas baru di daerah tersebut. Ketika berangkat, bayanganku langsung ke tempat penangaran buaya,. Salah satu obyek wisata yang dibayangkan cukup menarik dan menantang. Sesampainya ditempat tujuan, aku mencoba menikmati beberapa pemandangan yang ada.Beberapa kedai bakar ikan berderet dengan rapi.Maklum di Blanakan pula salah satu tempat pelelangan ikan laut. Aku dan rombongan duduk dengan santainya. Hanya selang beberapa menit, salah seorang temanku mengajak melihat penangkaran buaya. Tanpa pikir panjang, aku langsung mengikutinya. Demikian pula dengan rombongan yang lain. Akhirnya kami pun menuju tempat yang dimaksud.

Hanya butuh waktu lima menit, aku sudah berada di pintu gerbang penangkaran Buaya. Bahkan dari jarak yang tidak terlalu jauh, aku sudah melihat seekor buaya yang cukup besar. Spontan imajinasiku mengingat salah satu film yang menceritakan seekor buaya yang sangat ganas. Aku pun spontan mundur beberapa langkah. Aku terus melihat buaya yang cukup besar tapi hanya bisa terdiam. Seakan tidak memiliki naluri dengan kedatangan kami. Belasan menit aku terus mengamati buaya tersebut. Sampai akhirnya seorang pawang menawarkan untukmelihat salah satu buaya yang dianggap paling besar. Tapi sayang dari kolam yang cukup luas hanya seekor saja buaya yang tersisa. Konon katanya seekor buaya yang bernama Barin sudah mati. Aku terus melihat kawasan wisata tersebut. Sangat disayangkan memang,kawasan tersebut kurang terawat. Padahalmerupakan asei wisata yang sangat menjanjikan. Aku berharap kawasan ini bisa diperbaiki. Terlebih buaya yang tinggal dua ekor, sudah seharusnya dipikirkan bagaimana cara mengembangbiakannya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post